Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Active Learning, Melibatkan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Active learning, Melibatkan Peserta Didik  Dalam Pembelajaran | Filosofi Kemerdekaan menurut Kihajar Dewantara adalah "Mardiika iku jawarnya, nora mung lepasing pangreh; nging uga kuwat kuwasa amandiri pringga", bahwa Merdeka itu tidak hanya terlepas dari perintah, akan tetapi juga cakap kuat memerintah diri sendiri.

Active Learning , Melibatkan Peserta Didik  Dalam Pembelajaran

Dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri Pendidikan, Kihajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah : menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Kita ketahui bahwa variabel utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik, tanpa keduanya proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Dari filosofi diatas bisa kita fahami bahwa posisi seorang pendidik adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik (anak), yang memberikan faedah bagi tumbuh kembangnya peserta didik, sedangkan peserta didik aktif mencari dan mengkontruksi pengetahuannya, konsep dan keterampilannya dengan berbagai strategi, sehingga proses pembelajarannya bermakna. Ing ngarso Sun Tulada, Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani ( Kihajar Dewantara) Dalam proses "mendampingi dan menuntun”, peserta didik diberi kebebasan dan merdeka dalam belajarnya namun pendidik sebagai ‘pamong’ memberikan tuntunan, petunjuk dan arahan sehingga peserta didik tidak kehilangan arah yang dapat membahayakan dirinya.   Saya kutip kembali pernyataan pak Rio Suzuki, seorang Ekpert dari JICA  pada tahun 2012 yang datang langsung dari Jepang mentraining fasilitator Lesson Studi  di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat mengatakan :


Kita ketahui bahwa variabel utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik, tanpa keduanya proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Dari filosofi diatas bisa kita fahami bahwa posisi seorang pendidik adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik (anak), yang memberikan faedah bagi tumbuh kembangnya peserta didik, sedangkan peserta didik aktif mencari dan mengkontruksi pengetahuannya, konsep dan keterampilannya dengan berbagai strategi, sehingga proses pembelajarannya bermakna.
Ing ngarso Sun Tulada, Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani ( Kihajar Dewantara)
Dalam proses "mendampingi dan menuntun”, peserta didik diberi kebebasan dan merdeka dalam belajarnya, namun pendidik sebagai ‘pamong’ memberikan tuntunan, petunjuk dan arahan sehingga peserta didik tidak kehilangan arah yang dapat membahayakan tumbuh kembangnya. 

Saya kutip kembali pernyataan pak Rio Suzuki, seorang Ekpert dari JICA  pada tahun 2012 yang datang langsung dari Jepang mentraining fasilitator Lesson Studi  di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat mengatakan :
"kebanyakan di Indonesia siswa itu ikut belajar, mengapa ? karena tidak dilibatkan atau terlibat dalam proses pembelajaran, siswa tidak tahu apa tujuan yang harus dilakukan, siswa hanya mengikuti saja arahan guru, siswa tidak tahu konsep yang dipelajari ke mana arah ujungnya dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Seharusnya suatu pembelajaran  yang baik manakala  siswa itu memiliki dan  merasa mempunyai permasalahan, sehingga ingin memecahkan masalahnya dalam rentang waktu tertentu sampai menemukan  solusi. Akibatnya anak memiliki garapan yang harus diselesaikan, dan akhirnya siswa membuat strateginya sendiri dalam memecahkan masalah nya."
lebih lengkapnya pernyataan Rio Suzuki pada tulisan saya sebelumnya tentang  : Pembelajaran aktif ( Active Learning) 

Pernyataan Ekpert dari JICA tersebut tidak jauh beda dengan apa yang dikemukakan oleh Sadullah (2007:142) dalam  bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat Pendidikan mengemukakan bahwa:  
“Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Karenanya cara terbaik mempersiapkan para siswa untuk suatu masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini”. 
Makna dari kutipan diatas adalah bahwa pendidikan harus dapat  memberikan dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan fleksibel, sehingga hasil pendidikan  akan menghasilkan peserta didik /seorang individu yang adaptabel, dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan  yang dihadapi dengan kemampuan merefleksikan pengalaman belajar dalam  memecahkan masalah secara mandiri dan bertanggung jawab.

Sedangkan menurut pandangan  filsafat progresivisme,  pendidikan didasarkan pada enam  asumsi yaitu: 
  1. Muatan kurikulum harus diperoleh dari minat dan interest peserta didik, bukan dari disiplin-disiplin akademis. 
  2. Pembelajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan, minat serta kebutuhan-kebutuhan peserta didiksecara menyeluruh baik dalam  domain kognitif, afektif, dan psikomotor.  
  3. Pembelajaran pada dasarnya aktif bukan pasif, sehingga guru yang efektif  adalah guru yang memberikan peserta didik pengalaman-pengalaman yang  memungkinkan mereka belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung  yang bersifat kontekstual (sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan  dimana siswa hidup) 
  4. Tujuan pendidikan adalah mengajar peserta didik berpikir secara rasional, sehingga mereka menjadi cerdas, dan mampu member kontribusi pada masyarakat dan lingkungannya
  5. Di sekolah para peserta didik mempelajari nilai-nilai personal dan juga nilai-nilai social. 
  6. Manusia berada dalam suatu keadaan yang berubah secara konstan, dan  pendidikan memungkinkan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan masa lalu. 
Menurut filsafat progresivisme belajar bukanlah proses  penerimaan pengetahuan dari guru pada siswa yang satu arah, seolah-olah peserta didik adalah kertas kosong, namun belajar merupakan  pengalaman yang dilakukan secara aktif, baik secara mental dalam bentuk  aktivitas berpikir, maupun secara fisik dalam bentuk kegiatan-kegiatan  dan praktik dengan melakukan langsung, yang kita kenal dengan pembelajaran aktif atau pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Bagaimana perbedaan dan apa ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student centered learning) dan yang berpusat pada guru ( Teacher centered learning) dapat anda temukan pada artikel : Active Learning 

Active Learning , Melibatkan Peserta Didik  Dalam Pembelajaran

Lalu bagaimana melibatkan peserta didik sehingga menjadi pembelajar yang aktif dalam proses belajarnya ? apa saja keterlibatannya dalam perencanaan pembelajaran, proses  pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran ? 

Dengan semakin banyaknya keterlibatan  peserta didik dalam pembelajaran, baik pada perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran  dan evaluasi (Refleksi) pembelajaran,  menunjukkan kadar proses pembelaran aktif (Active learning).

1. Active Learning, melibatkan Peserta Didik dalam Perencanaan Pembelajaran

Active learning dengan melibatan siswa dalam proses perencanaan  pembelajaran diantaranya : 
  1. Merumuskan tujuan pembelajaran. Guru melibatkan peserta didik dalam menetapkan tujuan  pembelajaran . Hal ini dilakukan karena  konten pembelajaran berisi kemampuan atau komptensi dan  pengalaman-pengalaman peserta didik yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan perkembangan peserta didik. 
  2. Penyusunan Rencana Pembelajaran. Pada penyusunan Modul ajar atau RPP seorang  guru harus melibatkan peserta didik, hal ini dilakukan agar modul ajar /RPP yang dibuat oleh  guru dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.   
  3. Memilih dan menetukan sumber ajar . Dalam memilih dan menentukan  sumber ajar, guru harus melibatkan peserta didik, yaitu dengan cara  melibatkan peserat didik untuk mencari dan menemukan bahan serta sumber  yang dibutuhkan siswa melalui penugasan dan pembuatana makalah  dalam kegiatan pembelajaran. 
  4. Menentukan dan memilih serta menyediakan media pembelajaran yang akan  digunakan. Peserta didik memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda-beda, ada gaya belajar yang auditory (senang mendengarkan), visual (senang melihat), dan  kinestetik (senang melakukan), untuk itu agar menyentuh semua gaya dan minat  tersebut guru harus menggunakan multimedia yang melibatkan dan menyentuh semua keberagaman peserta didik (diferensiasi).

2. Active Learning, melibatkan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Active learning dengan melibatkan Peserta didik dalam proses pembelajaran, diantarnya meliputi : 
  1. Kegiatan fisik, mental, intelektual. Tujuan yang ingin dicapai dalam  proses pembelajaran adalah pencapaian kompetensi yang meliputi  kompetensi akademik, sosial dan vokasional, atau holistik baik ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.   
  2. Kegiatan eksperimental. Dalam kegiatan eksperimen seorang guru harus  banyak melibatkan peserta didik, baik melalui kegiatan observasi, melakukan  langsung di laboratorium atau di lapangan sampai pada pembuatan  laporan untuk dipresentasikan. 
  3. Keinginan peserta didik untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.  
  4. Keterlibatan peserta didik untuk mencari dan memamfaatkan sumber belajar  yang ada. Sumber belajar saat ini sangat tidak terbatas apalagi dengan  adanya computer, internet, dan media cetak, sehingga guru harus  mampu memamfaatkan peluang yang baik ini. 
  5. Adanya interaksi multiarah, yaitu interaksi peserta didik dengan peserat didik, dan  interaksi peserta didik dengan guru. salah satu artikel bagus akan hal ini, bisa sobat GS temukan pada artikel tentang : Pembelajaran interaktif dialogis

3. Active Learning, melibatkan Peserta Didik dalam Evaluasi dan Refleksi Pembelajaran

Active learning dengan melibatkan peserta didik dalam proses evaluasi dan refleksi pembelajaran, dapat meliputi: 
  1. Mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan. 
  2. Melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang  dikerjakannya (proyek)baik secara terstruktur maupun tugas mandiri yang diberikan guru. 
  3. Menyusun laporan hasil belajar baik secara tertulis maupun lisan. 

Active Learning , Melibatkan Peserta Didik  Dalam Pembelajaran

Tulisan diatas dirangkum dari  berbagai sumber salah satunya tulisan Abdullah (2021) "Pendekatan dan Model Pembelajaran yang mengaktifkan Siswa" Institut Agama Islam Nurul Jadid Paiton Probolinggo 

Demikan 3 langkah dalam mewujudkan pembelajaran active learning dengan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, Silahkan gabung bersama sahabat guru sumedang dengan klik tombol ikuti di sidebare agar tidak tertinggal info terkini seputar guru-guru Indonesia.
Semoga bermanfaat
ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "Active Learning, Melibatkan Peserta Didik Dalam Pembelajaran"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.