Kurikulum Real Life pada AKM 2020
Daftar isi:
Manabu Sato (2013)
Dalam Konsep dan Praktek Komunitas Belajar
pentingnya Kolaborasi Perguruan tinggi (Dosen) dengan para
guru (sekolah)
sebagai Komunitas Belajar (Learning Community) sebagai salah
satu ciri
“sekolah model abad 21” dengan kolaborasi tersebut diharapkan
lahir guru professional
Pendahuluan
Menyelami kembali UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003
disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Selain itu pada pasal 3 ayat 7 UU No 74 tahun 2008 tentang guru dan
dosen menyebutkan bahwa :
Guru profesional dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan ,
teknologi, dan /atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya
meliputi penguasaan :
- Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan mata pelajran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
- Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan yang secar konseptual manauingi atau koheran dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Namun realitas di lapangan tentang guru IPA di tingkat SMP
:
- Lebih dari 93% latar belakang pendidikan akademik guru IPA di SMP berasal dari program studi pendidkan Biologi dan Pend.Fisika (dapodik 2014)
- Masih banyak guru IPA SMP yang tidak mengajarkan kimia, karena penguasan kimia sangat minim(hasil wawancara dengan guru IPA SMP),
- sebagian guru IPA SMP mengajarkan kimia hanya menyampaikan materi secara teoritik tanpa dibarengi dengan strategi pembelajaran yang memadai, terutama denganpraktikum (hasil wawancara dengan guru IPA SMP)
- Kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar dan prosedur praktikum sendiri rendah (hasil wawancara dengan guru IPA SMP
untuk memenuhi tuntutan undang-undang tersebut dipandang perlu peningkatan materi kimia bagi guru IPA SMP
menggunakan model VSP ( Vorlesung-Seminar-Praktikum).
Model Pembelajaran VSP (Vorlesung-Seminar-Praktikum) berupa :
- Vorlesung, Pemberian materi secara teoritik (kognitif dan afektif)
- Seminar, menggali potensi siswa untuk memecahkan masalah (kognitif dan Afektif ;Scientific Skill.
- Praktikum, Pembuktian penyelesian masalah dengan praktikum (kognitif, afektif, danpsikomotor; scientifik skill.
Kerjasama antara dosen dan guru sekolah disinggung oleh tokoh
revolusi pendidikan Jepang Manabu sato (2013), dalam konsep dan
praktek komunitas belajar, mengemukakan komunitas belajar (learning community) sebagai salah satu ciri "Sekolah model abad 21" dengan
kolaborasi antara Dosen (perguruan tinggi) dengan guru (sekolah)
tersebut diharapkan lahir guru profesional yang saling membelajarkan
(profesional learning community)
Untuk menghantarkan tujuan pendidikan yang luhur, Guru harus senantiasa
mengembangkan diri dengan meningkatkan kompetensinya secara mandiri dan
berkelanjutan, maka program pendalaman kimia SMP yang diselenggarakan
P2M Pendidikan Kimia UPI Bandung ini menjadi nutrisi yang sangat
dibutuhkan guru IPA terkhusus Guru IPA di Kabupaten Sumedang.
Kebijakan Asesmen Nasional
Tahun 2020 UN (Ujian Nasional) digantikan dengan AN (Asesmen Nasional),
tujuan dari Asesmen Nasional berupa AKM ini adalah ;
- Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan
- Asesmen kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.
- Konten, berupa literasi, teks informasi dan teks fiksi dan Numerasi yang mengukur kemampuan bilangan,pengukuran geometri, data dan ketidakpastian serta aljabar
- Tingkat Kognitif, menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesikan masalah atau soal. proses kognitif pada Literasi membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. pada Liteasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. pada Numerasi , ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan dan penalaran
- Konteks, menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan, Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya dan saintifik
Pendalaman Kimia yang diikuti bersama guru IPA Kabupaten Sumedang
dengan para Dosen Pendidikan Kimia UPI Bandung membahas secara
mendalam konten juga bagaimana kontekstual bab-bab Kimia pada
IPA yang brsentuhan langsung dengan peserta didik dan
lingkungannya.
Pertemuan diawali dengan paparan Sjaeful Anwar,Dr.Paed tentang 'KURIKULUM
REAL LIFE"
Ok Sobat guru jangan dulu beranjak, ambil napas pelan-pelan lalu minum
teh atau kopinya dan rasakan kesegarannya...
NEXT kita langsung membahas "Kurikulum Real Life" , dibawah ini...
Kurikulum Real LifeKurikulum real life adalah kurikulum yang berhubungan dengan kondisi riil yang dialami dan terjadi pada diri peserta didik juga lingkungan di sekitar peserta didik yang kemudian menggali konsep-konsep yang berhubungan dengan kondisi yang dihadapi tersebut, sehingga menghasilkan solusi dari kendala yang dihadapi dan mampu memprediksi pemodelan alternative solusi atas permasalahan yang dihadapi untuk kehidupan peserta didik dan lingkungannya dimasa yang akan datang.
Hal ini mendorong peserta didik ke proses High Order Thingking karena peserta didik dibiasakan untuk :- Mengkoleksi dan mendata serta menverifikasi datahasil pengamatan dan yang dirasakan serta ditemukan, sehingga peserta didik dibiasakan menggali data riil
- Menghubungkan konsep-konsep dari sederhana sampai yang lebih rumit dalam melihat permasalahan dan data yang dimiliki
- Kemudian memecahkan masalah dengan berpikir tidak biasa ( out of box), sehingga lahir lompatan dan prediksi desain dalam memecahkan masalah tersebut.
Tujuan Kurikulum Real Life
- Membentuk kapabilitas siswa
- Membentuk kecakapan siswa
- Membentuk kecakapan sebagai individu dan masyarakat, memecahkan masalah dan menjalani pekerjaan atau karir
- Membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri ( ilmu dan keterampilan) yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
2. Konten Kurikulum
- Berkaitan secara langsung dengan kasus nyata/kehidupan peserta didik
- Harus mampu mendeskripsikan suatu kasus dalam kehdupan sehari-hari dengan konsep yang diberikan
- Sebagai alat untuk menjelaskan fnomena yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik
- Harus berisi konteks yang sesuai secara pribadi unntuk peserta didik dan berkaitan dengan kehidupan mereka selain dari lingkungan sekolah sendiri.
- Dapat berupa budaya, keluarga ataupun teman sebaya
- Harus berisi kasus yang relevan dan familiar bagi peserta didik dengan memperhatikan faktor usia
- Kadang dapat muncul sesuai dengan pembelajaran berbasis konteks
- Harus memproyeksikan berbagai bidang pengembangan program
- Harus juga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik
3. Penerapan pada materi Kimia SMP- Kimia makanan
- Kimia lingkungan
- Kimia sandang
- Kimai pertanian
- Kimia bahan pembersih
- Kimia obat-obatan
- Kimia kosmetik
4. Pengalaman Belajar- PBK (Pembelajaran Berbasis Kehidupan) , memfokuskan diri pada belajar dalam menjalani kehidupan secara harmonis yang diwujudkan dalam belajar untuk mendapatkan atau menciptakan pekerjaan, belajar untuk menjalani pekerjaan, belajar bersosialisasi, belajar menjaga tradisi atau kearifan lokal, dan belajar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Memperoleh pengembangan interpersonal siswa,kemampuan berkomunikasi, kerjasama, kemampuan mendengarkan dan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
- Memperoleh keterampilan sosial dan berkomunikasi yang baik, kemampuan kerja tim keterampilan bahasa asing dan sebagainya.
5. Metode Pembelajaran- Tanya jawab
- Diskusi
- Demontrasi
- Eksperimen
- Inquiry
6. Langkah-langkah dan contoh pembelajaranLangkah-langkah pembelajaran- Menganalisis dan mendiskusikan kebutuhan , minat dan bakat individu
- Memberi tugas lapangan (misalnya survey atau kunjungan) yang berkaitan dengan masalah-masalah yang berkembang di masyarakat dan meminta mereka memberi solusi atas permasalahan tersebut secara tertulis berdasarkan referensi yang telah dibaca
- Memberi tugas menulis kepada peserta didik dengan tema pemecahan masalah yang berkembang di keluarga atau masyarakat secara ilmiah
- Menugasi peserta didik untuk mengidentifikasi kebutuhan karir individu dan karir yang dibutuhkan masyarakat atau stakeholder dimasa yang akan datang
Contoh Pembelajaran- Menugasi untuk mengidentifikai permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat dan memecahkan masalah tersebut dengan argumentasi yang logis
- Menugasi untuk mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dimasa kini dan yang akan datang untuk memberi gambaran pilihan karir yang akan ditekuni.
- Menugasi untuk memecahkan masalah yang ada dikeluarga
- Menugasi untuk memanfaatkan waktu luang untuk membaca dan menulis yang diiringi dengan kegiatan berpikir kritis dan kreatif
- Berdiskusi dengna peserta didik untuk menentukan atau mengidentifikasi kebutuhan masyarakat di era global
- Memanfaatkan sumber belajar dari internet dan membiasakan peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi di internet secara selektif
7. EvaluasiTeknik Evaluasi- Observasi
- Penilaian diri sendiri dan atar teman
- Penilaian kognitif
- Evaluasi empat mata
Tujuan Evaluasi- Untuk mengetahui efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis kehidupan
- Untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi keunggulan pelaksanaan pembelajaran
- Untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi kekurangan pelaksanaan pembelajaran
Alokasi Waktu- Satu jam pelajaran tatap muka yaitu 40 menit
- Beban alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri sebanyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan
- Satuan pendidikan dapat menambah beban alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan alokasi waktu peserta didik dan atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan pemerintah maksimal 2 jam/minggu.
Sumber belajar dapat diperoleh dimana saja, bisa pengalaman peserta
didik, internet maupun kasus-kasus nyata yang terjadi di masyarakat.
Hal ini mendorong peserta didik ke proses High Order Thingking karena peserta didik dibiasakan untuk :
- Mengkoleksi dan mendata serta menverifikasi datahasil pengamatan dan yang dirasakan serta ditemukan, sehingga peserta didik dibiasakan menggali data riil
- Menghubungkan konsep-konsep dari sederhana sampai yang lebih rumit dalam melihat permasalahan dan data yang dimiliki
- Kemudian memecahkan masalah dengan berpikir tidak biasa ( out of box), sehingga lahir lompatan dan prediksi desain dalam memecahkan masalah tersebut.
Tujuan Kurikulum Real Life
- Membentuk kapabilitas siswa
- Membentuk kecakapan siswa
- Membentuk kecakapan sebagai individu dan masyarakat, memecahkan masalah dan menjalani pekerjaan atau karir
- Membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri ( ilmu dan keterampilan) yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
2. Konten Kurikulum
- Berkaitan secara langsung dengan kasus nyata/kehidupan peserta didik
- Harus mampu mendeskripsikan suatu kasus dalam kehdupan sehari-hari dengan konsep yang diberikan
- Sebagai alat untuk menjelaskan fnomena yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik
- Harus berisi konteks yang sesuai secara pribadi unntuk peserta didik dan berkaitan dengan kehidupan mereka selain dari lingkungan sekolah sendiri.
- Dapat berupa budaya, keluarga ataupun teman sebaya
- Harus berisi kasus yang relevan dan familiar bagi peserta didik dengan memperhatikan faktor usia
- Kadang dapat muncul sesuai dengan pembelajaran berbasis konteks
- Harus memproyeksikan berbagai bidang pengembangan program
- Harus juga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik
- Kimia makanan
- Kimia lingkungan
- Kimia sandang
- Kimai pertanian
- Kimia bahan pembersih
- Kimia obat-obatan
- Kimia kosmetik
4. Pengalaman Belajar
- PBK (Pembelajaran Berbasis Kehidupan) , memfokuskan diri pada belajar dalam menjalani kehidupan secara harmonis yang diwujudkan dalam belajar untuk mendapatkan atau menciptakan pekerjaan, belajar untuk menjalani pekerjaan, belajar bersosialisasi, belajar menjaga tradisi atau kearifan lokal, dan belajar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Memperoleh pengembangan interpersonal siswa,kemampuan berkomunikasi, kerjasama, kemampuan mendengarkan dan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
- Memperoleh keterampilan sosial dan berkomunikasi yang baik, kemampuan kerja tim keterampilan bahasa asing dan sebagainya.
5. Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Diskusi
- Demontrasi
- Eksperimen
- Inquiry
6. Langkah-langkah dan contoh pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran
- Menganalisis dan mendiskusikan kebutuhan , minat dan bakat individu
- Memberi tugas lapangan (misalnya survey atau kunjungan) yang berkaitan dengan masalah-masalah yang berkembang di masyarakat dan meminta mereka memberi solusi atas permasalahan tersebut secara tertulis berdasarkan referensi yang telah dibaca
- Memberi tugas menulis kepada peserta didik dengan tema pemecahan masalah yang berkembang di keluarga atau masyarakat secara ilmiah
- Menugasi peserta didik untuk mengidentifikasi kebutuhan karir individu dan karir yang dibutuhkan masyarakat atau stakeholder dimasa yang akan datang
Contoh Pembelajaran
- Menugasi untuk mengidentifikai permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat dan memecahkan masalah tersebut dengan argumentasi yang logis
- Menugasi untuk mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dimasa kini dan yang akan datang untuk memberi gambaran pilihan karir yang akan ditekuni.
- Menugasi untuk memecahkan masalah yang ada dikeluarga
- Menugasi untuk memanfaatkan waktu luang untuk membaca dan menulis yang diiringi dengan kegiatan berpikir kritis dan kreatif
- Berdiskusi dengna peserta didik untuk menentukan atau mengidentifikasi kebutuhan masyarakat di era global
- Memanfaatkan sumber belajar dari internet dan membiasakan peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi di internet secara selektif
7. Evaluasi
Teknik Evaluasi
- Observasi
- Penilaian diri sendiri dan atar teman
- Penilaian kognitif
- Evaluasi empat mata
Tujuan Evaluasi
- Untuk mengetahui efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis kehidupan
- Untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi keunggulan pelaksanaan pembelajaran
- Untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi kekurangan pelaksanaan pembelajaran
Alokasi Waktu
- Satu jam pelajaran tatap muka yaitu 40 menit
- Beban alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri sebanyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan
- Satuan pendidikan dapat menambah beban alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan alokasi waktu peserta didik dan atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan pemerintah maksimal 2 jam/minggu.
Penutup dan Sumber Rujukan
"Batu turun kesik Naik, itu purun ieu daek"
Sebuah pantun Sunda yang klop menggambarkan P2M Pendidikan Kimia UPI
dengan Tri Dharma perguruan Tingginya mengadakan kegiatan pendalaman Kimia
dalam membantu guru IPA di Kabupaten Sumedang untuk terus mengembangkan
diri dan meningkatkan kompetensinya.
Terimaksih Dosen-dosen Kimia UPI Bandung
Sukses selalu
Materi lainnya yang relevan Real Science for kid silahkan unduh
DISINI
Posting Komentar untuk "Kurikulum Real Life pada AKM 2020"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu