Sejatinya Study Tour (Polemik)
Sejatinya Study Tour (Polemik) | Tulisan dari judul ini Sejatinya Study Tour merupakan artikel penulis yang telah diterbitkan oleh Tribun Jabar edisi Selasa 4 Januari 2011, sudah berlalu 13 tahun lalu, dan rasanya ingin kembali saya tampilkan sebagai pengingat untuk para guru dan satuan pendidikan yang menyelenggarakan study tour.
Sebut saja yang baru terjadi kecelakaan bus pada hari Sabtu /11 Mei 2024, yang menewaskan 11 orang baik guru, siswa SMK Lingga Kencana asal Depok dan masyarakat pengguna jalan di tanjakan Emen, gara-gara Bus yang tidak layak, dan rem blong diturunan tajam Tangkuban Perahu ke arah Ciater Subang Jawa Barat dan berbagai renteten peristiwa sebelumnya , memang harus menjadi perhatian dan evaluasi jujur berbagai pihak, terutama satuan pendidikan yang menyelenggarakannya.
Sehingga memunculkan polemik dan pro kontra. Di media sosial sangat ramai mengomentari pengelolaan study tour yang dilakukan oleh satuan pendidikan. mulai dari Netizen, orang tua siswa, guru kepala daerah ,Mentri dan berbagai elemen, berkomentar, baik yang mendukung maupun yang meminta kegitan Study tour di tiadakan dengan berbagai alasan.
Sejatinya Study Tour
Guru mempunyai tugas untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang motivasi serta kreatifitas serta memberikan pengalaman yang mendalam dan berkesan, sebagaimana Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 19 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dan Study Tour menjadi metode pembelajaran yang banyak di pilih satuan pendidikan yang dilaksanakan diawal/diakhir semester pembelajaran.
Study Tour bukan metode pembelajaran yang murah sehingga harus dipikirkan secara hati-hati dan sungguh-sungguh, mulai dari persiapan, tempat tujuan, keamanan kendaraan, kesesuaian dan relevansi tempat dengan tujuan pembelajaran, langkah dan cara/perlakuan yang akan di berikan kepada peserta didik yang mengikuti study tour, bahan ajar apa yang bisa menghantarkan peserta sesuai tujuan kompetensi, tagihan apa yang diminta setelah proses ini berjalan sehingga proses belajar diluar kelas ini berjalan efektif dan sesuai target yang diharapkan"
Saat ini banyak sekali pilihan metode dan media pembelajaran yang bisa menjadi alternatif para guru dalam menghadirkan proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan menyenangkan, dengan teknologi Informasi yang semakin canggih,misalnya dengan Google Earth atau dengan berbagai aplikasi tour virtual 3D seperti airpano.com, Goggle art&culture dan lainnya, hanya dengan berbekal Laptop/PC secara langsung dan real time peserta didik bisa mengunjungi berbagai lokasi dimanapun didunia, ke museum, ke tempat wisata, keperpustakaan dunia tanpa beranjak dan mengeluarkan biaya besar.
Namun Sejatinya study tour adalah salah satu metode pembelajaran yang merupakan pilihan yang dilakukan guru diluar kelas dengan nilai rekreasi secara langsung,
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan Study Tour sebagaimana di sampaikan oleh mentri Pariwisata Sandiaga Uno, harus berbenah, jujur dan mau mengevaluasi baik teknis , metode dan pendekatan dalam pelaksanaannya. Sehingga benar-benar menjadi metode pembelajaran yang menyenangkan dan pastinya aman baik untuk sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa,
Sejatinya Study tour haruslah bebas dari berbagai kepentingan dan bersih dari tunggangan pencari keuntungan pribadi para penyelenggaranya, Sejatinya study tour harus benar-benar dikelola dengan satu fokus kepentingan proses pembelajaran peserta didik dan menjadi metode pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan langsung serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Berikut ini Tulisan saya berjudul : Sejatinya Study Tour di Tribune Jabar
Demikian sejatinya study tour. Study Tour bukan kewajiban apalagi menjadi beban orang tua peserta didik, tetapi sebuah pilihan metode, masih banyak tentunya metode proses pembelajaran lainnya yang bisa menggali potensi dan kemampuan, memperluas wawasan dan pengetahuan serta merangsang kreatifitas, motivasi peserta didik dilingkungan terdekat.Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "Sejatinya Study Tour (Polemik)"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu