Tanya Jawab Lengkap Seputar Asesmen Nasional
Daftar isi:
Tanya jawab seputar AKM ini diambil dari sumber :
Tujuan
T : Apa itu Asesmen Nasional ?
J : adalah program penilaian mutu sekolah,madrasah dan sederajat, yang dilihat dari hasil belajar murid dengan pengukuran (literasi, Numerasi dan karakter) juga kualitas KBM dan memotret iklim sekolah yang mendukung pembelajaran dengan alat ukur : Asesmen kompetensi minimal(AKM), survery karakter,Survey Lingkungan Belajar.
T : Mengapa perlu diadakan asesmen Nasional ?
J : Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi
akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.
Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau :
- perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan
- kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid.
Asesmen Nasional juga memberi gambaran
tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk
mencapai tujuan utama tersebut.
Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan
untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran
T : Apakah Asesmen Nasional menentukan kelulusan Peserta didik ?
J : Tidak, Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen
Nasional diberikan kepada murid bukan di akhir jenjang satuan
pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menilai
peserta didik yang menjadi peserta asesmen.
Hasil Asesmen
Nasional tidak akan memuat skor atau nilai peserta didik secara
individual. Seperti dijelaskan sebelumnya, hasil Asesmen Nasional
diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran.
Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan
peserta didik. Penilaian untuk kelulusan peserta didik merupakan
kewenangan pendidik dan satuan pendidikan.
T : Siapa yang menjadi peserta Asesmen Nasional ?
J : Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat
dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang
dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional
akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang
dipilih secara acak oleh Pemerintah.
Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada
pada tahap akhir program belajarnya. Selain peserta didik, Asesmen
Nasional juga akan diikuti oleh guru dan kepala sekolah di setiap
satuan pendidikan.
Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala
sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas
proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.
T : Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian murid?
J : Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen
Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai
prestasi murid sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap
individu murid menjadi kewenangan pendidik.
Pemerintah melalui
Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem.
Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan
mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu,
tidak semua murid perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional.
Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target
dari Asesmen Nasional.
T : Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII dan XI?
J : Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya
perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI
dimaksudkan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional
dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih
berada di sekolah tersebut.
Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap
satuan pendidikan.
Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses
pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah
berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.
T : Apakah Asesmen Nasional menggantikan UN?
J : Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Namun
Asesmen Nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.
Sebagai alat untuk mengevaluasi mutu sistem, Asesmen Nasional
akan menghasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil
belajar serta proses pembelajaran di sekolah.
Laporan hasil Asesmen
Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik
yang berguna bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam proses
evaluasi diri dan perencanaan program.
T : Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?
J : Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi
Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih
karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan
diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya
di masa depan.
Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi
yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran.
Kemampuan
membaca yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan
tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan berpikir
logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya
dikembangkan melalui berbagai pelajaran.
Dengan mengukur literasi
dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca
dan berpikir logis-sistematis.
T : Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur karakter murid?
J : Asesmen Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar
kognitif murid namun juga memotret hasil belajar sosial emosional.
Asesmen nasional diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan,
serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid
di berbagai konteks yang relevan.
Hal ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa proses belajar-mengajar harus mengembangkan
potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif.
T : Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?
J : Asesmen Nasional mengukur kompetensi mendasar (general capabilities) yang dapat diterapkan secara luas dalam segala situasi.
Kompetensi mendasar ini perlu dipelajari oleh semua murid dan
sekolah, sehingga dibangun melalui pembelajaran beragam materi
kurikulum lintas mata pelajaran.
Target asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan
konten atau materi kurikulum menjadi tidak relevan karena di era
informasi saat ini, pengetahuan faktual semakin mudah diperoleh
dan diakses oleh hampir setiap orang. Sekedar mengetahui menjadi
tidak cukup dan kurang relevan.
Asesmen Nasional berfokus mengukur pada kemampuan murid untuk
menggunakan dan mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari
beragam materi kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan
masalah. Asesmen Nasional menggeser fokus dari keluasan pengetahuan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum.
T : Apa peran Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal?
J :Warga belajar diwajibkan menempuh ujian kesetaraan untuk
dinyatakan lulus pendidikan non-formal. Asesmen Nasional merupakan ujian kesetaraan yang menjadi salah satu syarat kelulusan.
Oleh karena itu, peserta Asesmen Nasional dalam pendidikan
jalur non-formal tidak dipilih secara acak oleh Kemdikbud.
Peserta
Asesmen Nasional pendidikan jalur non formal adalah warga belajar
yang mendaftarkan diri untuk ujian kesetaraan. Hasil ujian kesetaraan tersebut sekaligus digunakan sebagai Rapor PKBM
Instrumen
AKM VS UN
T : Apa perbedaan AKM dengan UN?
J : Perbedaan instrumen AKM dengan UN dijelaskan pada tabel beriku
Intrumen Asesmen Nasional (AKM,survey Karakter,Survey Lingkungan Belajar
T : Instrumen apa saja yang akan digunakan dalam Asesmen Nasional?
J : Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
- Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid;.
- Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
T : Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?
J : Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur
literasi membaca dan numerasi matematika murid.
Konten yang diukur pada literasi membaca dan numerasi adalah
konten yang bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun
jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan, sehingga
sifatnya minimum.
T : Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?
J : AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca
dan literasi matematika (numerasi) murid.
Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang
mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
T : Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk murid dan untuk guru?
J : Tidak. Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali informasi
mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang
menunjang pembelajaran, namun pertanyaan akan disesuaikan
dengan perspektif respondennya.
T : Terdapat berbagai macam literasi, misalnya membaca, sains, digital, dan keuangan. Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut?
J : Tidak. AKM tahun 2021 hanya mencakup literasi membaca dan
literasi matematika (numerasi).
T : Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?
J : Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau
dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks.
bagan berikut menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca
serta numerasi.
Soal dan Kisi-kisi
T : Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?
J : Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
- Pilihan ganda , murid memilih satu jawaban benar dalam soal
- Pilihan Ganda Komplek, murid bisa memilih lebih satu jawaban yang benar salam satu soal
- Menjodohkan, Murida menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dan jawabannya
- Isian singkat, murid bisa menjawab berupa bilangan , kata, untuk menyebutkan nama benda,tempat atau jawaban pasti lainnya
- Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
T : Berapa banyak soal yang akan dikerjakan murid saat AKM?
J : Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi
membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan
mengerjakan 36 soal.
T : Apakah murid memperoleh soal setara dengan murid lainnya?
J : AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan
menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri.
T : Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah seperti soal UN pembagian porsinya?
J : Tidak. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari
semua murid tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu
seluruh murid akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang
sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM .
T : Apakah ada contoh-contoh soal latihan AKM yang disediakan secara khusus?
J : Ya. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM pada laman:
T : Adakah semacam kisi-kisi untuk mengikuti asesmen nasional? Kapan dan di mana kami dapat memperolehnya?
J : Tidak ada kisi-kisi. AKM disusun berdasarkan indikator-indikator
kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang
bersifat kontinum. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk
setiap indikator kompetensi pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.
Perangkat dan persiapan infrastruktur
T : Apa saja perangkat yang dapat digunakan untuk Tes ini?
J : Perangkat yang harus disiapkan adalah :
- Menggunakan komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1360 x 768, dan Windows 7 ke atas, BW 20 MBps untuk 50 peserta
- Tersedia jaringan internet (offline/online)
- Operator teknis
T : Apakah pemerintah sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya AKM ?
J : Sarana prasarana dapat disiapkan oleh sekolah salah satunya melalui
bantuan pemerintah. Cara lainnya adalah menumpang di sekolah
terdekat atau meminjam komputer dari orangtua, instansi lain, atau
pihak lainnya
Pelaksanaan
Peserta
T : Siapa saja yang harus mengikuti Asesmen Nasional?
J : Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan terdiri
atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang dipilih dengan
stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud.
Jenjang SD/MI, kelas V
maksimal 30 murid, jenjang SMP/MTS, SMA/MA, SMK kelas VIII dan
XI maksimal 45 murid setiap satuan pendidikan.
T : Siapa saja yang mengikuti AKM?
J : Peserta AKM adalah semua murid yang menjadi responden Asesmen
Nasional.
Guru maupun kepala sekolah TIDAK mengerjakan AKM.
T : Apakah Asesmen Nasional wajib diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia?
J : Ya, Asesmen Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah
maupun PKBM di wilayah
Indonesia.
T : Bolehkah SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang jumlah muridnya kurang dari 45 tidak ikut Asesmen Nasional?
J : Tidak. Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional.
Jika jumlah murid kurang dari 45, maka semua murid akan menjadi
responden. Begitu pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI,
jika jumlah murid kurang dari 30, maka semua murid akan menjadi
responden.
T : Bagaimana penentuan murid yang mengikuti Asesmen Nasional?
J : Murid akan dipilih secara acak oleh Kemdikbud dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel murid karena dapat memengaruhi
hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.
T : Berapa persen batas minimal, banyaknya guru yang mengikuti Asesmen Nasional?
J : Tidak ada batas minimal. Target responden Asesmen Nasional adalah
semua guru baik status kepegawaian tetap maupun pegawai lepas/
honorer. Tujuan Survei Lingkungan Belajar adalah menggali informasi
yang dapat mencerminkan kondisi sekolah sesungguhnya. Sehingga
tingkat partisipasi yang tinggi diharapkan mampu memberikan
cerminan yang lebih baik.
T : Bolehkah murid kelas IX ikut mendaftar AKM untuk menguji kemampuan literasi?
J : Tidak boleh. Responden AKM dipilih secara acak oleh Kemdikbud
untuk target sasaran kelas V, kelas VIII, dan kelas XI.
Waktu Pelaksanaan
T : Kapan AKM akan dilaksanakan?
J : Direncanakan pelaksanaan AKM untuk murid kelas VIII jenjang SMP/MTs, serta kelas IX jenjang SMA/MA, dan SMK akhir Maret 2021, pelaksanaan AKM untuk murid kelas V jenjang SD/MI adalah di bulan Agustus 2021.
T : Berapa lama waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?
J : Asesmen Nasional terdiri atas: (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan
Survei Lingkungan Belajar.
Alokasi waktu sesi asesmen maupun survei berbeda untuk murid kelas V dengan murid kelas VIII serta XI. Alokasi waktu asesmen dapat dilihat pada tabel berikut:
Teknis pelaksanaan
SOSIALISASI dan UJI COBA
T : Apakah akan diadakan uji coba AKM dan Survei Karakter serta kapan pelaksanaannya?
J : Uji coba akan dilaksanakan satu bulan sebelum pelaksanaan AKM melalui mekanisme gladi bersih. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan lancar serta mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional dipahami oleh setiap pihak yang terlibat. Selain uji coba, Kemdikbud menyelenggarakan simulasi AKM untuk mengenalkan model soal AKM dan memberi kesempatan kepada murid untuk familiar dengan aplikasi serta ragam soal AKM.
TEKNIS PELAKSANAAN
T : Bagaimana teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, apakah sama seperti UNBK semi daring?
J : Terdapat sejumlah modifikasi pada teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, seperti bentuk soal, maupun sistem adaptif. Namun secara umum tenaga teknis yang mampu melakukan UNBK semi daring akan mudah mempelajari sistem pelaksanaan Asesmen Nasional.
T : Bagaimana aturan pelaksanaan di sekolah? (pengawasan, pendanaan, pengaturan peserta setiap ruang)
J : Aturan pelaksanaan di sekolah akan dituangkan lebih detail di dalam
Prosedur Operasional Standar (POS) Asesmen Nasional.
T : Bagaimana bila terdapat guru yang tidak mengikuti Survei Lingkungan Belajar?
J : Kemdikbud memberikan alokasi waktu dua minggu untuk guru
mengisi Survei Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam tenggat waktu
tersebut semua guru akan berpartisipasi. Partisipasi setiap guru
di dalam Survei Lingkungan Belajar akan mempengaruhi akurasi
gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.
T : Apakah pelaksanaan AKM dapat dilakukan lebih dari satu sesi? berapakah jumlah sesi yang diijinkan setiap harinya?
J : Setiap sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk jenjang
SD sederajat dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat.
Oleh karena itu, dalam satu hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes.
Pembagian waktu setiap sesi digambarkan pada tabel berikut:
T : Bisakah guru melakukan Asesmen Nasional (Survei Lingkungan Belajar) dari rumah?
J : Ya. Pengisian Survei Lingkungan Belajar secara daring dapat
dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.
T : Apakah tahapan yang dilakukan sekolah untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UNBK?
J : Tidak. Meskipun sebagian besar tahapan sama, tetapi proses pendataan di Asesmen Nasional berbeda dengan UNBK karena ada pemilihan murid serta pendataan responden guru.
T : Pada saat UNBK ada sekolah yang bergabung dengan sekolah lain, apakah Asesmen Nasional juga dapat menerapkan hal yang sama?
J : Ketika pelaksanaan Asesmen Nasional, sekolah dapat menginduk
ke sekolah lain yang kondisi infrastrukturnya lebih memadai. Namun
pelaporan hasil akan tetap dipisahkan untuk masing-masing satuan
pendidikan.
T : Apakah persiapan untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UN, seperti adanya proktor, teknisi, dsb?
J : Ya. Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi sistem UNBK
dengan modifikasi. Modifikasi meliputi ragam format soal tidak
hanya pilihan ganda dan isian, namun ditambahkan format pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, serta uraian. Selain itu, pada AKM
soal-soal yang disajikan akan
adaptif terhadap kemampuan
murid dalam menjawab soalsoal sebelumnya. Proktor dan
teknisi berperan penting dalam
memastikan keberfungsian
infrastruktur sekolah, setup
aplikasi serta dukungan teknis
selama pelaksanaan Asesmen
Nasional.
T : Bagaimana pihak sekolah/madrasah menyiapkan murid untuk menghadapi AKM?
J : AKM mengukur kompetensi kecakapan hidup yang merupakan
hasil belajar murid lintas beragam mata pelajaran. Oleh karena itu,
keberhasilan di AKM tidak melalui proses drilling soal-soal. Satuan
pendidikan diharapkan mewujudkan proses pembelajaran yang
mendorong terbangunnya kompetensi serta karakter murid.
Untuk mengenalkan murid pada beragam format soal AKM serta
aplikasi AKM, Kemdikbud akan menyelenggarakan simulasi serta
gladi bersih. Satuan pendidikan diharapkan aktif mengikuti simulasi
dan gladi bersih sebagai upaya menyiapkan murid menghadapi AKM.
Selain itu, Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap
indikator kompetensi pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.
SARANA PENDUKUNG
T : Bagaimana cara mengatasi kendala jika sarana pendukung pelaksanaan AKM kurang memadai?
J : Bila tidak memadai :
- Sekolah dapat menumpang sekolah lain terdekat yang memiliki infrastruktur lebih memadai.
- Sekolah dapat meminjam komputer/laptop dari orang tua atau dari instansi lain.
T : Bila ada kendala sehingga tes terputus, apakah soal yang telah dikerjakan otomatis tersimpan?
J : Ya. Aplikasi AKM secara otomatis akan melakukan penyimpanan
data ketika murid menekan tombol soal berikutnya. Kendala lampu
padam atau putus koneksi tidak menyebabkan murid mengulang
asesmen dari awal.
T : Karena keterbatasan sarana mungkinkah sekolah mengikuti Asesmen Nasional secara manual?
J : Tidak. Ragam stimulus serta format soal AKM menuntut cetakan
berwarna dengan jumlah halaman yang tidak sedikit disajikan dalam
asesmen kertas dan pensil. Selain itu pengujian secara adaptif tidak
mudah diadopsi dalam asesmen berbasis kertas dan pensil.
Tindak Lanjut
T : Bagaimana cara AKM memotret kemajuan proses belajar?
J : Laporan AKM akan memberikan potret level kompetensi murid di
setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi. Hasil
antar tahun dapat diperbandingkan dan dijadikan salah satu indikasi
kemajuan proses belajar di setiap satuan pendidikan.
T : Apakah Asesmen Nasional akan digunakan untuk memeringkatkan sekolah di Indonesia?
J : Tidak. Asesmen Nasional digunakan sebagai alat refleksi bagi setiap
satuan pendidikan untuk mampu melakukan langkah perbaikan.
T : Apakah ada nilai/skor minimal dalam AKM?
J : Tidak. AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi. Diharapkan semua murid mencapai level kompetensi cakap
atau mahir.
T : Apakah murid yang sama yang pernah mengikuti tes AKM bisa mengulang kembali tes AKMnya, jika nilainya rendah?
J : Tidak, karena AKM tidak bertujuan untuk mengukur kompetensi di
tingkat individu murid.
T : Dapatkah murid kelas XI yang mengikuti AKM mengetahui hasil AKMnya?
J : Tidak. Setiap guru dapat memetakan kemampuan muridnya menggunakan instrumen AKM kelas. Hasil AKM nasional akan melaporkan
pada level sekolah, bukan pada level individu.
T : Bagaimana hasil Asesmen Nasional ini dimanfaatkan oleh sekolah?
J : Sekolah diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional sebagai
alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim
satuan pendidikan.
T : Apakah data hasil survei yang diperoleh sekolah berupa gambaran global satu sekolah?
J : Ya. Hasil Asesmen Nasional baik AKM maupun Survei akan dilaporkan
sebagai hasil sekolah dan tidak dilaporkan dalam level individu murid
maupun guru.
T : Adakah pelatihan guru terkait persiapan AKM atau setelah AKM?
J : Tidak ada pelatihan guru terkait persiapan AKM. AKM memotret
kompetensi kecakapan hidup yang tidak dapat di-drilling atau
diajarkan melalui bimbel. Oleh karena itu, fokus penguatan guru
adalah saat menindaklajuti hasil AKM: baik memaknai, memanfaatkan sebagai umpan balik proses pembelajaran serta penguatan
kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran serta merancang
asesmen yang berkualitas.
T : Apa tindak lanjut dari sekolah dengan hasil AKM ?
J : Sekolah diharapkan mampu merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level
serta fokus membangun kompetensi serta karakter murid.
Laporan
sekolah terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan diharapkan
ditindaklanjuti manajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program-program sekolah yang mendorong terciptanya iklim
belajar yang positif dan kondusif.
Posting Komentar untuk "Tanya Jawab Lengkap Seputar Asesmen Nasional"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu