Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CP Pendidikan Agama Khonghucu Revisi 2023

CP Pendidikan Agama Khonghucu Revisi 2023 | Berdasarkan surat edaran nomor 1152/H3/SK.02.01/2023  tertanggal 4 September 2023  Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang revisi Capaian Pembelajaran pada PAUD, SD, SMP, dan SMA.   

Capaian Pembelajaran /CP Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Revisi 2023

Hakikat dan esensi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti tertuang dalam makna mendidik. Mendidik adalah proses atau usaha menumbuhkan sifat-sifat baik manusia dan menolong dari kekhilafannya.

A. Rasional 

Hakikat dan esensi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti tertuang dalam makna mendidik. Mendidik adalah proses atau usaha menumbuhkan sifat-sifat baik manusia dan menolong dari kekhilafannya. 

Tersurat dalam Catatan Kesusilaan (Lĭjì 礼记) tentang empat kekhilafan seorang pelajar, yaitu: 

  • khilaf karena terlalu banyak yang dipelajari (duōshī 多失); 
  • khilaf karena terlalu  sedikit yang dipelajari (guăshī 寡失); 
  • khilaf karena menggampangkan (yìshī 易 失); dan 
  • khilaf karena ingin segera berhenti belajar (zhíshì 止失). 

Keempat masalah ini timbul di hati yang tidak sama. Bila diketahui akan hatinya, kemudian akan dapat menolong mereka dari kekhilafan itu. 

Sedangkan Pendidikan sangat menekankan adanya suatu pandangan bahwa watak sejati manusia itu pada dasarnya baik. Atas dasar keyakinan bahwa watak sejati manusia itu baik, maka esensi pendidikan adalah mengajar sekaligus 

mendewasakan, dan pendidikan dalam agama Khonghucu pada hakikatnya menjadikan orang lebih baik, bertahan pada fitrah atau kodrat alaminya (xìng 性), dan menolong dari kekhilafan- kekhilafan.  

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti secara khusus bertujuan membentuk manusia berbudi luhur (Jūnzĭ 君子) yang mampu menggemilangkan kebajikan watak sejatinya, mengasihi sesama dan berhenti pada puncak kebaikan. 

Pribadi yang luhur inilah merupakan pondasi dalam menjawab tantangan perubahan zaman dan membangun peradaban manusia dari masa ke masa. Oleh karena itu, pendidikan secara umum bertujuan untuk mengubah rakyat dan menyempurnakan adat istiadatnya. 

Tersurat dalam catatan kesusilaan, “Bila penguasa selalu memikirkan atau memperhatikan perundang-undangan, dan mencari orang baik dan tulus, ini cukup untuk mendapat pujian, tetapi tidak cukup untuk menggerakkan orang banyak. 

Bila ia berusaha mengembangkan masyarakat yang bajik dan bijak, dan dapat memahami mereka yang jauh, ini cukup untuk menggerakkan rakyat, tetapi belum cukup untuk mengubah rakyat. 

Bila ingin mengubah rakyat dan menyempurnakan adat istiadatnya, dapatkah kita tidak harus melalui pendidikan?” (Lĭjì 礼记 XVI: 

1) Peran dan fungsi Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti sangat erat hubungannya dengan keteladanan dan nasihat Nabi Kŏngzĭ (孔子). Nabi Kŏngzĭ (孔子) memberikan bimbingan untuk senantiasa meneliti hakikat tiap perkara sehingga mampu memiliki pengetahuan yang cukup. 

Pengetahuan yang cukup, maka dapatlah dicapai tekad yang beriman. Dengan tekad yang beriman, maka dapatlah meluruskan hati (mengendalikan nafsu) dan bersikap tepat. 

Dengan hati lurus dan sikap yang tepat inilah seseorang mampu membina dirinya dengan baik. Diri yang terbina akan mampu membereskan rumah tangganya. Dengan rumah tangga yang beres, maka barulah dapat dicapai negara teratur. Dan negara yang teratur barulah dapat dicapai damai di dunia. 

Ajaran agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan harus dapat memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan. Sesuai dengan tujuan pendidikan di atas, Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti sangat berperan membentuk pribadi-pribadi yang luhur dan terbina. 

Diri yang terbina akan berpengaruh pada keberesan rumah tangga. Jika ada keberesan dalam setiap rumah tangga maka akan tercapai keteraturan dalam negara. Jika setiap negara teratur maka akan dapat dicapai damai didunia. 

Tersurat di dalam kitab Ajaran Besar (Dàxué 大学) Bab Utama Pasal 4 dan 5: “Orang jaman dahulu yang hendak menggemilangkan kebajikan yang bercahaya itu pada tiap umat di dunia, ia lebih dahulu berusaha mengatur negerinya; 

  • untuk mengatur negerinya, ia lebih dahulu membereskan rumah tangganya; 
  • untuk membereskan rumah tangganya, ia lebih dahulu membina dirinya; untuk membina dirinya, ia lebih dahulu meluruskan hatinya; 
  • untuk meluruskan hatinya, ia lebih dahulu mengimankan tekadnya; 
  • untuk mengimankan tekadnya, ia lebih dahulu mencukupkan pengetahuannya; 
  • dan untuk mencukupkan pengetahuannya, ia meneliti hakikat tiap perkara dan
  •  “Dengan meneliti hakikat tiap perkara dapat cukuplah pengetahuannya; 
  • dengan cukup pengetahuannya akan dapatlah mengimankan tekadnya; 
  • dengan tekad yang beriman akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus akan dapatlah membina dirinya; 
  • dengan diri yang terbina akan dapatlah membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres akan dapatlah mengatur negerinya; 
  • dan dengan negeri yang teratur akan dapat dicapai damai di dunia.” 

Semuanya itu dimulai dari pembinaan diri sebagai pokok. Apabila setiap insan mampu membina diri dengan baik maka jalan suci (Dào 道)akan tumbuh 

dan berkembang baik. Oleh karena itu, perilaku Jūnzĭ (君子) merupakan tujuan utama yang ingin dan harus dicapai dalam Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti baik di rumah, di sekolah maupun dalam kelembagaan agama Khonghucu. 

Maka sudah sewajarnya aspek perilaku Jūnzĭ (君子) harus menjadi porsi terbesar dan utama dalam Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di sekolah. 

Ruang lingkup Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti meliputi usaha memuliakan hubungan manusia dengan Tiān (天) sebagai pencipta 

dengan prinsip satya kepada Tiān (天); memuliakan hubungan dengan manusia sebagai sesama, dengan prinsip tepa salira/tenggang rasa kepada sesama manusia (rén 人), dan usaha memuliakan hubungan dengan alam 

sebagai sarana, dengan prinsip selaras/harmonis dengan alam semesta (dì 地 ). 

Prinsip Pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti terdiri atas 3 hal: 

  1. menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan dan membangun kemauan, 
  2. siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas, dan 
  3. mencari tahu, bukan diberi tahu. 

Secara mendetail dijelaskan sebagai berikut: 

Menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan dan membangun kemauan, Sebagaimana telah ditegaskan di atas tentang cara seorang bijaksana memberikan pendidikan: Di depan “… Ia membimbing berjalan dan tidak menyeret; di tengah, “Ia menguatkan dan tidak menjerakan; Di belakang, “Ia membuka jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian. 

Membimbing berjalan, tidak menyeret menumbuhkan keharmonisan; menguatkan dan tidak menjerakan, itu memberi kemudahan; dan, membukakan jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir. Menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itu pendidikan yang baik.” 

Siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas, Kŏngzĭ (孔子) bersabda, “Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat kujadikan guru; Ku pilih yang baik, Ku ikuti dan yang tidak baik Ku perbaiki.” (Lúnyŭ 论语 VII: 22), “Di dalam kesusilaan (lĭ 礼) 

Ku dengar bagaimana mengambil seseorang sebagai suri teladan, tidak Ku dengar bagaimana berupaya agar diambil sebagai teladan. Di dalam kesusilaan Ku dengar bagaimana orang datang untuk belajar, tidak Ku dengar bagaimana orang pergi untuk mendidik.” 

“Biar ada makanan lezat, bila tidak dimakan, orang tidak tahu bagaimana rasanya; biar ada Jalan Suci yang Agung, bila tidak belajar, orang tidak tahu bagaimana kebaikannya. Maka belajar menjadikan orang tahu kekurangan dirinya, dan mengajar menjadikan orang tahu kesulitannya. 

Dengan mengetahui kekurangan dirinya, orang dipacu mawas diri; dan dengan mengetahui kesulitannya, orang dipacu menguatkan diri (Zì Qiáng 自强). Maka dikatakan, “Mengajar dan belajar itu saling mendukung. “Nabi Yue bersabda, “Mengajar itu setengah belajar.” (Shūjīng 书经 IV. VIII. C. 5) Ini kiranya  memaksudkan hal itu.” (Lĭjì 礼记 XVI: 3) 

Mencari tahu, bukan diberi tahu; Nabi Kŏngzĭ (孔子) bersabda, “Kepada yang tidak mau bersungguh-sungguh, tidak perlu diberi petunjuk. Kepada yang tidak mau berterus-terang, tidak perlu diberi nasehat. Kepada yang sudah diberi tahu tentang satu sudut, tetapi tidak mau berusaha mengetahui ketiga sudut yang lain, tidak perlu diberitahu lebih lanjut.” (Lúnyŭ 论语 VII: 8) 

“Kalau di dalam membimbing belajar orang hanya mencatat pertanyaan, itu belum memenuhi syarat sebagai guru orang. Tidak haruskah guru mendengar pertanyaan? Ya, tetapi bila murid tidak mampu bertanya, guru wajib memberi uraian penjelasan, setelah demikian, sekalipun dihentikan, itu masih boleh.” (Lĭjì 礼记 XVI: 19) 

Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik. Mengajar berarti berpartisipasi dengan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi. Guru berperan sebagai mediator, fasilitator, dan pelatih. 

“Kini, orang di dalam mengajar, (guru) bergumam membaca tablet (bilah bambu) yang diletakkan di hadapannya, setelah selesai lalu banyak-banyak memberi pertanyaan. 

Mereka hanya bicara tentang berapa banyak pelajaran yang telah dimajukan dan tidak diperhatikan apa yang telah dapat dihayati; ia menyuruh orang dengan tidak melalui cara yang tulus, dan mengajar orang dengan tidak sepenuh kemampuannya. Cara memberi pelajaran yang demikian ini bertentangan dengan kebenaran dan yang belajar patah semangat. 

Dengan cara itu, pelajar akan putus asa dan membenci gurunya; mereka diuji oleh kesukaran dan tidak mengerti apa manfaatnya. Biarpun mereka nampak tamat tugas-tugasnya, tetapi dengan cepat akan meninggalkannya. Kegagalan pendidikan, bukankah karena hal itu?” (Lĭjì 礼 记 XVI: 10) 

Capaian Pembelajaran /CP Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Revisi 2023

B. Tujuan 

Mata pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti bertujuan: 

  1. membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tiān (天) serta berakhlak mulia, mampu menjaga kedamaian, kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama” dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta kehidupan masyarakat dunia; 
  2. membentuk manusia berbudi luhur (Jūnzĭ 君子) yang mampu mengembangkan kebajikan watak sejatinya, mengasihi sesama dan berhenti pada puncak kebaikan, menumbuhkan sifat-sifat baik peserta didik dan menolongnya dari kekhilafan; 
  3. memastikan peserta didik teguh dalam usaha menumbuhkembangkan iman melalui pemahaman, penghayatan, pengamalan, tentang watak sejatinya (xìng 性) sehingga dapat bertahan pada kodrat suci yang difirmankan Tiān (天); 
  4. mengembangkan pemahaman mewujudkan manusia yang sadar tugas dan tanggung jawabnya baik secara vertikal kepada Tiān (天), maupun secara horizontal kepada sesama manusia dan alam semesta. 

Capaian Pembelajaran /CP Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Revisi 2023

C. Karakteristik 

Agama Khonghucu diturunkan melalui para nabi lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai penerima wahyu terakhir, menggenapi tugas kenabianNya dengan menyunting dan memberikan beberapa catatan kitab-kitab terdahulu sebagai karya kenabianNya. 

Hal ini dilakukan dengan melakukan pengembaraan selama tiga belas tahun ke berbagai negeri. Kitab-kitab tersebut dikenal sebagai Kitab yang Mendasari (Wŭjīng 五经) yakni ;

  • Kitab Sanjak (Shījīng 诗经), 
  • Kitab Dokumentasi Sejarah Suci (Shūjīng 书经), 
  • Kitab Perubahan/Kejadian dan Peristiwa Alam Semesta (Yìjīng 易经), 
  • Kitab Kesusilaan, Tata Agama, Peribadahan, dan Pemerintahan (Lĭjīng 礼经) dan 
  • Kitab Catatan Sejarah Zaman Chūnqiū 春秋 (Chūnqiūjīng 春秋经). 
Seiring  berkembangnya zaman, agama Khonghucu mengalami pembaharuan dengan tersusunnya :

  • Kitab Bakti (Xiàojīng 孝经) dan 
  • Kitab yang Pokok (Sìshū 四书). :Kitab Sìshū (四书) terdiri dari ;
    • Kitab Ajaran Besar (Dàxué 大学), 
    • Tengah Sempurna (Zhōngyōng 中庸), 
    • Sabda Suci (Lúnyŭ 论语) dan 
    • Mèngzĭ (孟子). 
Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman agama Khonghucu. Melalui kitab suci tersebut, kita dapat mempelajari keimanan dan hukum suci perubahan; kehidupan dan kondisi masyarakat saat pemerintahan raja suci Yáo (尧) dan Shùn (舜) serta raja suci pendiri ketiga dinasti sampai dengan  masa kehidupan Nabi Kŏngzĭ (孔子); ritual dan persembahyangan; sikap dan perilaku seorang yang luhur budi (Jūnzĭ 君子). 

Inilah pentingnya kitab suci sebagai sumber ajaran sebuah agama. Nabi Kŏngzĭ (孔子) mengajarkan pembinaan diri sebagai pondasi dalam mewujudkan Kebersamaan Agung (dàtóng 大同). Diri yang terbina akan mampu membereskan rumah tangga, mengatur negara dan menciptakan damai di dunia. Nabi Kŏngzĭ (孔子) mengajarkan pembinaan diri menjadi seorang Jūnzĭ (君子) yakni orang yang luhur budi dan memberikan manfaat bagi sesama dan semesta. Keteladanan para raja suci, para nabi merupakan teladan terbaik dalam pembinaan diri. Inilah pentingnya mempelajari sejarah suci dan penerapan perilaku Jūnzĭ (君子) dalam agama Khonghucu. 

Pembinaan diri tidak dimaksudkan hanya menyempurnakan diri sendiri, melainkan juga menyempurnakan segenap wujud. 

Konsep Sāncái (三才)  (Tiāndìrén 天地人) merupakan kenyataan yang ada dalam kehidupan ini.  Ajaran Nabi Kŏngzĭ (孔子) lebih menekankan pada kehidupan saat ini, hal ini dilandasi pemahaman hukum pangkal dan ujung. Mengabdi kepada Tiān (天)  dilakukan dengan menjaga hati dan merawat watak sejati (xìng 性). 

Capaian Pembelajaran /CP Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Revisi 2023

Memelihara alam adalah cara mengabdi kepada bumi (dì 地). Berbakti kepada orang tua merupakan bakti tertinggi kepada manusia (rén 人). Inilah pentingnya memahami landasan keimanan dalam agama Khonghucu. 

Keimanan dari dalam diri diwujudkan dalam ritual dan persembahyangan kepada Tiān (天), dì (地) dan rén (人). Dalam bersujud dan bersembahyang dilandasi oleh semangat penuh iman, percaya, satya dan sujud/hormat (chéng-xìn-zhōng-jìng 诚信忠敬). Ritual dan persembahyangan menjadi sarana 

pembinaan daya hidup rohani manusia sehingga mampu untuk senantiasa menjaga sifat baiknya (xìng 性). Inilah pentingnya memahami tata ibadah dalam agama Khonghucu. Demikianlah karakteristik ajaran dalam agama Khonghucu. 

Mata pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti digambarkan melalui 5 elemen yang meliputi ;

  1. Sejarah Suci, mempelajari tentang sejarah para nabi dan tokoh agama Khonghucu
  2. Kitab Suci, mempelajari kitab suci Sìshū (四 书), Wŭjīng (五经), dan Xiàojīng (孝经); 
  3. Keimanan, mempelajari  tentang konsep Yīnyáng (阴阳), konsep sāncái (三才) (Tiāndìrén 天地人) dan Nabi Kŏngzĭ (孔子) sebagai Tiān Zhī Mùduó (天之木铎); 
  4. Tata Ibadah ; mempelajari tentang peribadahan dan kesusilaan (lĭ 礼)
  5. Perilaku Jūnzĭ (君子); Perilaku Jūnzĭ (君子), mempelajari tentang hidup mengikuti watak sejati (xìng 性). 

Kelima elemen tersebut dicapai dengan kecakapan dalam pembinaan diri, empati, komunikasi, refleksi, berpikir kritis, kreatif dan kolaborasi, serta berwawasan moderasi beragama.  

Download CP Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Revisi 2023

Selengkapnya capaian pembelajaran/CP pendidikan Agama Khonghucu bisa anda simak dibawah ini :


Atau untuk download CP pendidikan Agama Khonghucu silahkan klik tombol biru berikut :


Sedangkan CP revisi Terbaru 2023 untuk semua jenjang bisa anda kunjungi : CP Revisi Terbaru 2023

Demikian CP Pendidikan Agama Khonghucu Revisi 2023, semoga bermanfaat untuk yang menggunakannya.

ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "CP Pendidikan Agama Khonghucu Revisi 2023"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.