Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROJECK BASE LEARNING PjBL DI MASA NEW NORMAL

Para Pendidik pertama kali mengekplorasi konsep Kurikulum terintegrasi sudah sejak lama di gaungkan, terdapat empat pendekatan dalam kurikulum terpadu/Kurikulum Terintegrasi yaitu :   1.   1. Pendekatan Intradisipliner  I  Pendekatan ini terjadi ketika guru mengintegrasikan subdisiplin dalam suatu subyek mata pelajaran, contoh mengintegrasikan membaca, menulis dan komunikasi lisan dalam seni bahasa, atau mengintegrasikan geografi, ekonomi dan ilmu pemerintahan dalam IPS, Kimai, fisika dan Biologi serta bumi dan antariksa dalam IPA dan ini biasanya terjadi di tingkat Sekolah Menengah (SMP), diharapkan siswa mampu memahami hubungan antara sub disiplin yang berbeda dan hubungannya dalam dunia nyata.        2. Pendekatan Interdisipliner   Pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satu diantaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Para Pendidik pertama kali mengekplorasi konsep Kurikulum terintegrasi sudah sejak lama di gaungkan, terdapat empat pendekatan dalam kurikulum terpadu/Kurikulum Terintegrasi yaitu :

1. Pendekatan Intradisipliner

Pendekatan ini terjadi ketika guru mengintegrasikan subdisiplin dalam suatu subyek mata pelajaran, contoh mengintegrasikan membaca, menulis dan komunikasi lisan dalam seni bahasa, atau mengintegrasikan geografi, ekonomi dan ilmu pemerintahan dalam IPS, Kimai, fisika dan Biologi serta bumi dan antariksa dalam IPA dan ini biasanya terjadi di tingkat Sekolah Menengah (SMP), diharapkan siswa mampu memahami hubungan antara sub disiplin yang berbeda dan hubungannya dalam dunia nyata.

     2. Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satu diantaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajar

3. Pendekatan Multidisipliner

   Pendekatan ini adal konsep, materi atau pokok bahasan yang dipadukan secara tematik harus berada pada kelas yang sama , semester yang sama dan jadwal yang sesuai satu dengan lainnya

Pendekatan ini adal konsep, materi atau pokok bahasan yang dipadukan secara tematik harus berada pada kelas yang sama , semester yang sama dan jadwal yang sesuai satu dengan lainnya


    4. Pendekatan Transdisipliner

Adalah pendekatan lintas mata pelajaran, Alberta Education (007) menyebutkan ciri-ciri nya  sebagai berikut

  1. Focus pada siswa, dimulai dari pertanyaan dan proyek
  2. Menekankan konteks permasalahan yang nyata
  3. Menekankan pada pengetahuan dan keterampilan yang saling  berhubungan dan saling tergantung,
  4. Pengetahuan dan keterampilan dari bidang studi yang berbeda adalah focus dari proyek siswa
  5. Pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran di peroleh secara normal, dan keterampilan itu didapat selama dan sesudah melaksanakan proyek
  6. Meningkatkan inisiati, imajinasi dan reatifitas siswa,

Pendekatan ini , konsep, materi atau pokok bahasan yang dipadukan secara tematik harus berada pada kelas yang sama , semester yang sama dan jadwal yang sesuai satu dengan lainnya

Projeck Base Learning (PjBl) menurut para ahli :

Projeck-based learning enables students to embrace complexity, find relevance and joy in their learning, and enhance their capacity to make creative contributions to real-world problems.” Dr Preetha Ram

Menurut Trinato (2014), Projeck Based Learning  adalah model pembelajaran  yang melibatkan siswa dalam  kegiatan pemecahan masalah  dan memberi peluang pada siswa  bekerja secara otonom mengkontruksi belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang  realistic.

Baker, Trygg dan Otto (2011) mengatakan “bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajan  yang menggunakan masalah sebagai  langkah awal dalam mengumpulkan  dan mengintegrasikan  pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.  Dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melibatkan siswa secar langsung melalui  kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek tertentu. Keunggulan model pembelajaran berbasis proyek adalah :

  1. Mampu  meningkatkan dan mengembangkan berbagai keterampilan dasar siswa  dalam mengekplorasi, penilaian interpretasi dan sintesa informasi /keterampilan berpikir, membuat keputusan.
  2. Meningkatkan daya inovasi dan daya kreatifitas
  3. Meningkatkan kemampuna menyelesaikan masalah
  4. Meningkatkan kemandirian  dan kepercayaan diri siswa.

Karakteristik pembelajaran  berbasis proyek ( Projeck Based Learning) , menurut Buck Institute for education dalam Trianto (2014:43)   adalah :

  1. Siswa sebagai pembuat keputusan dan pembuat kerangka kerja
  2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
  3. Siswa sebagai perancang proses dalam mencapai hasil
  4. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan kemudian mengelola informasi yang dikumpulkan
  5. Melaluka evaluasi secara kontinyu
  6. Siswa senantiasa teratur untuk melihat kembali proses yang  mereka kerjakan
  7. Hasil akhir berupa karya/produk yang  dievaluasi kualitasnya
  8. Kelas memberi atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

Dibawah ini saya paparkan contoh  Belajar  Dari Rumah berbasis Proyek yang  searah dengan yang disampaikan oleh Sumar Hendayana,Ph.D dalam pemaparannya di Lesson Study Forum ke-7 dihadapan   para kepala sekolah, wakasek Kurikulum, Pengawas sekolah  dan Unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang. silahkan  dicek kembali di :

Alternatif  model BDR berbasis proyek pada masa Covid-19

Sebuah sodoran altenatif  pembelajaran dirumah ditahun ajaran baru 2020-2021 yang masuk ke fase New Normal.                                  

Silahkan baca lebih lanjut di :


ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "PROJECK BASE LEARNING PjBL DI MASA NEW NORMAL "

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.