Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengembangkan Kecerdasan Musikal Peserta Didik | Studi Kasus VOB & Putri Ariani

Mengembangkan Kecerdasan musikal Peserta didik, studi kasus VOB & Putri Ariani | Tulisan ini adalah studi kasus dari pengalaman Abah Erza seoranag guru yang menerbitkan VOB, Band Metal Srikandi asal Garut Indoensia,  dan Putri Ariani yang penulis coba analisis dan coba angkat sebagai upaya bagaimana orang tua dan insan pendidik serta satuan pendidikan bisa melihat berbagai kecerdasan anaknya dan peserta didiknya serta bagaimana perannya dalam memfasilitasi dan melecutkan potensi tersebut menjadi emas bagi dirinya juga lingkungannya.

Ada dua cara menghayati kehidupan, yang satu adalah seolah-olah mukjizat itu tak pernah ada, yang lain adalah seolah-olah segala sesuatunya merupakan mukjizat  ---Albert Einstein---

Dunia pendidikan modern saat ini menyebutkan bahwa kecerdasan bukan hanya 

  • kecerdasan logika aritmetika dan bahasa (Intellegent Quotient /IQ) saja  namun juga ada kecerdasan lainnya seperti 
  • kecerdasan emosi (Emotional quotient) yang dikenal EQ yaitu kecerdasan dalam memantau perasaan dan emosi pada dirinya maupun pada orang lain, memilih dan memilah serta menggunakan informasi tersebut untuk memandu pikiran dan tindakannya ; kemudian 
  • kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient/SQ) adalah kecerdasan seseorang dalam memecahkan persoalan makna dan nilai (spiritual) untuk menempatkan perilaku dan kehidupannya dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa jalan hidupnya memiliki nilai yang lebih agung dari pada yang lain.

Bahkan Howard Gardner yang terkenal dengan multiple intellegence nya menyebutkan bahwa kecerdasan itu sangat banyak, anda bisa langsung klik untuk berselancar lebih lanjut tentang kecerdasan tersebut diantaranya :

  1. Kecerdasan linguistik-verbal 
  2. Kecerdasan logis-matematis
  3. Kecerdasan visual-spasial 
  4. Kecerdasan Musikal 
  5. Kecerdasan kinestetik-jasmani 
  6. Kecerdasan naturalistik
  7. Kecerdasan intrapersonal
  8. Kecerdasan interpersonal 
  9. Kecerdasan eksistensial
Atau sobat GS dapat memahami masing-masing kecerdasan diatas pada tulisan saya sebelumnya tentang Kecerdasan Majemuk Howard Gardner.

Daniel Goleman dalam bukunya working with emotional inteligence mengatakan setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya dan hanya 4% saja yang ditentukan oleh IQnya. 

Dia memerinci lebih dalam tentang kecerdasan emosional manusia menjadi kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecapakan pribadi terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi sedangkan kecakapan sosial terdirid dari dua faktor yaitu empati dan keterampilan sosial. 

Mengembangkan Kecerdasan musikal Peserta didik, studi kasus VOB | Tulisan ini adalah studi kasus dari pengalaman Abah Erza seoranag guru yang menerbitkan VOB, Band Metal Srikandi asal Garut Indoensia,  yang penulis coba analisis dan coba angkat sebagai upaya bagaimana insan pendidik dan satuan pendidikan bisa melihat berbagai kecerdasasn peserta didiknya serta bagaimana perannya dalam memfasilitasi dan melecutkan potensi tersebut menjadi emas bagi dirinya juga lingkungannya.

Kecerdasan Musikal VOB 

Tulisan ini berdasarkan studi kasus VOB salah satu Band Metal yang digawangi oleh trio Srikandi asal Garut, bukan mentang-mentang saya orang Garut , sehingga secara subyektif mengangkat dan mengambil contoh kasus VOB, namun grup band Metal fenomenal ini benar-benar lahir dari kecerdikan dan kejelian seorang guru BP/BK MTs yang dikenal dengan sebutan abah Erza begitu anak-anak VOB memanggilnya. dalam melecutkan kecerdasan musikal  tiga personilnya yaitu Firda Kurnia (Vokalis dan melodi), Widi Rahmwati (Bassis) dan Euis Siti Aisyah (Drumer)

Kalau kita simak podcast Coklat TV yang mewawancarai abah Erza, VOB lahir dari pengamatan dan ketepatan analisis bpk guru erza dalam melibatkan anak  "Bandel" akibat tulisan-tulisan Marsya di mading yang banyak mengoreksi kebijakan sekolahnya, serta tatalunya siti dan widi yang selalu membuat berisik, dengan mengajak mereka terlibat di teater sebagai obat penyaluran energi untuk beberapa anak "kreatif"  ini. 

Kemudian guru Abah Erza mendorong agar protes-protes sosial anak kreatif dari bentuk tulisan mading dialihkan ke bentuk lagu, sebagaimana petuahnya pada anggota VOB
Kamu menulis kemudian ditempel dimading,  sebenarnya penulis itu pekerja keabadian, musisi juga pekerja keabadian, menulis dimading kemudian suara kamu ilang dan tenggelam mengapa tidak kamu menulis sebuah karya musik dan isi kepala kamu diceritakan agar ada gaung suaranya
Oleh guru Abah Erza beberapa anak ini dilibatkan dalam projek dan produksi teater "catatan-catatan yang tertinggal disekolah" dimana tiga anak istimewa ini ditugaskan sebagai pemain musik latarnya, difasilitasi alat musik gitar akustik dari sekolahnya mereka membuat lirik lagu curhatan-curhatan mereka, disini terlihat bagaimana nilai penting seorang pendidik dan satuan pendidikan sebagai fasilitator dalam menumbuh kembangkan berbagai kecerdasan peserta didiknya.

Dari pengiring musik teater ini, jadilah terbentuk grup musik "Legok Teater Baceprot" karena teater ini merupakan ektrakurikuler sekolah yang tentunya disupport oleh sekolah tempat mereka menimba ilmu, grup musik ini akhirnya diberi nama "voice of baqitos" yaitu suara dari Mts. Baqiatusholihat. 

Sekolah menjadikan Abah Erza sebagai guru BP/BK  tidak salah pilih, dengan dedikasinya ia memposisikan diri  sebagai teman dan pendengar siswa-siswinya, serta menemani mereka belajar dengan mengambil posisi tidak mengajarinya. Dari anggota 15 kemudian jadi 7 orang dan akhirnya 3 orang siswi yang kini menjadi grup band musik metal "Voice of Baceprot".

Walau mereka sendiri pada saat itu masih nol dalam bermusik namun atas kejelian pengamatan dan kesabaran abah erza ini lah yang melihat mereka cocok di musik dan akhirnya memperkenalkannya pada musik dan membimbingnya, yang secara otodidak ditemani guru erza ini berlatih musik.

Menghilangkan kejenuhan rutinitas kelas yang dirasakan membelenggunya dengan berbagai aturan yang mengkerangkengnya serta dengan berbagai "alasan" akhirnya mereka melampiaskan energi mudanya dengan bermusik, selama mereka mengasah kecerdasan musikalnya.tidak sedikit rintangan, hambatan  gangguan serta cibiran dari lingkungan terdekat mereka.

Perjuangan dan perjalanan mereka yang panjang  sejak 2014 inilah yang membentuk VOB sekarang ini, hingga menjadi grup band cadas wanita hijaber yang terkenal di Dunia.

Pasca VOB sukses tur eropa  "Fight Dream Believe Europe Tour 2022" di festival musik Metal Wacken  Open Air 2022 Jerman dan negara-negara Eropa yang melambungkan grup band metal hijaber ini, di tahun 2023 VOB melanjutkan tourya  ke 11 kota di Amerika. Spektakulernya wajah mereka terpampang di Bilboard Timesquare AS, menjadi bukti kerja keras dan kecerdasan musikal mereka.

Saat ini VOB menjadi grup Band metal paling bersinar di Indonesia inil telah menerbitkan 3 album diantaranya :
  • The other side of the metal (2021)
  • School Revolution (2022)
  • Retas (2023)
Kiprah mereka terus diapresiasi, pecinta musik dalam negeri dan dunia, ya VOB lahir dari kejelian seorang guru akan kecerdasan musikal, yang mereka miliki.

Putri Ariani

Tahun 2023 adalah tahunnya Putri Ariani, apalagi setelah memenangkan Goden Buzzer di Ajang America's Got Talent 2023 yang membawakan lagu ciptaanya sendiri yaitu "Lonelinnes".

Tahun 2023 adalah tahunnya Putri Ariani, apalagi setelah memenangkan Goden Buzzer di Ajang America's Got Talent 2023 yang membawakan lagu ciptaanya sendiri yaitu "Lonelinnes"


Putri Ariani yang lahir  pada 31 Desember 2005 ini menceritakan bahwa ia belajar musik secara otodidak, tidak dibantu siapapun misalnya guru les atau private, begitupun orang tuanya bukanlah musisi atau ahli musik, namun seorang penikmat musik.

Lalu dimana peran orang tuanya ?

Ismawan  Kurnianto dan Reni Alfianti adalah orang tua dari putri Ariani, mereka sangat penting bagi karir Putri. Putri Ariani mengatakan ayah dan ibunyalah yang berperan dalam karirnya tersebut. Orang tuanya mengorbakan waktu, tenaga, pekerjaan/karir yang ditinggalkannya untuk fokus membantu putri yang tunanetra tersebut, untuk selalu ada dan hadir membantu Putrinya menggapai cita-citanya.

Disinilah bagaimana orang tua melihat dan menemukan  potensi dan kecerdasan yang dimiliki anaknya sehingga mereka benar-benar memfasilitasi agar anaknya bisa berkembang sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

Sebagaimana saya kutip dari mengerti.id bahwa kedua orang tua Putri Ariani sangat meyakini jika dibalik kekurangan putrinya pasti ada hal lebih yang diberikan Allah untuk anaknya.

Hal tersebut terbukti saat bakat tarik suara Putri Ariani mulai nampak waktu masih kecil dan terus diasah dan mengarahkan putrinya untuk benar-benar menjadi musisi hal ini terlihat bagaimana Putri Ariana masuk SMKN 2 Kasihan sebuah SMK MusikKlasik di Yogyakarta. oleh Ismawan Kurnianto.

Hal inilah yang harus dipahami orang tua, satuan pendidikan dan insan pendidik untuk bisa memfasilitasi seluruh kecerdasan anaknya dan siswanya, sehingga orang tua dan satuan pendidikan menjadi oase penyejuk sekaligus tungku yang mematangkan setiap kecerdasan yang dimiliki para siswanya.

Demikian pembahasan dalam mengembangkan kecerdasan musikal peserta didik dengan mengambil kasus VOB dan Putri Ariani, semoga bermanfaat.

ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "Mengembangkan Kecerdasan Musikal Peserta Didik | Studi Kasus VOB & Putri Ariani"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.