Kemulyaan Orang tua dan para Guru (Motivasi untuk para orang tua dan semua guru yang sekaligus juga orang tua)
Awalnya artikel ini merupakan rangkaian dari artikel yang saya kirim ke redaksi koran cetak/online, rangkain artikel itu saya potong menjadi dua bagian, salah satunya yang anda baca ini, sebuah embun kesejukan dan motivasi di tengah berbagai permasalahan pembelajaran jarak jauh atau belajar di rumah, sehingga menjadi lem perekat terciptanya kolaborasi yang harmonis antara orang tua di rumah dan guru , sedikit saya kupas bagaimana Islam memandang kemulyaan orang tua dan juga guru.
Gb : pinterest.com |
Daftar isi yang akan kita Bahas sebagai berikut :
- Menuntut ilmu adalah wajib dari sejak buaian hingga liang lahat
- Derajat yang tinggi dan pahala yang besar bagi mereka yang berilmu dan mengajarkannya /Menyebarkannya
- Orang tua adalah guru yang utama dan pertama
- Penutup
Menuntut ilmu adalah wajib dari sejak buaian hingga liang lahat
Saya ambil beberapa ayat Al Qur’an yang menunjukkan kewajiban menuntut ilmu :
1. “Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui
dengan yang tidak mengetahui?”
(Az Zumar : 9)
2. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36)
Selain ayat Al Quran diatas, saya nukil beberapa Sabda Rosululloh Saw :
1.
diriwayatkan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh
Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224.
طَلَبُ اْلعِلْمْ
فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi
setiap individu muslim."
2. Hadist
Riwayat dari Tabrani :
"Belajarlah kamu semua, dan
mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah
terhadap orang yang mengajarkanmu."
3.
dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ
عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ
عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Jika seorang manusia mati, maka
terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah
atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya."
(HR. Muslim no. 1631)
Ditambah
Qoul para ulama disebutkan bahwa :
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Derajat yang tinggi dan pahala yang besar bagi mereka yang berilmu dan mengajarkannya /Menyebarkannya
Dalam Quran (QS 58 : 11) “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda, “Penuntut ilmu adalah penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar Islam dan akan diberikan pahalanya bersama para nabi.” (H.R. ad-Dailami)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.” (H.R. Ibnu Majah)
Dari Abu Żarr, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aba Darr, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu daripada śalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu rakaat.” (H.R. Ibnu Majah).
Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bepergian ketika pagi dan sore guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah.” (H.R. ad-Dailami).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah (masjid) Allah ‘Azza wa Jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka, melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah menyebut mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” (H.R. Muslim dan Ahmad).
Berbahagialah mereka yang memiliki komitment dan integritas yang tinggi dalam mendidik dan mengajar serta tidak asal-asalan dalam proses pembelajaran akan menghantarkan para guru dan pendidik meraih kemulyaannya,
Orang tua adalah guru yang utama dan pertama
Tidak bisa dibantah lagi orang tua adalah guru pertama dan utama serta rumah adalah sekolah pertama dan utama.
Saya tidak akan mengambil referensi ayat dan hadis yang terlalu banyak, cukup saya nukil contoh yang diberikan oleh Keluarga Lukmanul Hakim dalam firman Allah QS 31 : 13, 16-19 : Dengan terjemahannya seperti dibawah ini
“:Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Semakin jelas bahwa ayah dan ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, baik itu yang berhubungan dengan tumbuh kembang secara fisik/jasmani maupun secara rohani, semoga kita semua dimampukan dan ditinggikan kesabarannya dalam mendidik putra-putri kita.
Penutup
Sebagai closing saya tulis apa yang disampaikan Imam Alghazali dalam bukunya “Risalah-Risalah al Ghazali” (terjemah) Pustaka Hidayah,1997 bahwa “ Ilmu adalah agung, disebabkan karena ilmu adalah lawan dari kebodohan, karena kebodohan termasuk aspek-aspek kegelapan dan kegelapan termasuk lingkup diam, diam adalah ketiadaan (a’dam), dimana kebatilan dan kesesatan terletak pada bagian ini"
Apabila kebodohan itu memiliki kedudukan seperti kedudukan ketiadaan, maka ilmu memiliki kedudukan seperti kedudukan keberadaan (wujud), keberadaan lebih baik dari pada ketiadaan, hidayah, kebenaran dan cahaya semuanya berada pada jalur keberadaan.
Apabila keberadaan itu lebih tinggi dari pada ketiadaan, berarti ilmu itupun lebih agung dari pada kebodohan. Jikalau kebodohan itu seperti kebutaan dan kegelapan berarti ilmu itu adalah seperti penglihatan dan cahaya.
Alloh berfirman dalam Qs 35 : 19-20 “ Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat , tidak pula sama kegelapan dengan cahaya.” Alloh menjelaskan isyarat-isyarat ini dalam Firmannya “ katakanlah , apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” Qs 39 : 9.
Berbahagialah mereka para orang tua dan para guru yang menjadi bagian dalam cahaya (baca Ilmu), Selamat berkarya dalam mendidik putra-putrinya dan siswa-siswinya, peluhkan keringat kita dijalan keagungan ini, dan selamat meraih Kemulyaan.
Salam sukses untuk para orang tua
Posting Komentar untuk "Kemulyaan Orang tua dan para Guru (Motivasi untuk para orang tua dan semua guru yang sekaligus juga orang tua)"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu