Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaya Komunikasi dalam Mencegah Kekerasan Berbasis Gender

 "Sungguh, hati anak ibarat tanah kosong, apapun yang dicampakkan 
diatasnya akan diterimanya begitu saja, …” 
(Ali bin Abi Thalib ra)

Kekerasan berbasis gender terus meningkat dan  semakin miris ditengah masa  pandemi baik berupa fisik, psikis, seksual, verbal serta sikap-sikap lainnya, apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa hal itu terus berulang ?
pixabay.com
Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor dan penyebabnya baik secara realasi kuasa maupun ideologi patriarki (Maria Ulfah Anshor).

Laki-laki dan perempuan adalah qudroti yang tidak bisa di tolak, perbedaan diantara keduanya  pasti adanya.  Sangat jelas tugas hidup  keduanya sama, bebas berperan dalam berbagai lapangan kehidupan (Qs 16 : 97).

Namun ada saja kekerasan berbasis gender dengan sikap menafikan fungsi dan peran serta kedudukan perempuan dalam realitas kehidupan sosial, sehingga perlu pencegahan dari hulu, sebagai titik awal seseorang itu berangkat yaitu lingkungan keluarga dan sekolah. Anak ibarat tanah kosong,  apapun yang kita tanam akan mereka terima begitu saja, dari sinilah nilai dan perilaku akan tertanam mengakar dan terrefleksi dalam kehidupannya.
pixabay.com

Sikap dan perilaku yang terjadi  lahir dari hasil gaya komunikasi. Steven R Covey (1997) mengatakan “Permasalahan komunikasi  adalah masalah persepsi, tidak seorangpun dari diri kita melihat dunia  seperti apa adanya atau bagai "peta"membatasi wilayah.Dan persepsi hasil pengalaman kita mempengaruhi perasaan, keyakinan dan prilaku kita".

Berbagai kasus dan permasalahan sikap dan kekerasan berbasis gender lahir dari persepsi komunikasi yang akhirnya mengkristal dalam sikap dan perilaku. Selaku guru dan orang tua perubahan gaya komunikasi menjadi titik krusial, mulai dari hal kecil dan mulai dari diri kita adalah langkah terbaik, contoh sikap dan komunikasi yang harus kita ubah karena bisa mempengaruhi persepsi dan perilaku adalah :
  1. Karena Dia laki-laki kamu perempuan. kalimat ini sering diujarkan oleh kita selaku orang tua dalam mensikapi permasalahan diantara anak laki-laki dan perempuan, antar adik dan kakaknya , sehingga lahir bahasa lanjutan ketika kata-kata ini muncul dan dicerna oleh anak kita,  yang laki-laki , “akukan laki-laki jadi bisa berbuat ini dan itu” dan jika di terima oleh anak perempuan, muncul sikap , “karena aku perempuan harus bersikap seperti ini yah”
  2. laki-laki dulu atau Perempuan dulu yang familiar dengan Bahasa asing ladies first adalah kalimat  yang biasa kita dengar  namun  persepsi yang muncul  dari kata-kata ini 
    • laki-laki dulu ;  memunculkan  sikap superioritas laki-laki ;
    • Perempuan dulu ; memunculkan perempuan itu lemah maka perlu di dahulukan.
Hilangkan dikotomi laki-laki dan perempuan untuk equaliti dan persamaan kesempatan  panggilah namanya atau personalnya, kemudian tanamkan nilai dengan :
  1. Memberikan lebih banyak bacaan /literasi para pahlawan perempuan dan kisah keagamaan dimana perempuan maju dan tampil ke depan menjadi penentu kehidupan.
  2. Menanamkan rasa percaya diri bahwa bisa bersaing, dalam berbagai lapangan kehidupan
  3. Per-mpu-an adalah seseorang yang memiliki kerhormatan dan kemulyaan diri.
  4. Melatih ambil bagian dan kesempatan dengan melakukan kegiatan bersama keluarga bersama-sama dengan berolah raga bersama,seperti sepakbola , naik gunung dan lain sebagainya yang memuat nilai-nilai petualangan
sehingga tertanam nilai-nilai persamaan yang lahir dari sikap saling menghargai dan menghormati serta saling memulyakan.



Tulisan ini disertakan untuk  lomba 
"Ayo Lawan Kekerasan Berbasis Gender" Kemendikbud
#CerdasaBerkarakter,#BlogBerkarakter,#AksiNyataKita,#LawanKekerasanBerbasisGender,
#BantuKorbanKekerasan
Ayo gabung ikut lomba, Panduan lomba Ayo lawan Kekerasan Berbasis Gender;silahkan diunduh
ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "Gaya Komunikasi dalam Mencegah Kekerasan Berbasis Gender"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.