Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka

Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka | Berangkat dari berbagai pertanyaan dan diskusi kecil Sobat GS dengan admin gurusumedang tentang bagaimana alur dan pola penerapan kurikulum merdeka di dalam kelas atau di sekolah.

Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka, contoh teaching at the right level, karakteristik teaching at the right level, teaching at the right level adalah pdf, teaching at the right level kurikulum merdeka, teaching at the right level jurnal, teaching at the right level sekolah penggerak, teaching at one level artinya, tingkat capaian (the right level) pdf

Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka, contoh teaching at the right level, karakteristik teaching at the right level, teaching at the right level adalah pdf, teaching at the right level kurikulum merdeka, teaching at the right level jurnal, teaching at the right level sekolah penggerak, teaching at one level artinya, tingkat capaian (the right level) pdf

Dimana selama ini dalam proses pembelajaran, siswa di kelompokkan berdasarkan kelas, lalu mengapa sekarang diubah ke dalam fase-fase ? apa sih teach at the right level ? cuma nambah ribet dan memusingkan saja, secuil celotehan atau bisa juga problem bersama  para guru yang sampai saat ini masih banyak yang belum memahami dan kebingungan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.

Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka

Sebelum berlanjut, dan ngomel terus kita coba renungi dulu hal ini :

Ada apa dengan ini bapak ibu guru ?

Pertanyaan ini memang menohok sekali !, apa yang terjadi.. pada sekolah kita, ujung-ujungnya kemana para guru ? apa yang mereka lakukan disekolah ?  Apalagi Covid -19 yang menyebabkan proses pembelajaran dilaksanakan dirumah (BDR) menambah tekanan pada tercapainya tujuan pembelajaran, bahkan para ahli ada yang mengatakan terjadinya lost generation yang diakibatkan pandemi covid 19.  Dari situasi dan fakta diatas diperlukan strategi yang tepat untuk mengembalikan kondisi tersebut, dan untuk menutup bolong-bolong akibat proses pembelajaran tersebut maka proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa yang dihadapi.

Pertanyaan ini memang menohok sekali kepada kita sebagai guru !, apa yang terjadi.. pada sekolah kita, ujung-ujungnya kemana para guru ? apa yang mereka lakukan disekolah ?

Apalagi Covid -19 yang menyebabkan proses pembelajaran dilaksanakan dirumah (BDR) menyebabkan semakin terdegradasinya kualitas pendidikan Indonesia yang semakin terpuruk, bahkan para ahli pendidikan ada yang mengatakan terjadinya lost generation yang diakibatkan pandemi covid 19.

Worldpopulationreview.com memberitakan peringkat kualitas pendidikan didunia 2021 dengan 3 parameter yaitu 1) sistem pendidikan publik yang dikembangkan dengan baik, 2) mempertimbangkan keinginan untuk berkuliah di negara tersebut 3) menyediakan pendidikan berkualitas tinggi dan posisi kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan ke-54 dari 78 negara yang disurvey.

Jika dibandingkan dengan negara negara Asean posisi Indonesia berada diurutan ke -4 dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand dan diatas Filiphina, Thailand, Kamboja dan Myanmar

Inilah situasi yang menjadi tanggung jawab dunia pendidikan dan para guru sebagai ujung tombak dan variabel penting kualitas pendidikan dan keberhasilan proses pendidikan, dari kondisi, fakta dan tantangan diatas diperlukan strategi yang tepat untuk mengembalikan kondisi tersebut, dan untuk menutup bolong-bolong akibat proses pembelajaran tersebut maka proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa yang dihadapi.

Dr. Supangat dari School Principal Academi Depok Jawa Barat  menyebutkan Karakteristik Kurikulum merdeka adalah :

  1. Pembelajarannya dirancang berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).  
  2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.  
  3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. 

Secara pribadi saya menilai poin 1 diatas sebenarnya ditekankan pula pada kurikulum sebelumnya, namun sayang segelintir guru saja yang menjalankannya, atau ketika melakukan Penelitan Tindakan Kelas untuk kepentingan Penilaian angka Kredit saja.

Point 2 dan 3 menjadi suatu hal yang ditekankan dalam pendekatan kurikulum merdeka dimana sebelumnya guru disibukkan dengan target kurikulum tiap semester di tiap kelasnya.

Pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan atau kerennya disebut, Teach at The Right Level merupakan pendekatan dan strategi pengajaran yang menjadi ruh kurikulum merdeka, yang memerdekakan dan sesuai dengan tingkat kemampuan para siswa ditandai dengan penerapan Fase pada tiap level bukan lagi kelas.

Teach at The Right Level

Untuk memahami ciri utama kurikulum merdeka dibawah ini merupakan tulisan yang saya cuplik lengkap plus sedikit tambahan tentang "Pengajaran sesuai tingkat Kemampuan" (Teach at The Right Leveldari Prinsip dasar pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid, Kurikulum merdeka kemdikbudristek.

Lebih jelasnya lagi silahkan kunjungi youtube :  filosofi pendidikan Kihajar Dewantara.

Pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan (Teach at The Right Level) adalah pendekatan belajar yang berpusat pada peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan mereka, bukan pada pada tingkatan kelas.

Level/tingkat kemampuan siswa didapat dari interpretasi data hasil asesmen diagnostik yang dilakukan guru di awal pembelajaran, awal semester atau awal tahun ajaran, yang dirancang untuk mengetahui potensi dan kemampuan serta kesulitan siswa, dari data tersebut kemudian guru merancang strategi dan pendekatan yang tepat untuk masing-masing siswa.

Siswa dikelompokkan berdasarkan level kemampuannya tanpa memandang berapa usia siswa tersebut, Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan juga secara tidak langsung akan mempermudah guru dalam proses pembelajaran. 

Karena salah satu kendala guru selama ini adalah memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa yang kemampuan dan karakteristiknya sangat beragam dalam 1 kelas yang sama (Mueller & Brand, 2018) dalam Muhammad Erfan dkk (2021)

Apabila siswa dikelompokkan berdasarkan level kemampuannya, maka guru dapat menyesuaikan tindakan-tindakan, model, media dan alat belajar lainya agar sesuai dengan kemampuan siswa di kelompok tersebut (Awofala & Blessing, 2014) dalam Muhammad Erfan dkk (2021)

Pada kurikulum sebelumnya guru di bebankan dengan target Kurikulum pada tiap kelas, sehingga ketika menghadapi dan ditemukan  siswa yang mengalami kendala,tidak diberikan perlakuan yang maksimal, walau proses remedial itu harus dilakukan namun faktanya hal ini sering tidak dilakukan, karena waktu yang sempit atau berbagai alasan lainnya, sehingga keumuman guru hanya fokus ke bagaimana target kurikulum tercapai.

Apa pengajaran sesuai tingkatan dan levelnya itu (Teach at the right level) ?

Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hajar Dewantara yang berpusat pada peserta didik, dimana potensi peserta didik lebih kuat kemampuan numerasi dan literasinya serta Pengetahuan pada tiap mata pelajaran.

Bagaimana pengelompokan peserta didik? sehingga Peserta didik dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan.

Fase Perkembangan Peserta didik

Fase atau tingkatan perkembangan peserta didik adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Setiap proses pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhan peserta didiknya.

Pembagian fase tersebut adalah :

  • Fase A: SD Kelas 1-2
  • Fase B: SD Kelas 3-4
  • Fase C: SD Kelas 5-6
  • Fase D: SMP Kelas 7-9
  • Fase E: SMA Kelas 10
  • Fase F: SMA Kelas 11-12
  • Sekolah Luar Biasa

Berbeda untuk SLB, capaian pembelajaran memakai acuan usia mental yang ditetapkan melalui asesmen, yaitu 

  • Fase A: usia mental = 7 tahun
  • Fase B: usia mental +/- 8 tahun
  • Fase C: usia mental +/- 8 tahun
  • Fase D: usia mental +/- 9 tahun
  • Fase E: usia mental +/- 10 tahun
  • Fase F: usia mental +/- 10 tahun

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, & Usia Kronologis dalam Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka

Fase A

  • Jenjang / Kelas: SD (1-2)
  • Usia Kronologis: kurang dari 6-8 tahun
  • Usia Mental: kurang dari 7 tahun

Fase B

  • Jenjang / Kelas: SD (3-4)
  • Usia Kronologis: 9-10 tahun
  • Usia Mental: +- 8 tahun

Fase C

  • Jenjang / Kelas: SD (5-6)
  • Usia Kronologis: 11-12 tahun
  • Usia Mental: +- 8 tahun

Fase D

  • Jenjang / Kelas: SMP (7-9)
  • Usia Kronologis: 13-15 tahun
  • Usia Mental: +- 9 tahun

Fase E

  • Jenjang / Kelas: SMA (10)
  • Usia Kronologis: 16-17 tahun
  • Usia Mental: +- 10 tahun

Fase F

  • Jenjang / Kelas: SMA (11-12)
  • Usia Kronologis: 17-23 tahun
  • Usia Mental: +- 10 tahun

Bagaimana menentukan kemajuan hasil belajar di metode ini (Teach at the right level)?

Kemajuan hasil belajar peserta didik Anda dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen. 

Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan dari gurunya agar tercapai capaian pembelajarannya.

Bagaimana tahapan metode pengajaran yang harus dilakukan para Guru ?

  1. Asesmen Diagnostik ; Guru melakukan  asesmen awal kepada peserta didik, untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, tahap pencapaian pembelajaran, dan hal mendasar lainnya.
  2. Perencanaan ; Pada tahap ini, Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik. Selain itu, Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan yang sama.
  3. Pembelajaran; Selama proses pembelajaran, Guru melakukan 
    1. asesmen formatif secara berkala. Sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran, dan di akhir proses pembelajaran, guru  melakukan 
    2. asesmen sumatif. Asesmen ini juga akan memudahkan guru dalam merancang projek berikutnya bagi peserta didik.
Untuk bisa melaksanakan proses pengajaran sesuai tingkat kemampuan (Teach at the Right Level) tersebut selayaknya seorang guru memiliki kemampuan dalam :
atau silahkan kunjungi tulisan-tulisan dan penelitian tentang pembelajaran sesuai level dan tingkat kemampuan siswa (Teach at The Right Level ) pada link berikut ini yang saya ambil dari google scholar tentang teach at the right level.
 
Ditambah integritas dalam mendidik anak bangsa, jIka tahapan tersebut konsisten dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh tangungjawab maka Peserta didik akan sampai pada capaian dan tujuan pembelajaran sesuai level dan tingkat kemampuannya (Teach at the right level)

Untuk melengkapi rujukan tentang asesmen diagnostik dan untuk memahami betul tentang Teach at the right level  dalam kurikulum merdeka yang layak anda baca :

Asesmen diagnostik awal Pembelajaran untuk tingkat SD/MI :

Asesmen diagnostik awal Pembelajaran untuk tingkat SMP/MTs :

Penutup

Demikian Teach at The Right level dalam kurikulum merdeka, dimana proses pembelajarannya diawali dengan asesmen diagnostik dengan mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuannya.semoga bermanfaat.

Hatur Nuhun

ADH
ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

Posting Komentar untuk "Teach at The Right Level dalam Kurikulum Merdeka"

Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.