Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penguatan Literasi Numerasi

Penguatan literasi numerasi, sobat guru, saya pernah mendengar obrolan antar siswa disebuah angkot, kurang lebih begini." ngerti ngak kalian tadi matematika, ? jawab temannya ah lieur !"terus apa coba ,  manfaatnya ini untuk saya, memang belajar integral ini untuk apa sih nantinya, ah nambah pusing aja", persis sama dengan pengalaman saya waktu seumuran siswa.
Padahal Matematika adalah "mother of science" artinya semua bidang studi dan kehidupan membutuhkan kemampuan matematis. sehingga numerasi menjadi kebutuhan dan kompetensi dasar yang harus di miliki.  Siswa tentunya bukan yang harus disalahkan, karena hal ini akan kembali kepada kita sebagai pendidik, Pada umumnya,yang saya alami  kegiatan pembelajaran matematika yang terjadi di kelas dimulai oleh guru menyampaikan konsep matematika, jreng langsung  memberikan definisi yang diikuti dengan  rumus, setelah itu berlanjut dengan menjelaskan beberapa contoh soal dan penyelesaiannya, dan kegiatan pembelajaran diakhiri dengan memberikan latihan soal yang mirip dengan contoh soal waktu yang panjang habis karena siswa bergelut dengan kebingungannya untuk menyelesaikan soal. kebiasaan seperti inilah yang harus mulai  diubah agar siswa mencapai kompetensi numerasi yang diharapkan  Literasi Numerasi atau sering juga disebut Literasi matematika adalah kemampuan untuk mengaplikasikan  konsep dan keterampilan matematika dalam  memecahkan masalah  praktis di kehidupan sehari-hari,  misalnya di lingkungan terdekat siswa yaitu di rumahnya,disekolah, dunia kerja, dan partisipasi dilingkungan kehidupan  masyarakat dan sebagai warga negara (Kemendikbud, 2017).   Numerasi juga termasuk kompetensi  dalam menganalisa dan  menterjemahkan  informasi kuantitatif yang ditemukan di sekeliling  kita  dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan,  dan lain sebagainya, kemudian menggunakan hasil  interpretasi dan analisis tersebut untuk  memprediksi dan mengambil keputusan (Kemendikbud, 2017).  Menekankan dan Mengaplikasikan  matematika yang berhubungan dengan  kehidupan akan mendorong siswa  untuk meningkatkan  kemampuan dan kepercayaan diri untuk berpikir secara numerik,  spasial, dan data dalam menafsirkan dan menganalisis secara kritis  situasi sehari-hari serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Realitas yang ada ditengah -tengah kita, tidak sedikit peserta didik belum mengerti untuk apa dia mempelajari matematika selain menghitung dan mengurangi atau menghitung berapa besarnya diskon suatu barang. sehingga tidak heran nilai PISA pelajar kita tidak memuaskan semua pihak.

Kenyataan bahwa siswa sering kali tidak dapat menggunakan  pengetahuan matematikanya di bidang lain secara langsung, hal ini memberikan sinyal ada yang salah dalam proses pembelajaran dan pemahaman matematika selama ini.

Padahal Matematika adalah "mother of science" artinya semua bidang studi dan kehidupan membutuhkan kemampuan matematis. sehingga numerasi menjadi kebutuhan dan kompetensi dasar yang harus di miliki.

Siswa tentunya bukan yang harus disalahkan, karena hal ini akan kembali kepada kita sebagai pendidik, Pada umumnya,yang saya alami  kegiatan pembelajaran matematika yang terjadi di kelas dimulai oleh guru menyampaikan konsep matematika, jreng langsung  memberikan definisi yang diikuti dengan  rumus, setelah itu berlanjut dengan menjelaskan beberapa contoh soal dan penyelesaiannya, dan kegiatan pembelajaran diakhiri dengan memberikan latihan soal yang mirip dengan contoh soal waktu yang panjang habis karena siswa bergelut dengan kebingungannya untuk menyelesaikan soal. kebiasaan seperti inilah yang harus mulai  diubah agar siswa mencapai kompetensi numerasi yang diharapkan

Literasi Numerasi atau sering juga disebut Literasi matematika adalah kemampuan untuk mengaplikasikan  konsep dan keterampilan matematika dalam  memecahkan masalah  praktis di kehidupan sehari-hari,  misalnya di lingkungan terdekat siswa yaitu di rumahnya,disekolah, dunia kerja, dan partisipasi dilingkungan kehidupan  masyarakat dan sebagai warga negara (Kemendikbud, 2017). 

Numerasi juga termasuk kompetensi  dalam menganalisa dan  menterjemahkan  informasi kuantitatif yang ditemukan di sekeliling  kita  dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan,  dan lain sebagainya, kemudian menggunakan hasil  interpretasi dan analisis tersebut untuk  memprediksi dan mengambil keputusan (Kemendikbud, 2017).

Menekankan dan Mengaplikasikan  matematika yang berhubungan dengan  kehidupan akan mendorong siswa  untuk meningkatkan  kemampuan dan kepercayaan diri untuk berpikir secara numerik,  spasial, dan data dalam menafsirkan dan menganalisis secara kritis  situasi sehari-hari serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Literasi Matematika dalam AKM 

  1. Komponen AKM numerasi mencakup konten (bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, dan aljabar).
  2. Proses kognitif, yang harus terjadi ,mulai dari  pemahaman, penerapan, dan penalaran. 
  3. Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dalam  memahami fakta, prosedur serta alat matematika yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. 
  4. mampu mengaplikasikan dan bernalar dengan konsep matematika dalam berbagai situasi yang real, dalam kesehariannya, dalam berbagai ragam konteks (personal, sosial budaya, dan saintifik). 

Pemetaan Kondisi kemampuan siswa setelah dipotret dengan AKM

  1. Perlu Intervensi Khusus. Seorang peserta didik yang membutuhkan intervensi khusus adalah yang memiliki pengetahuan matematika yang terbatas, dan menunjukkan penguasaan konsep yang parsial, serta keterampilan komputasi yang terbatas. 
  2. Dasar. Seorang peserta didik dengan tingkat kompetensi numerasi dasar adalah yang memiliki keterampilan dasar matematika, yaitu komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin. 
  3. Cakap. Peserta didik dengan kompetensi numerasi cakap memiliki kemampuan mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam. Bab 1 Pendahuluan 7 
  4. Mahir. Seorang peserta didik dengan kompetensi numerasi mahir mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.
Numerasi menurut saya bukanlah tambahan yang perlu dimasukkan dalam kurikulum, tetapi bagaimana melibatkan dan menggunakan pengetahuan matematika melekat dalam disiplin ilmu lain, seperti, kemampuan membaca dan menginterpretasi informasi berupa grafik saya rasa semua mata pelajaran menggunakan grafik atau tabel dalam menjelaskan dan menampilkan data, sehingga keterampilan ini merupakan  juga dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu. 

Oleh sebab itu, metode penguatan numerasi yang tepat adalah dengan mengembangkan Numerasi pada materi pembelajaran yang sudah ada. Modifikasi dapat dilakukan pada semua mata pelajaran baik matematika maupun mata pelajaran lainnya. 

Strategi numerasi lintas kurikulum (numeracy across the curriculum), adalah menerapkan numerasi secara konsisten dan menyeluruh di satuan pendidikan untuk mendukung pengembangan numerasi bagi setiap siswa

Betul kompetensi numerasi secara eksplisit diajarkan di dalam mata pelajaran matematika, tetapi peserta didik didorong untuk mengaplikasikannya di berbagai kesempatan di luar mata pelajaran matematika, dan di berbagai situasi. 

Menggunakan keterampilan matematika lintas kurikulum akan memperluas dan memperkaya pembelajaran bidang studi lain serta dapat memberikan kontribusi dalam memperluas dan memperdalam pemahaman Matematika dalam kehidupan.

Numerasi berfungsi dalam  menentukan cara dan arah pembelajaran matematika di sekolah, sehingga permasalahan siswa yang kebingungan untuk apa menggunakan teori -teori dan postulat-postulat matematika menjadi pudar dengan sendirinya karena matematika menjadi lebih bermakna bagi peserta didik secara kontekstual. 

Berdasarkan model Numerasi Abad Ke-21 (Goos et al. 2020), dimensi numerasi mencakup  :
  1. memberikan perhatian pada konteks kehidupan nyata; 
  2. mengaplikasikan matematika dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari; 
  3. menggunaan alat fisik, representasi dan digital untuk membantu dalam penyelesaian masalah; 
  4. meningkatkan sikap positif (matamtika menjadi menyenangkan) karena nilai manfaat dan  penggunaan matematika dalam memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari; dan 
  5. memiliki analisis dan orientasi yang kritis untuk menginterpretasi hasil matematika dan membuat keputusan berdasarkan bukti.
Berikut saya coba sodorkan contoh penguatan dalam pembelajaran yang bisa dijadikan inspirasi, yang diambil dari Modul Inpirasi pembelajaran yang menguatkan Numerasi pada mapel Matematika jenjang SMP :


ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "Penguatan Literasi Numerasi "

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.