Hybrid Learning dan Implementasinya
Dalam situasi dan kondisi apapun ,proses pembelajaran yang berkualitas merupakan kewajiban lembaga pendidikan dan pendidik yang harus terus diupayakan, salah satunya dengan mengimplementasikan teknologi dalam memberikan pelayanan yang prima untuk kemajuan peserta didik.
Adanya bencana Pandemic Covid -19 telah mempercepat sistem pembelajaran yang semula tatap muka (face to face) didalam ruang kelas menjadi pembelajaran jarak jauh (distance learning).
Pembelajaran yang paling bijak bagi peserta didik saat ini adalah dengan mengakomodir pembelajaran tatap muka dan daya dukung teknologi informasi yang mumpuni. Pembelajaran tersebut disebut hybrid learning.
Hibrid Learning dan implementasinya.
Pada awalnya pembelajaran hibrid learning ini banyak digunakan oleh sekolah-sekolah terbuka atau perguruan tinggi yang mengaplikasikan pembelajaran daring.
Seiring waktu pembelajaran online dengan teknologi digitalnya, yang awalnya sebagai pengganti dari pembelajaran tatap muka yang tidak bisa dilaksanakan karena pandemic covid 19 telah menunjukkan dan membuktikan bahwa teknologi informasi menjadi panglima dalam menjawab permasalahan tersebut, dan telah menjadi kebiasaan baru (new normal) serta menisbatkan dirinya sebagai ciri kehidupan abad 21 ini.
Hybrid learning atau disebut juga blended learning merupakan kombinasi antara metode tatap muka(PTM) dan PJJ dengan penggunaan teknologi informasi/e-learning.
Bersin (2004) mendefinisikan hybrid learning sebagai "the combination of different training "media" (technologies, activities, and types of events) to create an optimum training program for a specific audience. The term "blended" means that traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic formats. In the context of this book, blended learning programs use many different forms of learning, perhaps complemented with instructor-led training and other live formats".
Yaitu model pembelajaran yang mengkombinasikan pengajaran secara face-to-face dengan metode pengajaran berbasis komputer baik secara offline maupun online / pembelajaran bermediasi teknologi (technology mediated instruction) untuk membentuk suatu pendekatan pembelajaran yang berintegrasi.
Sehingga pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer secara offline, dan komputer secara online.
Kenapa harus hybrid learning
- Teknologi informasi memungkinkan belajar dimana saja kapan saja, dengan sistem cloud computing berupa sistem layanan penyimpanan data yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi internet. sehingga Pembelajaran jarak jauh (PJJ/distance learning) secara online mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta produktifitas yang tinggi dengan performa yang serba cepat, efisien, serta bisa dimana saja selama ada akses internet.
- Generasi Z , adalah generasi yang dalam kehidupannya menggunakan teknologi informasi (Internet of thing/IoT). BPS (2015) menyebutkan Saat ini populasi generasi Z yang berada pada usia aktif sekolah baik pada tingkat sekolah dasar maupun pada tingkat pendidikan tinggi sangatlah besar
- New normal , pembelajaran online bukan lagi pilihan atau pengganti sebagaimana situasi kemarin, dengan adanya Covid 19. Namun pembelajaran hidbrid learning telah menjadi tahapan dalam revolusi industry 4.0 yang disebut IoT (internet of thing), bahwa segala sesuatu dan sendi kehidupan sudah berbasis internet.
- Pembelajaran berbasis hybrid learning, di samping dapat meningkatkan hasil belajar, bermanfaat pula untuk meningkatkan hubungan komunikasi pada tiga mode pembelajaran yaitu lingkungan pembelajaran yang berbasis ruang kelas tradisional, yang hybrid, dan yang sepenuhnya online.
- Para peneliti memberikan bukti yang menunjukkan bahwa Hybrid learning menghasilkan perasaan berkomunitas lebih kuat antar peserta didik daripada pembelajaran tradisional atau sepenuhnya online.
Dimana dan bagaimana posisi serta peran Guru ?
Darling- Hammond (2006) yang mengungkapkan . “those 21st-century teachers are required not only to be able to teach and manage classroom activities effectively, but also to be able to build effective relationships with students and the school community, use technology to support the improvement of teaching quality, and to reflect and continuously improve their learning practices.”
Posisi guru pada era revolusi industri 4.0 cenderung sebagai fasilitator yang memberikan informasi terbaru terkait perkembangan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dari berbagai sumber, sehingga guru harus memiliki kompetensi di bidang teknologi dan digital.
Untuk itulah Kemdikbud telah mensyaratkan kompetensi digital minimal seorang guru yang harus dikuasai dalam pembelajaran digital. Silahkan simak DISINI
Karakteristik unik Generasi Z berbeda dengan karakter yang dimiliki oleh generasi-generasi sebelumnya. implikasi teknologi yang sangat kuat ini tercermin pada, ketergantungan generasi Z terhadap gadget serta durasi konsentrasi yang singkat (Ozkan & Solmaz, 2015).
Menghadapi generasi Z yang sangat dekat dengan teknologi, serta memiliki kecenderungan hiperaktif, yang penuh percaya diri, dan mudah sekali bosan, inovasi dan terobosan guru dalam metode pengajaran sangat diperlukan, di mana guru berperan sebagai fasilitator (Kelly, 2008).
Guru memerlukan strategi jitu yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk bereksperimen dan eksplorasi pada sebuah topik.
Hybrid Learning dan Implementasinya
Sumber : Slide presentasi Sumar Hendayana,Ph.D |
Secara singkat dan mudah dipahami Sumar Hendayana Ph.D Presiden ALSI dan Penggerak komunitas belajar online di Forum lesson studi Kabupaten Sumedang pada pertemuan edisi bulan Mei 2021 memaparkan rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam implementasi pembelajaran hibrid learning diantaranya :
1. Prose pembelajaran tatap muka disekolah
- Bukan menyampaikan materi
- Memfasilitasi siswa dengan isu /problem kontekstual
- Perbanyak sharing temuan BDR
- Memilih dan memililah materi esensial yang mengacu pada AKM Numerasi dan Literasi
2. Proses PJJ /BDR (belajar dirumah)
- Secara daring bisa menggunakan google meet dan classroom
- Bukan menyampaikan materi
- Pembelajaran berbasis proyek
- Observasi percobaan harian
- Sharing laporan kemajuan proyek.
Salam Sukses
Sumber rujukan tulisan Hybrid Learning dan implementasinya adalah :
- Slide presentasi Sumar Hendayana,Ph.D yang disampaikan pada pertemua Bulan mei 2021 Komunitas Belajar online/forum LS Sumedang
- Yusuf E, 2016 .Pembelajaran berbasis teknologi untuk generasi z .jurnal widyakala volume 3 maret 2016
- Verawati dan Desprayoga,2019.Solusi Pembelajaran 4.0 : Hybrid Learning. Makalah
- Purwahida, Rahmah,2019.Teachers Understanding on Design Modul of Hybrid Learning. Jurnal ISLLAE Volume 1 Issue 2,July 2019
- Setiawan,Risky dkk,2019. Efektifitas Blended Learning dalam inovasi pendidikan era industri 4.0 pada mata kuliah teori tes klasik. Jurnal inovasi teknologi pendidikan : volume 6 no 2, Oktober 2019
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus