Pendidikan Yang Berkualitas
Pendidikan yang Berkualitas menurut Sumar Hendayana,Ph.D
Sumar Hendayana,Ph.D |
Inikah penyebabnya Mutu SDM Indonesia Rendah ?
Nampaknya gambar memberikan deskripsi yang sangat jelas, Saya serahkan pembaca untuk menggali apakah ini penyebab sumber daya manusia Indonesia mutunya rendah ?
Atas dasar latar belakang diatas Sumar Hendayana,Ph.D menjelaskan beberapa point agar Pendidikan dengan Pembelajaran yang Berkualitas sebagaimana yang diharapkan oleh United Nation tentang Tujuan pembangunan yang berkelanjutan dengan 17 target, salah satunya adalah Pendidikan berkualitas yang mempengaruhi seluruh tujuan pembangunan lainnya, jika Pendidikan berkualitas maka tujuan lainya akan tercapai (education for sustuinable development/ESD)
Bagaiman sebuah Pendidikan disebut berkualitas ? suatu pendidikan disebut berkualitas apabila dalam proses pendidikannya tidak kering dari konteks dan tentunya tidak lepas dari dukungan komponen dibawah ini, yaitu :
- Lingkungan belajar yang baik (Learning environment)
- Guru yang terus meningkatkan kompetensinya (Professional development) ,guru sebagai Pendidik harus terus belajar tiada henti .
- kurikulum dan pembelajaran yang baik (Curricullum and instruction)
- Standar evaluasi yang baik (standart assessment)
Proses pembelajaran berkualitas akan terjadi apabila, mengandung :
1. Equality dan Equity
Perbedan anak didalam kelas :
- Perbedaan adalah sifat insani, sehingga dia memiliki sifat yang unik, walau ia berangkat dari umur dan suku yang sama kita akan menemukan begitu banyak perbedaan baik rasa,cita, minat, tingkat kecerdasan, sikap serta temperamen.
- Entri behavior anak yang berbeda-beda, kemampuan anak akan sesuatu hal berbeda sesuai dengan keluasan wawasan dan pengetahuan yang dimilikinya.
- Daya tahan , minat dan motivasi anak sangat beragam
Dengan perbedaan yang beragam ini, hal yang lumrah terjadi adalah guru melakukan perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran ! inilah yang menyebabkan tidak adanya perubahan hasil proses pembelajaran. Anak yang kurang tidak terpasilitasi dengan tepat, Sumar Hendayana mengilustraikan perlakuan ini dengan dua istilah yaitu equality dan equity
Equality adalah perlakuan, pendampingan , bimbingan dan bantuan yang diberikan guru sama untuk semua siswa, tidak membeda-bedakan, situasi dan kondisi siswa tapi hasil berbeda. Gambar 1 menunjukkan kondisi anak yang berbeda tentunya kebutuhannyapun berbeda namun diberikan perlakkuan yang sama akibatnya anak yang membutuhkan bantuan lebih banyak tetap dalam kondisi yang tidak bisa mencapai target untuk bisa menonton pertandingan
Equity adalah adil dimana perlakuan, pendampingan dan bantuan yang diberikan berbeda sesuai dengan latarbelakang dan kondisi serta kebutuhan siswa masing-masing dengan hasil sama untuk semua siswa. Siswa yang berbadan tinggi tidak diberi bantuan karena dia bisa sendiri melakukannya sedangkan siswa kedua diberi bantuan 1 kotak dan siswa ketiga diberi du akotak sehingga dari perlakukan yang berbeda dihasilkan target yang sama yaitu semua anak bisa menonton pertandingan.
Jadi anak yang kurang harus lebih banyak di fasilitasi dan mendapat bimbingan lebih banyak, selain dari guru, dorong anak yang mampu untuk memberikan bantuan kepada temannya
Equity inilah yang diharapkan terjadi dalam pembelajaran. Disinilah jihad akbarnya seorang guru, yaitu bagaimana menghantarkan semua siswa dengan latar yang beragam, entribehavior yang berbeda beda tapi guru jeli dan mampu memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan yang berbeda kepada tiap anak sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, sehingga semua anak terhantarkan untuk menguasai kompetensinya.
Gambar ilustrasi ini adalah teori pembelajaran dari Vygotsky (Amerika) bahwa :
Siswa yang tidak bisa mengerjakan tugas (warna biru) itu akan banyak sekali dan siswa yang mampu mengerjakan tugas tanpa bimbingan yang berwarna merah sangat sedikit.
Warna kuning menunjukkan perlakuan yang berbeda yang dilakukan guru dimana siswa yang berwarna biru dibimbing dan diberikan bantuan sesuai kebutuhnnya sehingga terhantarkan dapat mengerjakan tugas .
2. Memahami filosofi Desain Pembelajaran (teori Kansanen,1999)
1. Hubungan antara guru dan Siswa (hubungan pedagogi) dimana pembelajaran itu adalah membangun dialog antara :
- guru dengan siswa ( sebagai dialog minimalis)
- guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
- dialog dan tanya jawab antara siswa-siswa dan siswa.
Agar paham bagaiman mengoptimalkan dialog dalam pembelajaran lihat pembelarajan PID (pembelajaran interaktif dialogis) DISINI
2. Hubungan siswa dengan materi ajar (Didaktik)
Jika materi tidak dikemas kontekstual maka anak belajar tidak tertantang dan menarik perhatinanya. Agar kontektual dan menantang maka materi ajar harus sesusai dengan kehidupan sehari-hati/erat dan kontektual dengan lingkungan anak.
3. Hubungan guru dengan materi ajar
Antisipasi didaktif pedagogy adalah menggali perlakuan apa yang bisa kita berikan dengan materi ajar sehingga bisa memprediksi respon siswa dan guru bisa memprediksi pula apa bantuan ,bimbingan dan dorongan yang bisa diberikan atas respon siswa tersebut.
Untuk melatih dan meningkatkan prediksi respon dan prediksi antisipasi bantuan yang bisa diberikan guru kepada siswa dengan banyak sharing pengalaman dan berdialog dengan rekan kerja lain atau ekpert /dosen dalam komunitas guru/Colegiality atau profesional learning community, dan Alhamdulillah di LS Forum kita senantiasa dibimbing langsung oleh Presiden ALSI dari UPI Bandung bpk Sumar Hendayana,Ph.D.
Silahkan cek cara membuat lesson design dan bagaimana pentingnya prediksi respon terhadap pembelajaran siswa DISINI.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Yang Berkualitas "
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu