Deep Learning dalam Pembelajaran
Deep Learning dalam Pembelajaran | Wacana perubahan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah saat ini semakin ramai diperbincangkan setelah pak Mendikdasmen Abdul Mu'ti memberikan sinyal mengenai pergantian kurikulum merdeka, yang sedang berjalan, dengan nama Kurikulum Deep Learning.
Lalu apa yang dimaksud Deep Learning ?
Deep learning adalah metode yang di adaptasi dari kecerdasan buatan AI, metode mengajarkan komputer untuk memposes data dengan cara seperti bagaimana otak manusia bekerja.
Hal ini sebenarnya sudah di perkenalkan jauh-jauh hari sebelumnya dengan istilah pendekatan pembelajaran CT atau disebut computational thingking , yaitu bagaimana mengintegrasikan pola / struktur berpikir komputer dalam pembelajaran, namun karena masih baru dan belum terbiasa maka banyak guru yang masih kebingungan menerapkan pendekatan ini.
Computational thinking (CT) merupakan metode atau langkah berpikir yang menggunakan teknik ilmu komputer (informatika) dalam menyelesaikan masalah dengan tahapan :
- Menganalisis masalah kompleks,
- Memahami masalah,
- Mengembangkan solusi yang tepat,
- Membentuk pola pikir yang runtut dan logis.
CT merupakan salah satu keahlian yang dibutuhkan dalam dunia industri informasi dan modern. Beberapa karakteristik CT, di antaranya:
- Proses berpikir yang logis dan sistematis
- Membagi permasalahan dalam beberapa tugas dan langkah sederhana
- Mencari algoritma yang tepat, yaitu langkah-langkah yang sesuai untuk memecahkan masalah berdasarkan data
- Dekomposisi
- Pengenalan pola
- Abstraksi
- Desain algoritma
CT sendiri mulai diperkenalkan oleh Jeanette Wing pada Maret 2006. Dan berikut ini beberapa link tulisan tentang pembelajaran dengan mengintegrasikan computational thingking yang ditulis oleh GS :
Deep Learning /Metode pembelajaran Deep Learning menggabungkan 3 aspek pendekatan utama yaitu
- Mindfull Learning,
- Meaningfull Learning ; dan
- Joyfull Learning
Setiap aspek diatas merupakan pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindfull), bermakna (meaningfull), dan menggembirakan (joyfull) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik terpadu serta partisipasi aktif.
1. MINDFULL LEARNING
Mindfull learning menghargai keunikan dan keterlibatan siswa. mindfull artinya menyadari bahwa murid yang dihadapinya berbeda beda sehingga guru harus peka, sensitif dengan situasi dan kondisi siswanya serta harus sadar bahwa kemampuan murid satu dengan lainnya tidaklah sama.
Mindfull learning bertujuan untuk memberikan ruang bagi siswa terlibat aktif dalam proses belajar dengan memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi tiap individu dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat terlibat langsung melalui diskusi eksperimen dan ekplorasi materi yang diajarkan.
Berikut ini beberapa tulisan gurusumedang sebelumnya tentang pembelajaran aktif (Active learning) diantaranya :
Kemudian bagaimana cara menganalisis suatu pembelajaran siswa aktif, dan berfokus pada siswa bukan berfokus pada guru yaitu dengan menggunakan TBLA, apa itu TBLA ? Sobat GS dapat pelajari lebih dalam pada artikel kami sebelumnya tentang : Tutorial TBLA (Transkrip Based Lesson Analysis)
2. MEANINGFULL LEARNING
Meaningfull Learning yaitu pentingnya pembelajaran yang relevan , siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pelajaran yang mereka pelajari.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menekankan bahwa siswa perlu tahu mengapa suatu materi penting dan bagaimana materi tersebut bisa bermanfaat dikehidupan nyata.
Metode ini, sebelumnya kita kenal dengan pembelajarn Contekstual Learning, yaitu konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan materi ajar dengan kehidupan nyata dan mendorong peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata mereka.
Sobat GS bisa membandingkan bagaimana perbedaan pembelajaran Meaningfull Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional pada artikel : CTL sebagai pendekatan pembelajaran
Pendekatan ini memposisikan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan penerapannya di dunia nyata peserta didik.
3. JOYFULL LEARNING
Joyfull learning adalah menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Joyfull Learning bukan sekedar pembelajarn yang hanya menyenangkan namun pembelajaran yang mengedepankan kepuasan dari suatu pemahaman yang mendalam.
Tujuan dari Joyfull Learning adalah menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, sehingga siswa tidak hanya merasa senang , tetapi juga benar-benar memahami materi yang dipelajari.
Contoh Pembelajaran Deep Learning
Deep learning adalah proses pembelajaran yang membumi artinya apa yang dipelajari siswa dikelas sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri dalam kehidupannya, sehingga antara ruang kelas dan dunia nyata siswa tersambung.
Siswa tidak hanya menghapal materi tetapi juga berpikir kritis , kreatif , mengaplikasikan dan memecahkan masalah dalam kehidupannya sehingga relevan dan berdampak. Dalam Kurikulum Merdeka hal inipun telah dilakukan pada pelaksanaan P5 ( Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila).
Misalnya ketika siswa belajar tentang Sampah, siswa tidak hanya tahu bagaimana memilah sampah, namun juga diajak membuat program sederhana dalam mengurangi dan mengolah sampah disekolah, sehingga siswa selain memahami materi yang diajarkan juga siswa disiapkan menjadi agen perubahan yang kritis dan kreatif serta berdampak.
MGMP IPA Kabupaten Sumedang pada bulan Juli - Agustus tahun 2022 bekerjasama dengan Dr. paed Sjaeful Anwar. Kimia UPI Bandung mengembangkan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Etnosains.
Yaitu bahan ajar IPA yang diambil dari fenomena yang ada dialam dan lingkungan terdekat siswa, bagaimana kearifan lokal dimana siswa tinggal, sehingga siswa lebih mudah memahaminya karena situasi dan kondisi kontekstual (fenomena) tersebut merupakan pengetahuan dasar yang dilihat dan dirasakan siswa.
Kapan Kurikulum Deep Learning Diterapkan ?
Berdasarkan paparan diatas, yang dimaksud dengan kurikukum Deep learning adalah program pembelajaran yang diatur untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui tiga aspek pendekatan utama yaitu mindfull learning, meaningfull learning dan joyfull learning.
Kurikulum Deep Learning ini direncanakana akan diterapkan di tahun 2025, namun Mendikdasmen menyatakan dibutuhkan persiapan yang matang.
Proses transisi menuju kurikulum baru ini, akan dilakukan dengan pelatihan intensif bagi para guru agar mereka dapat mengadopsi pembelajaran yang lebih berfokus pada siswa.
Selain itu perubahan mindset guru menjadi elemen yang penting dalam keberhasilan kurikulum Deep Learning, dimana guru dituntut untuk lebih fleksibel dan responsif pada kebutuhan siswa.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menekankan bahwa keberhasilan kurikulum Deep Learning sangat bergantung pada kesediaan para pendidik untuk beradaptasi dengan pendekatan yang mengutamakan keterlibatan aktif siswa.
Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "Deep Learning dalam Pembelajaran"
Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu