5 Posisi Kontrol Diane Gossen Dalam Penerapan Disiplin Disekolah
5 Posisi Kontrol Diane Gossen Dalam Penerapan Disiplin Disekolah. Diawal bulan Oktober 2023 seorang guru agama AS yang merupakan guru honorer di Sumbawa dituntut oleh orang tua siswa ke polisi karena menghukum siswa yang tidak mau sholat berjamaah.
Mendengar berita ini sebagai seorang guru, sungguh sangat pilu dan sedih, mengapa sampai terjadi dan sepertinya terus berulang, banyak guru yang dituntut siswa dan orang tua ke ranah hukum ketika mereka bekerja dalam mendidik.
Berbicara tentang penerapan disiplin disekolah, rasanya kita perlu merenungi apa yang disampaikan oleh Diane Gossen yang menyatakan dalam bukunya yang berjudul Restitution-Restructuring School Discipline (1998) bahwa selama ini guru-guru perlu meninjau kembali dan berintrospeksi diri bagaimana penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini.
Apakah yang dilakukan selama ini telah efektif, memerdekakan, dan memandirikan serta berpusat pada siswa ?
Atau justru hasilnya malah negatif, perubahan sikap yang diharapkan jauh panggang dari api, peserta didik dan orang tua yang menitipkan anaknya kepada kita tidak menerima perlakuan yang diberikan , yang muncul malah resistensi, kebencian, kemarahan dan serangan terhadap para guru
Atas dasar peristiwa tersebut,dibawah ini paparan tentang 5 posisi kontrol Diane Gossen dalam penerapan disiplin disekolah, yang umum terjadi, mudah-mudahan dengan paparan ini bisa menjadi introspeksi diri yang dilanjutkan perbaikan langkah penerapan disiplin dengan segitiga Restitusi.
5 Posisi Kontrol dalam Penerapan Disiplin
Melalui serangkaian riset yang didasarkan teori Kontrol Dr. William Glasser, Diane Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang umum dan biasa diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol dan penerapan disiplin disekolah.
1. Penghukum
- “Patuhi aturan saya, atau awas!”
- “Kamu selalu saja salah!”
- “Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”
yaitu cara dia.
2. Pembuat Merasa Bersalah
- “Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu”
- “Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”
- “Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”
merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
3. Teman
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif.
Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid.
- “Ayo bantulah, demi bapak ya?”
- “Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”
- “Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.
murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”.
4. Pemantau
- “Peraturannya apa?”
- “Apa yang telah kamu lakukan?”
- “Sanksi atau konsekuensinya apa?”
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker,
slip catatan, daftar cek.
5. Manajer
Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.- “Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)
- “Apakah kamu meyakininya?”
- “Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?”
- “Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”
- “Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”
atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang
melakukan restitusi.
Restitusi dalam Penerapan Disiplin di Sekolah
Restitusi dalam konteks penerapan disiplin di sekolah mengacu pada upaya memperbaiki hubungan dan pemulihan yang melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah. Konsep ini tidak hanya berfokus pada hukuman atau sanksi, tetapi juga pada pemahaman, pertobatan, dan pemulihan hubungan yang mungkin terganggu oleh perilaku yang melanggar aturan sekolah.
Dalam penerapan disiplin yang berorientasi restitusi, tujuannya adalah untuk mengajarkan siswa tanggung jawab dan akibat dari tindakan mereka. Ini juga memberi siswa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan menjadi anggota yang lebih baik dalam komunitas sekolah.
Anda bisa menelaah lebih lanjut bagaimana Restitusi dalam menanamkan Disiplin Peserta didik di sekolah.
Demikian uraian tentang 5 posisi kontrol Diane Gossen dalam penerapannya disiplin disekolah, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita menerapkan Restitusi penerapan disiplin positif disekolah sehingga siswa dengan dorongan dalam dirinya mampu bertanggungjawab atas kesalahannya, kemudian memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
Posting Komentar untuk "5 Posisi Kontrol Diane Gossen Dalam Penerapan Disiplin Disekolah"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu