6 Level Taksonomi Marzano
6 Level Taksonomi Marzano. Marzano & Kendall (2006) mengembangkan model taksonomi yang memadukan faktor yang berjangkauan luas yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir. Model yang digunakan untuk mengembangkan Taksonomi Marzano yang tidak hanya menjelaskan bagaimana manusia memutuskan apakah akan terlibat dalam tugas baru di suatu waktu, tetapi juga menjelaskan bagaimana informasi diproses setelah keputusan untuk terlibat telah dibuat.
Marzano adalah sarjana senior di penelitian di benua tengah untuk pendidikan dan pembelajaran (McREl) Aurora Colorado dan seorang Profesor Madya di Cardinal Strictch Universitas di Milwaukee Winconsin.
Selama kurang lebih 35 tahun Marzano berkiprah di bidang pendidikan publik, bekerja di setiap negara bagian, serta di sejumlah negara di Eropa dan Asia. Tema sentral dalam setiap karyanya adalah menerjemahkan penelitian dan teori ke dalam program dan alat praktis untuk guru dan administrator K-12, tentunya tulisan-tulisannya banyak dijadikan rujukan dunia pendidikan.
Sedangkan Kendall adalah adalah direktur senior dalam penelitian di McREL. Di sana ia mengarahkan unit bantuan teknis yang mengembangkan dan menyediakan layanan terkait standar untuk sekolah, distrik, negara bagian, dan organisasi lainnya.
Seorang ahli yang diakui secara internasional dalam pengembangan dan peningkatan standar pendidikan. Kendall telah menjadi konsultan di lebih dari 50 distrik sekolah dan 14 departemen pendidikan negara bagian serta lembaga pendidikan di wilayah AS dan luar negeri.
6 Level Taksonomi Marzano
Model Taksonomi Marzano menyatakan tiga sistem mental:
- sistem kognitif. (Sistem kognitif mempunyai empat level) yaitu ;
- level 1 : retrieval (pengambilan/ mengenali pengetahuan)
- level 2 : comprehension (pemahaman)
- level 3 : analysis (analisis)
- level 4 : knowledge utilization (Pemanfaatan Pengetahuan)
- Level 5 : Sistem metakognitif
- Level 6 : Sistem Diri
Taksonomi Marzano menggabungkan dasar-dasar dari tingkat berfikir para proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-konsep tersebut berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, dan emosi sebagai pendukung.
Enam level taksonomi Marzano juga berinteraksi dengan apa yang disebut Robert Marzano “tiga pengetahuan awal”, yakni:
- Informasi, mencakup kosa kata, isi secara lengkap, atau prinsip.
- Prosedur mental, mencakup mengklarifikasikan secara umum dan memonitor metakognitif.
- Prosedur psikomotor, mencakup keahlian dan kecakapan atau penampilan.
1. Sistem Kognitif
Tingkat Taksonomi |
Operasi | Bentuk Umum Tujuan (Deskripsi) |
---|---|---|
level 1 : pengambilan (pengetahuan faktual) |
Mengenali | Siswa mampu memvalidasi pernyataan yang benar tentang fitur informasi, tetapi belum tentu memahaminya struktur pengetahuan atau membedakan kritis dan komponen non-kritis |
Mengingat | Siswa mampu menghasilkan/menyebutkan ciri-ciri informasi, namun belum tentu memahami struktur pengetahuan atau membedakan kritis dan komponen non kritis | |
Eksekusi | Siswa mampu melakukan prosedural tanpa kesalahan yang signifikan tetapi tidak memahami bagaimana dan mengapa prosedur tersebut berhasil | |
Level 2 : Pemahaman (pengetahuann konseptual) |
Mengintegrasikan | Siswa mampu mengidentifikasi struktur dasar informasi prosedural mental, atau prosedur psikomotorik dan karakteristik kritis dibandingkan dengan karakteristik non kritis |
melambangkan | Siswa mampu membangun representasi simbolis yang akurat dari informasi, prosedur mental atau prosedur psikomotorik membedakan kritis dan komponen non-kritis | |
Level 3 : Analisis (pengetahuan Prosedural) |
Mencocokan | Siswa mampu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penting relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik |
mengklasifikasikan | Siswa mampu mengidentifikasi superordinat dan kategori bawahan relatif terhadap informasi, mental prosedur atau psikomotorik prosedur | |
menganalisis kesalahan | Siswa mampu mengidentifikasi kesalahan dalam penyajian atau penggunaan informasi, prosedur mental atau psikomotorik prosedur | |
Generalisasi | Siswa mampu membangun generalisasi atau prinsip baru berdasarkan informasi, prosedral mental atau prosedur psikomotorik | |
Menentukan | Sisw mampu mengidentifikasi konsekuensi logis dari informasi, mental prosedur atau psikomotorik prosedur | |
Level 4 : Pemanfaatan Pengetahuan |
Pengambilan keputusan |
Siswa mampu menggunakan informasi, prosedural mental, atau prosedural psikomotorik untuk memecahkan masalah secara umum atau memeccahkan maslah tentang informasi prosedural mental atau prosedur psikomotorik |
Penyelesaian Masalah | Siswa mampu menggunakan informasi, prosedur mental atau prosedur psikomotorik untuk memecahkan masalah secara umum atau memecahkan masalah tentang infomrasi prosedural mental atau prosedur psikomotorik | |
Bereksperimen | Siswa mampu menggunakan informasi prosedural mental atau prosedural psikomotorik untuk menghasilkan dan menguji hipotesis tentang informasi, prosedural mental atau prosedural psikomotorik | |
Menyelidiki | Siswa mampu menggunnakan informasi, prosedural mental, atau prosedur psikomotorik untuk melakukan penyelidikan secara umum atau melakukan penyelidikan mengenai informasi atau psikomotorik prosedural |
2. Sistem Metakognitif
Tingkat Taksonomi |
Operasi | Bentuk Umum Tujuan (Deskripsi) |
---|---|---|
Level 5 ; Pengetahuan Metakognisi |
menentukan Sasaran | Siswa mampu menetapkan tujuan yang berhubungan dengan informasi , prosedur mental atau prosedur psikomotorik dan renca untuk mencapai tujaun tersebut |
Proses Pemantauan | Siswa mampu memantau kemajuan menuju pencapaian tujaun tertentu relatif terhadap informasi. prosedral mental atau psikomotorik prosedur | |
Pemantauan kejelasan | Siswa mampu menentukan sejauh mana dia mempunyai kejelasan tentang hal tersebut informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik | |
Pemantauan Ketepatan | Siswa mampu menentukan sejauh mana dia akurat tentang informasi, prosedural mental, atau prosedural Psikomotorik |
3. Sistem Diri
Tingkat Taksonomi |
Operasi | Bentuk Umum Tujuan (Deskripsi) |
---|---|---|
Level 6 : Diri sendiri (Berpikir Sistem /Berpikir Produktif) |
memeriksa Pentinya | Siswa mampu mengidentifikasi betapa pentinya informasi, prosedur mental. atau prosedur psikomotorik kepadanya dan alasannya mendasari persepsi ini |
memeriksa Kemajuan | Siswa mampu mengidentifikasi keyakinan tentang kemampuan untuk meningkatkan kompetensi atau pemahaman relatif terhadap informasi, prosedural mental, atau prosedur psikomotik dan alasan yang mendasari persepsi |
|
memeriksa emosional Tanggapan |
siswa mampu mengidentifikasi respons emosionalnya terhadp informasi, prosedur mental atau prosedur psikomotorik dan alasan tanggapan tersebut | |
memeriksa Motivasi | siswa mampu mengidentifikasi tingkat keseluruhan motivasinya untuk berkembang kompetensi atau pemahaman relatif terhadap informasi prosedur mental atau psikomotik prosedur dan alasan tingkat motivasi ini. |
Penjelasan 6 level Taksonomi Marzano
Pada level 1 Pengambilan (Pengetahuan Faktual)
Pada level 1 Pengambilan, dengan fungsi/operasi untuk :- Mengenali, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat memvalidasi pernyataan yang benar tentang fitur informasi, tetapi belum tentu memahami struktur pengetahuan atau membedakan komponen kritis dan nonkritis.
- Mengingat, siswa akan dapat menghasilkan fitur informasi, tetapi belum tentu memahami struktur pengetahuan atau membedakan komponen kritis dan nonkritis.
- Eksekusi, siswa akan dapat melakukan suatu prosedur tanpa kesalahan yang berarti, tetapi belum tentu memahami bagaimana dan mengapa prosedur itu bekerja.
- Mengenali, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat memvalidasi pernyataan yang benar tentang fitur informasi, tetapi belum tentu memahami struktur pengetahuan atau membedakan komponen kritis dan nonkritis.
- Mengingat, siswa akan dapat menghasilkan fitur informasi, tetapi belum tentu memahami struktur pengetahuan atau membedakan komponen kritis dan nonkritis.
- Eksekusi, siswa akan dapat melakukan suatu prosedur tanpa kesalahan yang berarti, tetapi belum tentu memahami bagaimana dan mengapa prosedur itu bekerja.
Pada level 2 Pemahaman (Pengetahuan Konseptual)
Pada level 2 Pemahaman, dengan fungsi/operasi untuk :- Mengintegrasikan, Peserta didik akan dapat mengidentifikasi struktur dasar dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik dan kritis sebagai lawan karakteristik nonkritis.
- Melambangkan, peserta didik akan dapat membangun representasi simbolik yang akurat dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor yang membedakan elemen kritis dan nonkritis.
- Mengintegrasikan, Peserta didik akan dapat mengidentifikasi struktur dasar dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik dan kritis sebagai lawan karakteristik nonkritis.
- Melambangkan, peserta didik akan dapat membangun representasi simbolik yang akurat dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor yang membedakan elemen kritis dan nonkritis.
Pada level 3 Analisis (Pengetahuan Prosedural)
Pada level 3 Analisis, dengan fungsi/operasi untuk:- mengidentifikasi ,kesamaan dan perbedaan penting terkait dengan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Mengklasifikasikan, siswa akan dapat mengidentifikasi kategori atasan dan bawahan relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Menganalisis Kesalahan, siswa akan dapat mengidentifikasi kesalahan dalam penyajian atau penggunaan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Generalisasi, siswa akan dapat membangun generalisasi atau prinsip baru berdasarkan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Menentukan, siswa akan dapat mengidentifikasi konsekuensi logis dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- mengidentifikasi ,kesamaan dan perbedaan penting terkait dengan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Mengklasifikasikan, siswa akan dapat mengidentifikasi kategori atasan dan bawahan relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Menganalisis Kesalahan, siswa akan dapat mengidentifikasi kesalahan dalam penyajian atau penggunaan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Generalisasi, siswa akan dapat membangun generalisasi atau prinsip baru berdasarkan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Menentukan, siswa akan dapat mengidentifikasi konsekuensi logis dari informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
Pada level 4 Pemanfaatan Pengetahuan
Pada level 4 Pemanfaatan Pengetahuan, dengan fungsi/operasi untuk :- Pengambilan Keputusan, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik untuk membuat keputusan secara umum atau membuat keputusan tentang penggunaan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Penyelesaian masalah, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik untuk memecahkan masalah secara umum atau memecahkan masalah tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Bereksperimen, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor untuk menghasilkan dan menguji hipotesis secara umum atau menghasilkan dan menguji hipotesis tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor.
- Menyelidiki, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor untuk melakukan penyelidikan secara umum atau melakukan penyelidikan tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor.
- Pengambilan Keputusan, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik untuk membuat keputusan secara umum atau membuat keputusan tentang penggunaan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Penyelesaian masalah, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik untuk memecahkan masalah secara umum atau memecahkan masalah tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Bereksperimen, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor untuk menghasilkan dan menguji hipotesis secara umum atau menghasilkan dan menguji hipotesis tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor.
- Menyelidiki, siswa akan dapat menggunakan informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor untuk melakukan penyelidikan secara umum atau melakukan penyelidikan tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor.
Pada level 5 Metakognisi (Pengetahuan Metakognisi)
Pada level 5 Metakognisi dengan fungsi/operasi untuk :- Menentukan Tujuan, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat menetapkan tujuan relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
- Pemantauan Proses, siswa akan dapat memantau kemajuan menuju pencapaian tujuan tertentu, relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Kejelasan Pemantauan, siswa akan dapat menentukan sejauh mana dia memiliki kejelasan tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik. Ketika berfungsi untuk Akurasi Pemantauan, siswa akan dapat menentukan sejauh mana dia akurat tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Menentukan Tujuan, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa siswa akan dapat menetapkan tujuan relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
- Pemantauan Proses, siswa akan dapat memantau kemajuan menuju pencapaian tujuan tertentu, relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
- Kejelasan Pemantauan, siswa akan dapat menentukan sejauh mana dia memiliki kejelasan tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik. Ketika berfungsi untuk Akurasi Pemantauan, siswa akan dapat menentukan sejauh mana dia akurat tentang informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik.
Pada level 6 Pemikiran Sistem
- Meneliti Pentingnya, bentuk umum tujuannya, yakni bahwa peserta didik akan dapat mengidentifikasi seberapa penting informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik menurutnya dan penalaran yang mendasari persepsinya.
- Memeriksa manfaat, siswa akan dapat mengidentifikasi keyakinan tentang kemampuannya untuk meningkatkan kompetensi atau pemahaman relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor dan penalaran yang mendasari persepsinya.
- Memeriksa Respon Emosional, siswa akan dapat mengidentifikasi respons emosionalnya terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotor dan alasan responsnya.
- Memeriksa dan motivasi, siswa akan dapat mengidentifikasi tingkat motivasinya secara keseluruhan untuk meningkatkan kompetensi atau pemahaman relatif terhadap informasi, prosedur mental, atau prosedur psikomotorik dan alasan untuk tingkat motivasinya.
Tujuan Pembelajaran dalam Taksonomi Marzano & Kendall bagi Pendidik
- Pertama, tujuan itu penting bagi pendidik dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran, secara khusus ketika hendak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Pertanyaan Mengapa suatu tujuan itu penting? Menurut Sanjaya (2008: 101), tujuan itu penting karena beberapa alasan, yakni :
- tujuan memiliki keterkaitan erat dengan arah dan sasaran yang hendak dicapai oleh setiap upaya pendidikan;
- tujuan yang jelas akan membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurkulum, dan membantu para guru dalam mendesain sistem pembelajaran; dan
- tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Level-level tujuan yang disumbangkan oleh Marzano dan Kendall penting untuk didalami dan diterapkan oleh para pendidik.
- Kedua, ada berbagai klasifikasi tujuan yang diberikan oleh berbagai ahli. Sebagai contoh Hilda Taba (1962: 206-207) mengklasifikasikan tujuan (tujuan), sebagai berikut:
- klasifikasi mata pelajaran, misalnya, cenderung mendukung kemampuan akademik di bidang studi dan mensuboerdinasi kualitas yang dibutuhkan untuk pengembangan individu sebagai pribadi;
- klasifikasi dalam istilah seperti kewarganegaraan demokratis, kompetensi ekonomi, atau bidang kebutuhan hidup cenderung menekankan persyaratan budaya tetapi lemah dalam mengekspresikan lingkup perilaku untuk dibudidayakan;
- klasifikasi berkaitan dengan kompetensi individu, seperti inisiatif atau pemikiran yang jernih tidak selalu menyampaikan dengan jelas kegiatan kehidupan apa atau bidang studi kompetensi ini berlaku. Marzano dan Kendall menyumbang gagasan mengenai tujuan dalam bentuk taksonomi dengan enam level. Pendidik dapat memanfaatkannya dalam mendesain tujuan pembelajaran supaya terlihat spesifik dan dapat diukur.
- Ketiga, Marzano & Kendall memberikan taksonomi baru supaya membantu pendidik dalam menyusun tujuan Pendidikan di semua mata pelajaran, baik dalam ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan sebagainya. Berkiblat pada gagasan Schubert, para pendidik dapat memanfaatkan taksonomi baru Marzano & Kendall dalam mendesain tujuan pembelajaran dari empat kategori substansif tujuan. Schubert (1986, 202-206) memberikan empat kategori substansif dari tujuan (purposes) yaitu:
- Socialization (sosialisasi): “Sosialisasi mengacu pada tujuan menggunakan kurikulum untuk memperkenalkan generasi muda ke dalam cara hidup dalam masyarakat atau budaya”:
- Achievement (pencapaian): “Tujuan ini sangat ditekankan di negara-negara industri dan pasca-industri di mana prestasi biasanya ditentukan berdasarkan nilai ujian”;
- Personal growth (pertumbuhan pribadi): “Sebagai tujuan utama, pertumbuhan pribadi pelajar di abad ini bermula dari gerakan Pendidikan Progresif, yang berlangsung dari tahun-tahun awal abad ke-20 hingga tahun 1950-an dan merupakan tujuan yang diperjuangkan oleh John Dewey.”; dan
- Social change (perubahan social): “Tujuan ini kadang-kadang disebut sebagai orientasi rekonstruksionis. Kaum rekonstruksionis berpendapat bahwa sekolah dapat dan harus memimpin jalan menuju perbaikan sosial. Hal ini lebih dari sekedar sosialisasi dan mobilitas sosial, yang menerima sistem apa adanya, untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang lebih baik”.
- Keempat, taksonomi baru Marzano & Kendall dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam melihat pemahaman menyangkut kriteria penilaian terhadap suatu tujuan. Sebagai contoh, ketika membahas kriteria penilaian kurikulum, Hamalik (2012: 241) memberikan kriteria penilaian tujuan, yakni :
- perumusan tujuan dalam artian perubahan tingkah laku untuk mengembangkan kemampuan dalam tiga matra: pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai;
- perumusan tujuan dengan jelas dan operasional;
- tujuan bersumber/berdasarkan data: masyarakat, perkembangan manusia, dan disiplin ilmu pengetahuan;
- berdasarkan sistem nilai/kebudayaan masyarakat yang berubah dengan cepat;
- tujuan-tujuan itu dapat dicapai dan layak untuk dicapai;
- tujuan-tujuan itu harus tepat guna dan mendaya guna untuk melaksanakan fungsi-fungsi kediklatan;
- tujuan-tujuan itu harus terperinci, memadai dan menyeluruh; dan
- perumusan tujuan sambil mempertimbangkan aspek prioritas dan keseimbangan, baik dari segi disiplin ilmu maupun dalam masing-masing matra. Taksnomi baru Marzano & Kendall memberikan sumbangan bagi para guru untuk lebih terperinci dan terukur melihat ketercapaian tujuan Pendidikan.
- Kelima, diskusi tentang tujuan pendidikan sering mengacu pada beberapa tingkat, seperti tujuan pendidikan pada scope negara, scope daerah, scope sekolah, scope mata pelajaran, atau scope rencana pelaksanaan pembelajaran. Orsntein, dkk (2011: 391) mengemukakan, “Ketika kita berbicara tentang tujuan pendidikan, kita mungkin mengacu pada tujuan pada satu atau lebih tingkat berikut: negara, negara bagian, distrik sekolah, sekolah, mata pelajaran/kelas, rencana unit, atau rencana pelajaran”.Bagi Sanjaya (2008: 106) tujuan memiliki empat hirarki, yakni
- Tujuan pendidikan Nadional,
- Tujuan institusional,
- Tujuan kurikuler,
- Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran.
Dimensi Belajar Marzano
- sikap dan persepsi positif terhadap belajar,
- pemerolehan dan pengitegrasian pengetahuan,
- perluasan dan penghalusan pengetahuan,
- penggunaan pengetahuan secara bermakna, dan
- kebiasaan berpikir produktif.
1. Mengembangkan Sikap dan Persepsi Positif terhadap belajar
- sikap dan persepsi tentang iklim (suasana) belajar, dan
- sikap dan persepsi terhadap tugas-tugas kelas.
- penerimaan oleh guru dan teman sekelas (kontak mata, penguatan, dll), dan
- kenyamanan suasana fisik di dalam kelas (perabot yang nyaman, aturan-aturan yang menyenangkan, dll).
2. Belajar untuk Pemerolehan dan Pengintegrasian Pengetahuan
- pengetahuan deklaratif dan
- pengetahuan prosedural.
Contoh kelompok pertama mencakup proses.
- menguji benda padat yang larut dalam air,
- siswa melakukan dengan tahapan-tahapan tertentu.
- Mungkin menyiapkan lembar catatan,
- menyiapkan perangkat eksperimen,
- mencari bermacam-macam bahan,
- memberi label bahan-bahan yang akan diuji,
- menyiapkan air dalam gelas-gelas,
- melakukan pelarutan benda-benda yang diuji,
- mengamati hasil larutan, dst.
Contoh kelompok kedua tidak menunjukkan proses atau seperangkat tahapan.
3. Perluasan dan Penghalusan Pengetahuan
- Decision making, yaitu suatu proses menjawab pertanyaan seperti “mana yang paling cocok untuk ….?”;
- Investigation; ada tiga tipe dasar investigasi, yakni
- definitional investigation yang meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan seperti “apa yang menjadi ciri khas dari…..?”;
- historical investigation meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan seperti “mengapa ini terjadi?”; dan
- projective investigation yang meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan “apa yang akan terjadi, jika….?;
- Experimental inquiry, yaitu proses memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti, “bagaimana saya menjelaskan ini?” atau “berdasarkan penjelasan saya, apa yang dapat saya prediksi?”;
- Problem solving, yaitu menjawab pertanyaan “bagaimana saya akan memecahkan masalah ini?”; dan
- Invention, yaitu proses penciptaan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan; menjawab pertanyaan seperti “apa cara yang paling baik ….?
4. Belajar Menggunakan Pengetahuan secara Bermakna
- Decision making, yaitu suatu proses menjawab pertanyaan seperti “mana yang paling cocok untuk ….?”;
- Investigation; ada tiga tipe dasar investigasi, yakni
- definitional investigation yang meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan seperti “apa yang menjadi ciri khas dari…..?”;
- historical investigation meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan seperti “mengapa ini terjadi?”; dan
- projective investigation yang meliputi pemerolehan jawaban atas pertanyaan “apa yang akan terjadi, jika….?;
- Experimental inquiry, yaitu proses memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti, “bagaimana saya menjelaskan ini?” atau “berdasarkan penjelasan saya, apa yang dapat saya prediksi?”;
- Problem solving, yaitu menjawab pertanyaan “bagaimana saya akan memecahkan masalah ini?”; dan
- Invention, yaitu proses penciptaan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan; menjawab pertanyaan seperti “apa cara yang paling baik ….?
5. Mengembangkan Kebiasaan Berpikir Produktif
- self-regulated thinking and learning, yakni kebiasaa nmengetahui apa yang sedang dipikirkannya, tindakan yang terencana, mengetahuisumber-sumber yang penting, sensitif terhadap umpan balik, dan evaluatif terhadap keefektifan tindakan;
- critical thinking and learning, yang dicirikan oleh tindakanyang cermat, jelas, terbuka, bisa mengendalikan diri, sensitif terhadap tingkat pengetahuan; dan
- creative thinking and learning, yang ditandai oleh semangat tinggi, berusaha sebatas kemampuan, percaya diri, teguh, dan menciptakan hal-hal atau caracara baru.
Terimakasih sudah berbagi, sangat bermanfaat
BalasHapusteima kasih sudah berbagi. Alhamdulillaah sangat bermanfaat sekali bagi saya
BalasHapusAlhamdulillah,s alam sukses
Hapus