Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya

“A room without books is like a body without a soul.”
― Marcus Tullius Cicero

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya,  Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup, sebagian besar proses pendidikan tergantung pada kemampuan literasi. Budaya lilterasi yang dimiliki dan tertanam dalam diri peserta didik  sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilannya, baik disekolah maupun dalam kehidupan masyarakat.

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya,  Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup, sebagian besar proses pemdidikan tergantung pada kemampuan dan kesadasarn literasi. budaya lilterasi yang dimiliki (tertanam dalam dirinya) peserta didik  sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilannya, baik disekolah maupun dalam kehidupan masyarakat.

Disisi lain OECD 2021 dalam laporan tentang "21st Century Readers Developing literacy skills in adigital world", tingkat kemampuan literasi pelajar Indonesia masih rendah dengan posisi di urutan ke 5 paling bawah dari 70 negara peserta , dengan nilai 371 dari rata-rata  OECD Dunia sebesar 487 berdasar hasil survey PISA tahun 2018.

Dibandingkan negara - negara ASEAN saja kita hanya bisa diatas Philipina sebagai negara dengan urutan terbontot dari 70 negara dan berada jauh dari negara-negara ASEAN Lainnya.

Hal paling dasar dari kegiatan literasi tiada lain adalah membaca, karena keterampilan membaca inilah yang akan menjadi pondasi  dalam mempelajari banyak hal, yang sangat mempengaruhi tingkat intelektualitas peserat didik. 

Membaca adalah pintu dalam menyerap pengetahuan dan menyelami dunia  yang bernilai dan bermanfaat untuk kehidupannya. 

Karena inilah kita memahami latar belakang lahirnya kebijakan Kemdikbudristek tentang Asesmen Nasional yang salah satunya mengukur Literasi membaca. 

Saat ini AKM  sedang berlangsung, pasca pengukuran AKM  hasilnya akan di berikan kepada satuan pendidikan sebagai feedback yang menggambarkan sejauh mana tingkat literasi dan numerasi para peserta didiknya

Lalu apa yang harus dilakukan satuan pendidikan dan guru-guru didalamnya setelah menerima Hasil dari AKM ? 

Salah satu yang harus terus dan kembali di hidupkan serta dijadikan budaya di tiap sekolah adalah gerakan literasi di sekolah (GLS), sebuah gerakan yang bukan hanya seketika program ini bergulir saja tapi harus menjadi ciri dan budaya utama disekolah. 

Untuk itu agar budaya literasi ini tercipta dan terbentuk berupa hasil peserta didik yang memiliki budaya literasi yang tinggi dengan menjadikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan menjadi KTSP Literasi.

Kenapa harus menjadi Kurikulum literasi ? karena rendahnya literasi membaca akan membwa pengaruh terhadap daya saing bangsa dalam persaingan global saat ini.

Kemampuan literasi sangat penting untuk keberhasilan individu dan negara dalam tataran ekonomi berbasis pengetahuan di percaturan global pada masa delan (Miler, 2016)

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya

Berikut ini contoh kegiatan-kegiatan literasi membaca  yang dapat diaplikasikan dan  dikembangkan di satuan pendidikan :

Tujuan Kurikulum Literasi ( membaca)  :

  1. membentuk budi pekerti luhur; 
  2. mengembangkan rasa cinta membaca;
  3. merangsang tumbuhnya kegiatan membaca di luar sekolah;
  4. menambah pengetahuan dan pengalaman;
  5. meningkatkan intelektual;
  6.  meningkatkan kreativitas;
  7. meningkatkan kemampuan literasi tinggi

Sasaran :

Guru dan Peserta didik

Tahapan Literasi 

  1. Tahap Pembiasaan
  2. Tahap Pengembangan
  3. Tahap Pembelajaran

Literasi Membaca dalam Kurikulum

1. Tahap Pembiasaan

1.1. membaca 15 Menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lainnya berdasrkan kesepakan sekolah

kegiatan yang merupakan upaya dalam embiasakan membaca pada siswa 
  • Guru memandu siswa untuk membaca kuranglebih selama 15 menit
  • guru dan sisw ammebaca selama limabelas menit
  • guru memotivasi sisw untuk gemar membaca

1.2. mengelola sudut baca

sudut membaca merupakan upaya dalam mendekatkan siswa pada buku. berikut ini salah satu alternatfi dalam mengelola sudut baca :
  • wali klas memandu siswa untuk membuat sudut baca
  • setiap siswa mendonasikan satu buku untuk sudut baca nya
  • membagi dan menugaskan  siswa mengelola administrasi peminjaman buku
  • seluruh siswa anggota kelas wajib meminjam buku untuk dibaca

1.3. Satu peserta didik satu buku sastra (1 tahun sekali)

Progam ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku sasrta di perpustakaan sekolah
  • siswa diminta membawa satu buku sastra
  • siswa membca buku yang dimiliki
  • stelah dibaca , buu tersebut disumbangkan pada perpustakaan sekolah
  • siswa dapat meminjam buku sastra yanglain disekolah
  • sekolah memiliki koleksi buku sastra lebih banyak

1.4. Wajib kunjung perpustakaan sekolah

Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk memanfaatkan perpustakaan dan menumbuhkan kegemaran dalam membaca di perpustakaan :
  • Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke per[[pustakaan pada setiap guru mata pelajaran
  • sesuai dengan jadwal yang diberikan setiap guru mata pelajaran membwa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustkaan

1.5. membacakan cerita

Program ini dilakukan untuk memotivasi siswa  membca lebih banyak lagi guru memilih buku /cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibcakan di depan siswa guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat tanya jawab dengan siswa tentang cerita yang telah dibacakan tahapan berikutnya siswa secara bergiliran diminta membaca cerita menarik lain dihadapan teman sekelasnya diadakan lomba membaca cerita bagi siswa setiap tahun
dok. www.gurusumedang.com
Program ini dilakukan untuk memotivasi siswa  membaca lebih banyak lagi
  • guru memilih buku /cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibcakan di depan siswa
  • guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat
  • tanya jawab dengan siswa tentang cerita yang telah dibacakan
  • tahapan berikutnya siswa secara bergiliran diminta membaca cerita menarik lain dihadapan teman sekelasnya
  • diadakan lomba membaca cerita bagi siswa setiap tahun

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya

2. Tahap Pengembangan

2.1. Mengelola sudut baca 

dalam mengelola sudut baca dapat dilakukan di tahap pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah. dibawah ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam mengelola sudut baca dalam tahap pengembangan :
  • wali kelas memandu siswa untuk membuat sudut baca kelas
  • setiap sisw amenyumbangkan satu buku yang dimilikinya untuk sudut baca kelas
  • dibentuk petugas pengelola administrasi peminjaman buku
  • selurh siswa wajib meminjam buku untuk dibaca
  • siswa membuat reesume hasil bacaannya
  • sisw amengumpulkan hasil resume di loker khusus
  • wali kelas memeriksa resume diloker sebulan sekali
  • siswa membuat perayaan hasil membaca., misalnya menceritakan hasil bacaan di depan kelas

2.2. Satu jam wajib baca (seminggu sekali)

kegiatn ini membentuk kebiasaan siswa gemar ...
  • membaca buku yang disukai
  • membuat resume
  • mengisi jurnal membaca
  • menceritakanisi buku

2.3. Kuis membaca pagi

program ini membiasakan siswa dengan kegiatan membaca pada pagi hari. medianya bisa berupa papan yang dilengkapi kotak-kotak kecil sebanyak jumlah mata pelajaran disekolah. kotak-=kotak ini untuk menempatan kertas-kertas kuis di tiap mata pelajarn . berikut ini panduan pelaksanaankuis membaca pagi :
  • Tiap peserta didik diminta untuk mencari teks (tidak lebih dari satu halaman)  yang kemudian ditempel di kertas karton. Teks tersebut dilengkapi dengan  soal yang dibuat oleh peserta didik sendiri.
  • Tiap peserta didik diberi kode untuk menandai teks tersebut. Seluruh teks  dari peserta didik ditempatkan di kotak yang telah disiapkan di kelas.
  • Siapkan juga kartu pantau yang berisi tentang nomor urut, tanggal mengerjakan, identitas peserta didik, kode teks dan soal yang dikerjakan!
  • sepakati hari untuk melaksanakan program ini, misal tiap Senin dan Kamis!
  • Pada hari yang telah disepakati, seluruh peserta didik memilih kartu soal dan  teks sesuai urutan daftar hadir kelas. Kegiatan dilaksanakan pagi hari sebelum  jam pelajaran dimulai. Peserta didik bisa mengambil lebih dari 1 teks dan soal  untuk dikerjakan bila waktunya masih mungkin.
  • Usai membaca teks dan mengerjakan soal, peserta didik mengisi kartu pantau

2.4. Duta literasi

Duta literasi merupakan peserta didik terpilih yang bertugas untuk mengembangkan program literasi di sekolah. Beberapa kegiatan duta literasi dapat  dilakukan, antara lain:
  • Wali kelas mengadakan seleksi duta literasi.
  • Wali kelas memilih tiga duta literasi .
  • Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis. 
  • Duta literasi wajib menjadi teladan membaca dan menulis.
  • Duta literasi bertugas memotivasi peserta didik lainnya agar gemar membaca.
  • Duta literasi bertugas mengelola sudut baca.
  • Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas

2.5. kartu Mandiri

Kartu mandiri berguna untuk memonitor target buku bacaan peserta didik.
  • Kartu mandiri berisi catatan buku yang sudah dibaca peserta didik.
  • Peserta didik bersama guru menentukan target minimal buku, misalnya untuk SMP minimal 100 buku

2.6. Klub Pecinta buku

Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca buku 
baru dan membagi hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku 
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
  • membaca buku,
  • membuat ringkasan/resensi buku,
  • menceritakan isi buku,
  • mendiskusikan isi buku.

2.7. Tantangan membaca

Tantangan membaca tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat  dilaksanakan setelah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini  alternatif langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan:
  • mendaftar program tantangan membaca,
  • memilih judul buku untuk tantangan membaca,
  • meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus kata,
  • melaporkan rencana daftar bacaan peserta didik dan hasil membacanya pada panitia,
  • melaksanakan tantangan membaca,
  • memberikan sertifikat pada peserta didik yang berhasil

2.8. Penghargaan membaca

Penghargaan ini bertujuan meningkatkan motivasi membaca peserta didik.  Kegiatan penghargaan membaca yang dapat dilakukan antara lain:
  • memilih pembaca buku terbanyak dalam tiga bulan,
  • memberikan penghargaan dan hadiah buku pada waktu upacara sekolah

2.9. Menyusun Portofolio Membaca

Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan membaca peserta didik. Portofolio hasil membaca dapat berupa dokumen bukti fisik hasil membaca misalnya ringkasan buku-buku yang telah dibaca atau jurnal membaca, laporan tugas membaca peserta didik, dan hasil membaca kreatif peserta  didik. Berikut langkah-langkahnya.
  • Guru meminta semua produk hasil membaca peserta didik untuk dikumpulkan. 
  • Peserta didik menyiapkan bahan-bahan untuk membuat portofolio (lembar kerja, folder, dan map dokumen).
  • Peserta didik menyusun portofolio berdasarkan bentuk dan isi produk. 1)Tentukan isi portofolio (semua karya peserta didik atau hasil laporan  membaca) 2)Bentuk portofolio meliputi identitas peserta didik, daftar isi protofolio atau garis besar portofolio dan kumpulan karya-karya. 3)Setiap hari peserta didik mengerjakan portofolio (misalnya lima belas menit setiap sore).
  • Portofolio yang telah disusun, kemudian disimpan atau digantung berjajar di

2.10 Membaca Berhadiah Buku

Pemberian buku sebagai hadiah dilakukan untuk lebih mendorong peserta  didik gemar membaca. Program ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah  berikut.
  • Guru bekerja sama dengan pengelola perpustakaan sekolah untuk menyediakan catatan kunjungan peserta didik ke perpustakaan.
  • Guru menyosialisasikan kepada seluruh peserta didik tentang program Pembaca Terbaik yang akan dilaksanakan setiap bulan.
  • Peserta didik akan berkompetisi membaca di perpustakaan sebanyak-banyaknya setiap saat. Kunjungan peserta didik ke perpustakaan sekolah dapat dilakukan ketika jam istirahat atau waktu senggang.
  • Setiap bulan, guru akan memilih pembaca terbaik di sekolah kemudian diberi hadiah buku dan tercatat di papan Pembaca Terbaik Bulan Ini. 
  • Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi kunjungan peserta didik ke perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, dan jenis buku-buku yang dibaca  serta dipinjam peserta didik.
  • Jika sudah berjalan satu tahun, guru atau sekolah akan memilih pembaca terbaik selama satu tahun.
  • Pemilihan Pembaca Terbaik dapat dilakukan pada setiap jenjang

2.11. Pos Baca

Pos Baca sekolah merupakan tempat bacaan dan membaca di area sekolah  yang lebih luas, seperti lorong-lorong sekolah, taman sekolah, kantin, dan sebagainya. Bahan yang dipajang di Pos Baca dapat lebih bervariasi dan seluruh warga  sekolah baik peserta didik, guru, kepala sekolah bisa berpartisipasi menunjukkan  karyanya melalui Pos Baca tersebut. Berikut cara yang dapat ditempuh untuk  mengembangkan Pos Baca.
  • Guru dan peserta didik membuat pos baca di sekolah.
  • Guru memberikan tugas kepada setiap kelas untuk secara bergiliran menyediakan dan mengganti bahan-bahan bacaan pada pos baca secara rutin. 
  • Pada tahap awal perlu dikondisikan oleh guru atau kepala sekolah untuk membaca dan memberikan laporan hasil bacaan pada Pos Baca. 
  • Peserta didik diminta membaca buku di Pos Baca dan memajang karyanya di Pos Baca.

Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya

3. Tahap  Pembelajaran

3.1. Membaca buku cerita ( satu jam, seminggu sekali)

Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan  membaca buku cerita dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
  • membaca buku cerita,
  • membuat ringkasan isi cerita,
  • membuat bahan presentasi,
  • menceritakan kembali pada teman atau kelompok

3.2. Mading kelas ( terbit semingu sekali)

Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk menulis, mempublikasi,  dan membaca karya secara berkala. Berikut ini beberapa kegiatan dalam majalah  dinding (mading) kelas.
  • membuat mading kelas,
  • menulis berita,
  • mempublikasikan berita di mading.

3.3. Diorama cerita

Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk membaca sastra.  Kegiatan dalam diorama cerita, antara lain:
  • peserta didik berkelompok 2–3 peserta didik,
  • membaca buku cerita,
  • mendiskusikannya dalam kelompok,
  • membuat diorama cerita,
  • peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan diorama cerita

3.4. Piramida Cerita

Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Berikut ini  contoh kegiatan dalam piramida cerita yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
  • berkelompok 2–3 peserta didik;
  • membaca buku cerita bersama;
  • diskusi menentukan bagian-bagian penting cerita;
  • mengambar piramida di kertas;
  • menulis bagian awal, inti, dan akhir cerita di tiga sisi piramida;
  • peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan piramida
3.5. Wajib kunjung perpusatakaan sekolah Kegiatan ini sudah dikenalkan pada tahap pembiasaan. Dalam tahap pembelajaran, ada tambahan langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini  alternatif langkah yang dapat dilakukan.  Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.  Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.  Guru memberikan tugas untuk membaca buku yang berkaitan topik pembelajaran, membuat resume, dan berdiskusi.
Gb. seputarperpustakaan.com

3.5. Wajib kunjung perpusatakaan sekolah

Kegiatan ini sudah dikenalkan pada tahap pembiasaan. Dalam tahap pembelajaran, ada tambahan langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini  alternatif langkah yang dapat dilakukan. 
  • Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran. 
  • Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan. 
  • Guru memberikan tugas untuk membaca buku yang berkaitan topik pembelajaran, membuat resume, dan berdiskusi.

3.6. Klub Literasi

Peserta didik yang tergabung dalam klub ini melakukan berbagai aktivitas  literasi, di antaranya sebagai berikut.
  • bedah buku,
  • pelatihan menulis,
  • pameran buku,
  • kontes membaca,
  • seminar literasi,
  • lokalatih literasi,
  • dll
Selain kegiatan diatas, pembelajaran juga harus berbasis literasi dalam mata pelajaran masing-masing.

Download :

ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

2 komentar untuk "Literasi membaca dalam kurikulum | dan contoh-contoh kegiatannya"

  1. Terima kasih atas ilmunya,sangat bermanfaat untuk pengembangan literasi membaca di sekolah.

    BalasHapus
  2. kembali kasih, silahkan unduk panduan GLS dari kemdikbud yang saya sertakan pada artikel semoga bermanfaat

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.