Relaksasi Kurikulum TLC
Dr. Dian Sukamara,M.Pd (tengah) Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang |
Sistem pendidikan nasional kita tidak dibangun untuk menangani kejadian pandemi. Apalagi pandemi yang berkepanjangan dan tidak tahu kapan berakhirnya seperti pandemi 19 saat ini. Misalnya bagaimana model pembelajaran masa pandemi yang sesuai belum pernah ada atau ditemukan.
Pembelajaran daring memang telah ada, tetapi bagaimana pembelajaran daring dilakukan di masa pandemi yang efektif belum ada.
Oleh karena itulah, sangat tepat bagi teman-teman guru khususnya jenjang SMP telah membangun sebuah usaha kreatif yang cukup inovatif dari guru-guru di Kab. Sumedang dalam memenuhi hak belajar bagi anak-anak dengan merumuskan sebuah relaksasi kurikulum modul TLC di gurusumedang.com.
Territory Learning Community (TLC) adalah komunitas belajar berbasis kewilayahan yaitu Konsep penyelenggaraan pendidikan sebagai wahana untuk memberdayakan pendidikan dengan dukungan potensi masyarakat pada suatu wilayah tertentu guna mencapai tujuan pendidikan dengan mengkomodasikan berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat, serta mengimplementasikannya ke dalam kurikulum dan pembelajaran yang khas dan terstruktur, sehingga kompetensi lulusannya memenuhi standar tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan (Ciri Sabumi Cara Sadesa).
Adapun yang menjadi arah dan sasaran adalah:
- pendidikan diarahkan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki seseorang sehingga menuntut adanya lingkungan yang kondusif bagi kebutuhan belajarnya,
- manusia sebagai mahluk sosial, membutuhkan berbagai nilai yang berkembang di masyarakat untuk kepentingan kelangsungan hidupnya.
Ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah :
- Pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh. Sekolah ini tidak akan merasa kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena sering mengakses aplikasi pembelajaran.
- kelompok kedua adalah sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring. Pemberian tugas dari guru kepada siswa dikirim melalui Whatsapp, tidak berinteraksi secara langsung.
- Sedangkan kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi.
Menyikapi permasalahan pada kelompok ketiga ini perlu kiranya mempertimbangkan untuk dapat diselenggarakannya pendidikan dengan secara proporsional menjalankan perlindungan keselamatan anak. Diantaranya dengan Territory Learning Community (TLC)” melalui pendekatan Society Healt Literacy.
Silahkan Unduh : Modul TLC sebagai Solusi Alternatif Pembelajaran dimasa PPKM
Selamat berjuang terus berkarya
Konsep nya keren, emang perlu pengklasifikasian anak berdasarkan daya dukun infrastruktur yg tersedia untuk memberikan pembelajaran yang sesuai.
BalasHapusSemoga Pandemi segera berakhir
aamin
Hapus