Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Fakta RA Kartini dan Perannya Dalam Pendidikan

RA Kartini Dan Perannya dalam Pendidikan

Inilah salah satu peran penting yang harus dikenang kaum Muslimin dari Sosok RA Kartini , bahwa terjemahan Al-Quran pertama dalam bahasa Jawa bermula dari kegelisahan dan kesedihan  seorang gadis berumur 20 tahunan dalam melihat kondisi nyata ummat saat itu.

Hari ini 21 April tepat lahirnya RA Kartini, tokoh emansipasi perempuan yang perlu terus dikaji oleh generasi sekarang atas pemikiran-pemikirannya .

Sebenarnya sudah hampir seminggu saya mencoba menulis khusus tentang sosok perempuan inspiratif ini namun, semakin dalam mendalami siapa beliau, semakin bingung juga , karena terlalu banyak sisi yang bisa di angkat dan jadi bahan renungan.

akhirnya saya tulis saja rangkuman-rangkuman tentang perhatiannya pada Pendidikan , berikut ini 7 Fakta RA Kartini dan Perannya dalam Pendidikan :

1. Cerdas : sifat-sifat R.A. Kartini yang luar biasa 

R.A. Kartini sejak kecil sudah terlihat sebagai pribadi yang berwibawa, otak yang cerdas dan tajam , akal yang cerdik dan sehat, mampu membaca lingkungan dan observasi yang cepat serta menyeluruh, berani mengemukakan pendapat dan membela apa yang dirasakannya benar dan adil, serta rasa belas kasihan terhadap semua yang lemah dan tertindas.

2. Sekolah sampai Umur 12 Tahun 

Pada pagi hari R.A. Kartini berangkat sekolah ke Europese Lagere School (Sekolah Rendah Belanda), dan sore harinya mendapat pelajaran menyulam dan menjahit dari seorang nyonya Belanda, 

Membaca al Qur’an dari seorang guru agama wanita, dan pelajaran bahasa Jawa dari seorang guru bernama Pak Danu. 

Pelajaran yang paling tidak disukainya  justru pelajaran al-Qur’an, dan jika itu dilaporkannya, membuat ibunya marah. Sebab ibunya sangat keras dalam  hal ibadah. 

Ibunya  Mas Ajeng Ngasirah adalah anak dari Kiai haji Madirono seorang guru agama terkenal di Telekawur Jepara dan neneknya Nyai Haji Siti Amina, juga berasal dari Telekawur.

Sekolah R.A. Kartini letaknya dekat sekali di samping Kabupaten. Karena sifatnya yang periang, lucu, dan pandai maka, R.A. Kartini di sekolah disenangi oleh teman-temannya. Di sekolah R.A. Kartini termasuk yang paling maju dan paling cerdas. 

Dengan mudah R.A. Kartini dapat bersaing dengan anak-anak Belanda karena memiliki kemampuan berbahasa Belanda dengan lancar dibandingkan anak-anak pribumi lain.

Meskipun R.A. Kartini anak yang cerdas, sesuai adat feodal yang sangat kuat, R.A. Kartini tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

3. Sumber Bacaan Kartini sebelum umur 20 tahun dan setelah menikah

  • Koran /SuratKabar ; Surat Kabar Semarang De locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft
  • Majalah ; berupa paket Majalah( Leestrommel ) langganan, majalah-majalah kebudyaan, majalah wanita Belanda De Hollansche Lelie , beberapa kali mengirimkan tulisannya ke majalah ini dan dimuat di De Hollandsche Lelie
  • Buku -Buku berbahasa Belanda; seperti buku karya Max Havelaar, Surat – Surat Cinta karya Multatuli (pada November 1901 sudah dibacanya dua kali), De Stile Kraacht (kekuatan Gaib) karya Louis Coperus  dan Van Eeden, Buku Karya Augusta de Witt, Roman Feminis Karya Nupnya Coekoop de-Jong Van Beek, Roman anti perang Karya Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (letakkan Senjata) 
  • Kitab "Faidhul Rahman" Terjemah Al-Quran berbahasa Jawa (huruf Arab pegon) hasil terjemahan Syeikh Sholeh Darat.
Tidak heran RA Kartini dalam  tulisan –tulisannya  sering  mengutif beberapa kalimat dan menyebut  salah satu karangan.

4. Tidak jadi melanjutkan sekolah ke Batavia karena keburu ditikahkan

Ayahnya perrnah menolak keinginan Kartini untuk Studi ke Belanda atau masuk sekolah Kedokteran di Betawi, namun  akhirnya mengijinkannya untuk sekolah guru di Betawi.

Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, bisa dilihat dari surat-suratnya yang dikirim ke sahabat-sahabatnya, yang di didukung teman-teman Penanya tersebut.  

Namun Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut tidak diijinkan ayahnya, akhirnya beralih ke Betawi  dan siap sekolah guru hal ini setelah dinasihati oleh nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.

Pada pertengahan tahun 1903 ketika berumur  24 tahun, kesempatan studi menjadi guru di Betawi terbuka setelah Departemen Pengajaran Belanda memberi kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi. 

Namun kesempatan yang terbuka itu pun pupus juga, dalam sebuah suratnya  kepada Nyonya Abendanon, terungkap. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..”

4. Murid dari Syeikh Sholeh Darat 

Syeikh Sholeh Darat adalah (kepercayaan Pangeran Dipenogoro) seorang ulama berpengaruh pada abad 20 yang juga sekaligus guru dari Hadhrotusssyaikh Hasyim Asyari  Pahlawan Nasional Pendiri Nahdlatul Ulama dan  KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah.

Syekh Sholeh Darat

Syeikh  Sholeh Darat seperiode dengan Syeikh Nawawi Al Bantani dan Syeikh Cholil  Bangkalan yang ketiganya menuntut ilmu dan jadi pengajar di Mekkah sehingga bergelar Syeikh (Guru).

Beliau adalah kiai besar yang disegani dari Haramaian-Hijaz-hingga Mekah dan Nusantara, muridnya tersebar sampai Patani Thailand , berasal dari Darat Semarang, pada satu kesempatan  ketika R.A. Kartini berkunjung ke rumah pamannya, Bupati Demak, bertepatan dengan jadwal pengajian bulanan dipendopo Demak.

Dan Kartini ikut mendengarkan pembahasan syeikh tentang tafsir Al Fatihah, dalam bahasa Jawa. 

Kartini takjub dengan penjelasan syeikh, kemudian memaksa pamannya untuk mempertemukannya dengan syekh  Sholeh Darat. 

4. Asbab lahirnya Terjemah Quran dalam Bahasa Jawa 

Terjemah Al Quran yang dibuat oleh gurunya Syeikh Sholeh Darat,  menjadi kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat, bupati Rembang.

Sebagaimana uraian diatas , RA Kartini meminta Pamannya untuk mempertemukananya dengan Syeikh Sholeh Darat, dalam Silaturahminya itulah, R.A. Kartini menyebutkan bahwa dirinya tidak bisa berbahasa Arab dan Keumuman masyarat juga demikian sehingga bagaimana bisa memahami isi Alquran sehingga meminta syeikh Sholeh Darat agar  menterjemahkan Al Quran, karena menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya (Dzahir, 2012: 14).

Dalam surat pertamanya yang dikirim untuk Nona Zeehandelaar, ia menyebut orang Bumiputera kebanyakan muslim, tapi tidak saleh, karena mereka muslim keturunan dari nenek moyangnya. “Namun, dalam kenyataanya mereka tidak lebih dan tidak kurang dari seorang kafir,” tulis Kartini.

Atau surat lainnya “ Kami bernama orang orang Islam karena kami keturunan orang-orang Islam, dan kami adalah orang-orang Islam hanya pada sebutan belaka, tidak lebih. Tuhan, Allah bagi kami adalah seruan, adalah kata adalah bunyi tanpa makna." 

Maka lahirlah Terjemah Quran Pertama  Berbahasa Jawa  berjudul "Faidlur Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam al-Malik al-Dayyan"

Tidak adanya penterjemahan Al Quran saat itu,  karena Penjajah Belanda senantiasa menghalangi upaya-upaya apapun dalam mencerdaskan pribumi.

Dan untuk mengelabui  agar tidak di curigai pemerintah Belanda , Syeikh Sholeh Darat menterjemahkannya dengan menggunakan aksara Arab Pegon

Inilah salah satu peran penting yang harus dikenang kaum Muslimin dari Sosok RA Kartini , bahwa terjemahan Al-Quran pertama dalam bahasa Jawa bermula dari kegelisahan dan kesedihan  seorang gadis berumur 20 tahunan dalam melihat kondisi nyata ummat saat itu.

Setelah mendapatkan terjemahan Al Quran yang merupakan hadiah dari syeikh atas pernikahannya inilah yang menyebabkan Kartini semakin dekat dengan Al Quran dan memahami esensi Islam dalam Kehidupan serta semakin terbuka pemikirannya. 

Perubahan dan transformasi R.A Kartini ini dapat di lihat dalam surat Kartini (Masrur,2012:35-36) berikut :

" Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. maafkan kami, apakah ibu menganggap masyarakat eropa itu sempurna ? dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?. tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah eropa, atau orang jawa kebarat-baratan." (surat Kartini kepada Ny Abendanon, 27 oktober 1902)

" Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. semoga kami mendapat rahmat dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai." (surat Kartini kepada Ny Van Kol,21 Juni 1902).

dan masih ada beberapa lain yang tidak saya angkat disini yang menandakan perubahan pemahamnnya kepada agamanya sendiri yaitu Islam.

Selain itu dari interaksinya dengan Al Quran beliau banyak  menemukan kalimat - kalimat yang memukaunya, salah satunya menemukan ayat Al Quran yang berbunyi : 

Alloh adalah walinya orang-orang beriman yang akan mengeluarkannya (membimbingnya)  dari kegelapan menuju cahaya” (Qs Al Baqoroh : 257)
Dari renungan dan pengkajian ayat inilah keinginan mengubah kehidupan masyarakat saat itu yang penuh keterbelakangan (kegelapan) menuju kehidupan yang disinari dengan cahaya, semakin kokoh dan bergelora. 

Hal ini bisa dilihat dari surat Kartini  kepada sahabatnya di Belanda  yang sering mengulang dan menggunakan kata-kata “dari gelap menuju cahaya” yang dalam bahasa belanda adalah “Door Duisternis Tot Licht”.

5. Mendirikan sekolah

Saat RA kartini menjadi Isteri dari Bupati Rembang,RM Joyodiningrat, dalam 1 tahun ia bersemangat dalam menularkan energi  positifnya untuk memajukan Pendidikan dan memberdayakan  masyarakat sekitarnya untuk hidup lebih sejahtera diantaranya ;
  • menjadi guru dengan mendidik dan mengajar baca tulis para anak-anak putri dari bangsawan dan pegawai pemerintah di rumah dinas Bupati. 
  • mengembangkan dan mengajar kesenian local
  • mengajarkan  membatik 
  • mengajarkan menjahit
  • memberdayakan para pengrajin kayu dan perupa
Kartini paham bahwa pendidikan adalah pranata yang tepat bagi orang Jawa  untuk mengatasi problem keseharian dan mengangkat derajatnya.

Sejak lama ia hidup dalam aturan feodalisme yang membelenggunya apalagi  dengan nasib para perempuan yang hanya dianggap sebagai hiasan, dan tidak memiliki kebebasan sebagai perempuan mulia.

Cita-citanya untuk membuat sekolah yang bisa menampung siswa putri yang lebih banyak dan memperluas siswa dari golongan bawah menjadi ambisi yang ingin ia wujudkan. 

Ia adalah salah satu  perempuan Jawa yang terbuka dalam menulis dan mengutarakan pemikirannya tentang pentingnya sekolah dan Pendidikan bagi orang Jawa. Puncakya ia menyurati Pemerintah Belanda untuk mendirikan Sekolah. 

Surat dikirim kepada “Tweede Kamer” (Surat R.A. Kartini kepada Tuan Van Kol Tanggal 21 Juni 1902. “Permohonan saya ialah, sudilah pemerintah memberi saya pertolongan akan cita-cita yang tersebut diatas; sekarang akan memikul ongkos belajar itu semuanya dan kemudian sehabisnya saya  belajar memberi saya kesempatan mengadakan internaat (Sekolah Asrama) untuk anak-anak gadis orang bumiputra yang berpangkat. . . Dengan penuh kepercayaan kami serahkan perkara kami kepada tuan. Kami tahu, kami rasai, bahwa Tuan ada menjadi pembantu besar dan pembela yang gembira bagi perkara kami. Baca selengkapnya di buku,  Pane Armijn. 2008. Habis Gelap Terbirtlah Terang. Balai Pustaka: Jakarta), semacam majelis Parlemen Hindia-Belanda yang mengatur kebijakan pemerintah kolonial untuk membuat Sekolah Keputrian (Lih. Surat R.A. Kartini kepada Tuan dan Nyonya Abendanon Tanggal 11 Desember 1903. “Bila boleh kami kami mendapat seorang guru perempuan yang baik, kami bercita-cita mengadakan sekolah bagi anak-anak gadis berpangkat di rumah kami ini. Bila baik jadinya, bolehkah kami mengharapkan subsidi gubermen? Uang sekolahnya haruslah tetap serendah-rendahnya; tempat tinggal dan makan boleh di dapatnya dengan Cuma-Cuma dari kami. . .besar harapan saya sekolah yang demikian akan maju. . . kami berdua mengandung angan-angan yang besar-besar. Baca selengkapnya di buku, Pane Armijn. 2008. Habis Gelap Terbirtlah Terang. Balai Pustaka: Jakarta ).

6. Sekolah untuk Jasa Kartini

Berkat kegigihannya, kemudian didirikanlah sekolah wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. 

wikipedia.org

Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang ahli hukum Belanda dan tokoh Politik Etis.Belanda (1901).

Pada 1899 Deventer menulis dalam majalah  De Gids (Panduan), berjudul Een Eereschuld (Hutang kehormatan). Pengertian Eereschuld secara substasial adalah: Hutang yang demi kehormatan harus dibayar, walaupun tidak dapat di tuntut dimuka hakim. 

Tulisan itu menjelaskan pada publik Belanda bagaimana mereka menjadi negara yang makmur dan aman (adanya kereta api, bendungan-bendungan, dst) adalah hasil kolonialisasi yang datang dari daerah jajahan di Hindia Belanda, sementara Hindia Belanda saat itu miskin dan terbelakang. Jadi sudah sepantasnya jika kekayaan tersebut dikembalikan.

Ketika pada tahuan 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer terkesan sekali, sehingga tergerak untuk menulis sebuah resensi yang panjang-lebar, sekadar untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang cocok dengan cita-cita Deventer sendiri: mengangkat bangsa pribumi secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.

7. Pemikiran kartini tentang Pendidikan dan Kurikulum

1. Pentingnya Pendidikan Akhlak

Pemikiran R.A. Kartini mengenai konsep pendidikan akhlak pada abad 19 boleh dikatakan sangat moderen, karena menempatkan anak didik sebagai subyek kegiatan belajar mengajar, bukan sebagai obyek pengajaran seperti lazimnya penidikan pada waktu itu. 

Pendidikan akhlak pada pendidikan yang dimaksud oleh R.A. Kartini bukanlah hanya Pendidikan formal saja tetapi juga pendidikan budi pekerti (cipto) dan kepekaan budi pekerti (roso), 

"Kesadaran anak-anak harus dibangunkan, bahwa mereka harus memenuhi panggilan budi pekerti dalam masyarakat terhadap bangsanya yang akan mereka kemudian. Kewajiban pada guru adalah menjadikan anak-anak perempuan yang dipercayakan kepada mereka, menurut pandangan mereka yang sebaik-baiknya dan dengan sekuat tenaganya perempuan-perempuan yang beradab, cerdas, sadar, akan panggilan budinya dalam masyarakat. Menjadi  ibu yang penuh kasih sayang, pendidikan yang berbudi dan cakap.
Dan selanjutnya agar dengan cara apapun juga berguna dalam masyarakat yang dalam tiap bidang sangat memerlukan pertolongan." (Arbaningsih, 2005: 134).

Sekolah Kartini


2. Kurikulum sekolah mandiri dengan membangun sekolah swasta
"memang dalam sekolah kami, kami lebih memetingkan Pendidikan budi pekerti dari pada doktrinal. Oleh sebab itu kami juga tidak menginginkan sekolah itu didirikan oleh pemerintah, melainkan oleh swasta, karena kami nanti akan tunduk pada peraturan-peraturan tertentu. 
Padahal kami ingin membangun sekolah menurut gagasan kami sendiri. Kami ingin mendidik anak-anak seperti seorang ibu mendidik anak-anaknya. Cara mendidik di disitu seperti dalam suatu rumah tangga besar, di mana anggota-anggotanya saling mecintai dan saling mengajar, dan di mana ibu tidak hanya namanya saja, melainkan sungguh ibu pendidik jasmani dan rohani anaknya" (Soeroto, 1982: 321) 


Penutup.

Rasanya pas kepadanya di sebut per – mpu - an , yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi serta  kemuliaan, yang menjadi motor dan penggerak perubahan dari kegelapan menuju cahaya, dengan perannya maka habislah gelap dan terbitlah terang.


Reff :


ADH
ADH Agar bebas mengunduh, gunakan akun belajar id, karena perubahan kebijakan belajar id, kami sedang berproses memindahkan cloud untuk menyimpan file

Posting Komentar untuk "7 Fakta RA Kartini dan Perannya Dalam Pendidikan"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.