Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh-contoh Kegiatan Literasi Membaca yang bisa diintegrasikan dalam Kurikulum Sekolah

Contoh-contoh kegiatan literasi membaca yang bisa diintegrasikan dalam kurikulum sekolah; Pelaksanaan Asesmen Nasional (ANBK)  tinggal menghitung hari , pada  bulan September s.d Oktober tahun ini. 

Contoh-contoh kegiatan literasi membaca yang bisa diintegrasikan dalam kurikulum sekolah; Asesmen Nasional (ANBK)  yang sebentar lagi  akan mulai dilaksanakan pada September s.d Oktober tahun ini.
Sumber : kabar12.com


Dan sebagaimana  tertera dalam pasal 2  dan  3 Permendibudristek no 17 tahun 2021 bahwa ANBK akan mengukur kemampuan dalam hal:

sesuai poin 1 diatas AKM adalah alat ukur untuk mengukur hasil belajar kognitif, berupa Literasi membaca dan Numerasi.

Sobat guru dibawah ini saya sodorkan contoh kegiatan literasi membaca yang bisa diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dan bisa diadaftasi oleh ibu dan bapak sekalian disekolahnya masing-masing, dalam meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa.

literasi membaca  menurut OECD (2019) adalah  kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan dan tertarik pada teks  dalam  mencapai tujuan, membangun pengetahuan dan potensi, serta berpartisipasi  secara penuh di masyarakat. 

kemampuan literasi membaca tidak bisa dilatihkan instan, dimana siswa di drill kemampuannya untuk kepentingan sesaat dalam satu atau dua minggu, tapi merupakan sebuah proses yang panjang, membaca merupakan kebiasaan yang harus terbentuk dari kecil dan lingkungan terdekat berperan penting dalam menumbuhkan budaya membaca ini.

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 menyebutkan perlunya sekolah mengalokasikan waktu secara terjadwal untuk pembiasaan membaca sebagai bagian dari penumbuhan budipekerti 

Buku sebagai sumber ilmu pengetahuan, merupakan aspek utama dalam dunia pendidikan. Jorge Luis Borges, penulis Argentina, menyebutkan “di antara semua instrumen manusia yang paling penting, adalah "buku”. meminjam peribahasa santri " ilmu bagaikan kancil,susah ditangkapnya  dan untuk itu ikatlah (dicatat) dalam buku" sehingga buku menjadi kepanjangan dari daya ingat dan imajinasi.

Kekurangan kalau tidaklah disebut kelemahan siswa Indonesia saat ini adalah kemampuan dalam menganalisa data,baik berupa data uraian kalimat maupun  angka (cf. Samani, 2012). 

Hal inilah yang mungkin menyebabkan nilai PISA Indonesia dari sisi literasi membaca masih rendah, walau hal ini bukan menjadi target budaya baca namun ukuran itu menjadi potret bagaimana kualitas ,tingkat budaya baca dan relevansinya dalam kehidupan.
OECD 2019

Hal inilah yang mungkin menyebabkan nilai PISA Indonesia dari sisi literasi membaca masih rendah, walau hal ini bukan menjadi target dalam menanamkan budaya baca namun ukuran itu menjadi potret bagaimana kualitas ,tingkat budaya baca dan relevansinya dalam kehidupan.

Wagner (2008) dalam kajiannya menyebutkan bahwa kemampuan Literasi membaca sangat penting ditengah cepatnya arus informasi seperti saat ini adalah kemampuan berpikir kritis dalam menganalisa informasi yang diterima untuk di olah dan dikomunikasikan kembali.  sehingga hal ini perlu dan penting untuk ditanamkan kepada peserta didik /siswa di sekolah sejak dini,
Literasi membaca adalah nadinya pendidikan, pintu untuk mengenal, memahami, dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat di lingkungan sekolah ataupun di rumah.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan sekolah dalam menumbuhkan literasi membaca ? 

Berikut ini beberapa contoh-contoh kegiatan yang bisa diadopsi oleh satuan Pendidikan untuk diintegrasikand alam kurikulum sekolah, bersumber dari Manual pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah Kemdikbud 2016.

Contoh-contoh Kegiatan Literasi Membaca yang bisa diintegrasikan dalam Kurikulum Sekolah


Program Pelaksanaan disusun berdasarkan tahap-tahap literasi membaca berikut ini: 
  1. Tahap Pembiasaan, 
  2. Tahap Pengembangan, 
  3. Tahap Pembelajaran.

Penting juga untuk diBaca : Meningkatakan literasi sains melalui membaca

TAHAP PEMBIASAAN

1. Membaca lima belas menit setiap hari pada jam ke-0 atau waktu lain berdasarkan kesepakatan sekolah.


Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
  • Guru memandu siswa membaca bersama kurang lebih lima belas menit.
  • Guru dan siswa  membaca buku selama lima belas menit.
  • Guru merefleksi atau membrikan motivasi siswa  untuk gemar membaca.

2. Mengelola sudut baca

Sudut baca ini adalah  upaya mendekatkan dan membudayakan siswak pada buku. 
salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca.
  • Wali kelas bersama siswanya membuat sudut baca.
  • Setiap siswa berperan dengan menyumbang satu bukunya  untuk disimpan di sudut baca.
  • Dibuat panitia/petugas pengelola sudut baca dari siswa
  • seluruh siswa dalam kelas wajib meminjam buku untuk dibaca.

3. Satu siswa Satu Buku Sastra (1 tahun sekali)

kegiatan  ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku sastra di per-
pustakaan sekolah.
  • siswa membawa satu buku sastra yang dimilikinya
  • siswa membaca buku yang dimilikinya.
  • Setelah dibaca dan direvieu  buku tersebut disumbangkan pada perpustakaan sekolah.
  • Peserta didik dapat meminjam buku sastra yang lain di perpustakaan sekolah.
  • Sekolah memiliki koleksi buku sastra lebih banyak diperpustakaannya dan ini akan terus bertambah seiring waktu tiap tahunnya.

4. Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

buku diperpustakaan sudah tersedia,program berikutnya adalah  bagaimana siswa rutin  memanfaatkan perpustakaan untuk menumbuhkan kegemaran membacanya
  • Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepadasetiap guru mata pelajaran.
  • Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu
  • kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.

buku diperpustakaan sudah tersedia cukup banyak program berikutnya adalah  bagaimana siswa rutin  memanfaatkan perpustakaan untuk menumbuhkan kegemaran membacanya Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepadasetiap guru mata pelajaran. Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kab Sumedang

5. Membacakan cerita

Kegiatan yang bertujuan memotivasi peserta didik untuk membaca lebih banyak lagi dan menjadi  membaca budaya.
  • Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan didepan siswa.
  • Guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat.
  • Tanya jawab dengan peserta didik tentang cerita yang telah dibacakan.
  • Pada tahap berikutnya, siswa secara bergiliran diminta membaca cerita menarik lain di hadapan teman sekelas.
  • Diadadakan lomba membaca cerita bagi peserta didik setiap tahun.

TAHAP PENGEMBANGAN

1. kartu catatan bacaan

membuat kartu catatan bacaan dimana siswa dibiasakan untuk membaca minimal lima belas menit setiap hari di rumahnya, dan  kemuadian anak mencatat aktifitas membacanya , ke dalam table berikut ini ini :
contoh table kartu catatan bacaan
membuat kartu catatan bacaan dimana siswa dibiasakan untuk membaca minimal lima belas menit setiap hari di rumahnya, dan  kemuadian anak mencatat aktifitas membacanya , ke dalam table berikut ini ini :
membuat kartu catatan bacaan dimana siswa dibiasakan untuk membaca minimal lima belas menit setiap hari di rumahnya, dan  kemuadian anak mencatat aktifitas membacanya , ke dalam table berikut ini ini :

2. Survei hasil bacaan

Upaya  ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mendiagnosis tingkat minat baca anak terhadap buku-buku dan  bacaan yang sudah tersedia di rumah. dan hasil survey ini, bahan untuk diolah dalam menjalin komunikasi dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

2.	Survei hasil bacaan Upaya  ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mendiagnosis tingkat minat baca anak terhadap buku-buku dan  bacaan yang sudah tersedia di rumah. dan hasil survey ini, bahan untuk diolah dalam menjalin komunikasi dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

2.	Survei hasil bacaan Upaya  ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mendiagnosis tingkat minat baca anak terhadap buku-buku dan  bacaan yang sudah tersedia di rumah. dan hasil survey ini, bahan untuk diolah dalam menjalin komunikasi dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

3. Pemberian Penghargaan

Pemberian hadiah oleh orang tua atau guru. atas prestasi membaca siswa untuk  memacu motivasi anak untuk giat membaca dan membudayakannya. misalnya  berdasarkan :
  • kelipatan jumlah hari 25, 50, 100 (atau bisa dinegosiasikan dengan anak)
  • Durasi waktu tertentu untuk membaca secara rutin buku impiannya dengan sedikit tulisan dan pesan orang tua pada buku tersebut,
  • hadiah kejutan. 

3.	Pemberian Penghargaan Pemberian hadiah oleh orang tua atau guru. atas prestasi membaca siswa untuk  memacu motivasi anak untuk giat membaca dan membudayakannya. misalnya  berdasarkan : kelipatan jumlah hari 25, 50, 100 (atau bisa dinegosiasikan dengan anak) Durasi waktu tertentu untuk membaca secara rutin buku impiannya dengan sedikit tulisan dan pesan orang tua pada buku tersebut, hadiah kejutan.

Bentuk penghargaan 
  • berupa stiker atau pin. 
  • piagam prestasi membaca (reading award) , bekerjasama dengan pihak sekolah yang ditandatangani orang tua/wali dan guru. 

TAHAP PEMBELAJARAN

1. Daftar Pertanyaan Pemahaman Bacaan

Setelah anak menikmati proses dalam membaca dan menjadi budaya maka tingkat pemahaman atas bacaan perlu ditingkatkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang melatih daya analisis dan berprikir kritis anak terhadap informasi yang dibacanya. 

Setelah anak menikmati proses dalam membaca dan menjadi budaya maka tingkat pemahaman atas bacaan perlu ditingkatkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang melatih daya analisis dan berprikir kritis anak terhadap informasi yang dibacanya.
"Membaca "Siswi SMPN 4 Sumedang

2. Daftar pertanyaan untuk tahap pembelajaran dengan 5 W+H ( yaitu What,Who,When,Why,where + How)

  1. Apakah akhir cerita dari kisah tersebut sesuai dengan harapanmu?
  2. Apakah kamu menikmati membaca buku tersebut?
  3. Siapakah karakter yang paling penting dalam kisah tersebut?
  4. Apakah kamu akan membaca buku itu lagi? Mengapa?
  5. Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk membaca buku tersebut?
  6. Apakah kamu akan membaca buku-buku lain yang ditulis oleh pengarang buku tersebut?
  7. Ceritakan kembali isi cerita yang telah kamu baca!
  8. Adakah isi buku tersebut yang dapat kamu gunakan untuk mengembangkan materi pelajaran di sekolah?


Download Sumber rujukan:

ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

4 komentar untuk "Contoh-contoh Kegiatan Literasi Membaca yang bisa diintegrasikan dalam Kurikulum Sekolah"

Jangan lupa tinggalkan komentar sebagai alat silaturahmi dan jika bermanfaat bisa saudara share, komentar yang memasukan link judi dan hal lainnya yang tidak sesuai norma, akan langsung saya hapus. Terimakasih, Sukses Selalu

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.