Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek

Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek | Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang menempatkan peseta didik sebagai subyek pembelajaran, bukan lagi obyek, sehinga menekankan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana guru memiliki kebebasan dalam memilih berbagai perangkat ajar agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. 

Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek 

    Tulisan yang sobat baca ini merupakan saduran dari modul Pembelajaran Berdiferensiasi (differentiated instruction) pada Kurikulum Fleksibel Sebagai Wujud Merdeka Belajar yang diimplementasikan di SMPN 20 Kota Tangerang Selatan.

    Dengan penyusun terdiri dari Heny Khristiani,  Elisabeth Susan, Nina Purnamasari, Mariati Purba Anggraeni  dan Yusri Saad. modul ini diterbitkan oleh  Pusat Kurikulum dan  Pembelajaran, Badan  Standar, Kurikulum, dan  Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik  Indonesia.

    Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek | Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang menempatkan peseta didik sebagai subyek pembelajaran, bukan lagi obyek, sehinga menekankan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana guru memiliki kebebasan dalam memilih berbagai perangkat ajar agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.   Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek  Tulisan yang sobat baca ini merupakan saduran dari modul Pembelajaran Berdiferensiasi (differentiated instruction) pada Kurikulum Fleksibel Sebagai Wujud Merdeka Belajar yang diimplementasikan di SMPN 20 Kota Tangerang Selatan.  Dengan penyusun terdiri dari Heny Khristiani,  Elisabeth Susan, Nina Purnamasari, Mariati Purba Anggraeni  dan Yusri Saad. modul ini diterbitkan oleh  Pusat Kurikulum dan  Pembelajaran, Badan  Standar, Kurikulum, dan  Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik  Indonesia.
    Berdiferensiasi apa artinya?, Bagaimana contoh pembelajaran berdiferensiasi?
    Apa kurikulum berdiferensiasi?, Apa indikator keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi?
    contoh pembelajaran berdiferensiasi, prinsip pembelajaran berdiferensiasi adalah
    strategi pembelajaran berdiferensiasi, tantangan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi
    berdiferensiasi biologi adalah, rpp pembelajaran berdiferensiasi
    contoh pembelajaran berdiferensiasi di sma.tujuan pembelajaran berdiferensiasi

    A. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

    Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik atau sebagaimana yang  diuraikan oleh Tomlinson (2011) bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar  mengajar dimana  peserta  didik   dapat  mempelajari materi  pelajaran  sesuai dengan kemampuan, apa  yang  disukai, dan  kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak  frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya. 

    Dalam  pembelajaran berdiferensiasi, guru  harus memahami dan menyadari bahwa  tidak  hanya  satu  cara,  metode, strategi yang dilakukan dalam  mempelajari suatu  bahan pelajaran.   untuk memahami ini silahkan baca tentang 

    terdapat 3 aspek yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi agar  peserta didiknya dapat mengerti bahan pelajaran yang mereka pelajari, yaitu :

    1. aspek konten yang mau diajarkan, 
    2. aspek  proses atau  kegiatan-kegiatan bermakna yang  akan  dilakukan oleh  peserta didik di kelas,  dan  
    3. aspek  ketiga  adalah asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagian akhir yang dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.  

    B. Keragaman Peserta didik

    Manusia  adalah mahluk yang diciptakan istimewa, unik dan khusus, tidak ada satu orangpun yang sama  persis walaupun kembar sekalipun, tetap saja disana terdapat perbedaannya.

    Apalagi peserta didik  yang kita hadapi, di dalam  dirinya memiliki karakteristik unik dan  potensi yang  berbeda satu sama.    

    Menurut Tomlinson (2013)  keragaman peserta didik bisa dilihat dari 3 aspek yang berbeda, yaitu:

    1.  Kesiapan

    Kesiapan di sini  adalah sejauhmana kemampuan pengetahuan dan  keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. 

    Guru perlu  bertanya, apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga mereka dapat berhasil dalam pelajarannya.   

    Kesiapan  peserta didik  harus berhubungan erat dengan cara  pikir  guru-guru yaitu  bahwa  setiap peserta didik memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara  fisik, mental dan kemampuan intelektualnya.  

    Kemudian, guru dapat menanyakan kepada peserta didiknya apa yang mereka minati

    2.  Minat

    Minat memiliki peranan yang besar  untuk menjadi motivator dalam belajar. guru  dapat menanyakan kepada peserta  didik apa yang mereka minati, hobby, atau  pelajaran yang disukai  oleh peserta didik.   

    Tentu saja  peserta didik  akan  mempelajari dengan tekun. pada hal-hal yang  menarik minat mereka masing- masing.

    3.  Profil /Gaya Belajar

    Profil  belajar  peserta didik  mengacu pada  pendekatan atau bagaimana cara /gaya belajar yang paling  disenangi peserta didik agar mereka dapat  memahami pelajaran  dengan  baik.    

    • Ada  peserta  didik yang  senang belajar   dalam   kelompok besar,  ada  yang  senang berpasangan atau kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri.  
    • Di samping itu  panca indra  juga  memainkan peranan penting dalam belajar  peserta didik.  
      1. Gaya Belajar Auditorypeserta didik yang dapat belajar lewat pendengaran saja, baik ceramah,rekaman,dll. 
      2. Gaya Belajar Visual ; Peserta didik yang harus melihat gambar-gambar., Video,  melihat tulisan-tulisan, tampilan grafis.
      3. Gaya Belajar Kinestetikpeserta didik  yang mengerti dan memahami pelajaran dengan cara  bergerak, baik  menggerakan hanya   sebagian atau seluruh tubuhnya, memegang atau  menyentuh benda-benda yang  menjadi materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. 

    C. Elemen yang Berdiferensiasi 

    Dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat 4 aspek yang dapat dikendalikan dan di kontrol guru yaitu ;
    1. Konten, 
    2. Proses, 
    3. Produk, dan 
    4. Lingkungan serta Iklim Belajar di kelas.  
    dimana guru dapat :
    • menentukan bagaimana ke - 4 aspek ini akan dilaksanakan di dalam pembelajaran di kelas.  
    • mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk mengubah konten, proses, produk, dan lingkungan dan iklim belajar di kelasnya masing-masing sesuai dengan profil peserta didik yang ada di kelasnya.  

    C.1.  Konten 

    Konten adalah apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas, terdapat 2 cara membuat konten pelajaran berbeda (terdiferensiasi), yaitu 
    1. Menyesuaikan apa yang akan diajarkan oleh guru atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik berdasarkan tingkat kesiapan dan minat peserta didik 
    2. Menyesuaikan bagaimana konten yang akan diajarkan atau dipelajari itu akan disampaikan oleh guru atau diperoleh oleh peserta didik berdasarkan profil belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.  
    Strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam mendiferensiasi konten yang akan dipelajari oleh peserta didik adalah: 
    • Menggunakan materi yang bervariasi 
    • Menggunakan Kontrak Belajar 
    • Menyediakan pembelajaran mini 
    • Menyajikan materi dengan berbagai moda pembelajaran 
    • Menyediakan berbagai sistem yang mendukung

    C.2.  Proses 

    Proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas.  Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya.  

    Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini tidak diberi penilaian kuantitatif berupa angka, melainkan penilaian kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh peserta didik.

    Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria : 
    1. baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yang dimiliki peserta didik.  
    2. berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara pencapaiannya. Kegiatan-kegiatan yang bermakna yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas harus dibedakan juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik.  
    Strategi-strategi  dalam membedakan kegiatan-kegiatan bisa sobat GS cek ditabel berikut  ini :

    Kesiapan Minat Profil Belajar
    Diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda level kesulitannya Diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda sesuai minat peserta didik Diskusi kelas dengan chatting di media online, podcast, talk show
    Tutor sebaya menjelaskan teman yang kesulitan Tutor sebaya yang memiliki minat yang sama. Tutor  sebaya di kelompok besar (kelas), kecil, individu, lewat video, gambar, lagu).
    Tugas dengan menggunakan RAFT (Role Audience Format Topic) yang berbeda level kesulitannya Tugas menggunakan RAFT yang berbeda topiknya sesuai minat peserta didik. RAFT yang dimainkan dalam Role play (bermain drama)
    Think – Pair – Share Jigsaw (expert group berdasarkan minat) Pameran berjalan (gallery walk)
    Dadu berpikir yang level kesulitan tugasnya berbeda Dadu berpikir yg berbeda pertanyaannya sesuai dengan minat peserta didik Dadu berpikir yang berbeda tugasnya berdasarkan auditori, visual, atau kinestetik.
    Kontrak Belajar untuk kegiatan berdasarkan kesiapan peserta didik Kontrak belajar kegiatan berdasarkan minat peserta didik. Kontrak belajar sesuai dng gaya belajar auditori, visual, atau kinestetik 
    Papan Pilihan dengan kegiatan yang berbeda kesulitannya  Belajar mandiri sesuai dengan minat peserta didik. Asesmen dng berbagai gaya belajar

    C.3.  Produk 

    Produk disini adalah hasil akhir dari proses pembelajaran sebagai alat untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan satu unit pelajaran atau bahkan dalam satu semester.  

    Produk tentunya membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya dan melibatkan pemahaman yang lebih luas/komplek dan mendalam dari peserta didik. 

    Oleh karenanya seringkali produk tidak dapat diselesaikan dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas.  

    Produk dapat dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika produk dikerjakan secara berkelompok, maka harus dibuat sistem penilaian yang adil berdasarkan kontribusi masing-masing anggota kelompoknya dalam mengerjakan produk tersebut.  

    Berbeda dengan performance task/assessments yang walaupun merupakan penilaian sumatif karena mencakup satu unit pelajaran atau satu bab, satu tema, dan perlu dinilai juga, biasanya asemen ini diselesaikan di kelas dan waktu mengerjakannya juga tidak selama produk.  

    Guru merancang produk apa yang akan dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang harus ditunjukkan oleh mereka. 

    Guru juga perlu menentukan kriteria penilaian dalam rubrik sehingga peserta didik tahu apa yang akan dinilai dan bagaimana kualitas yang diharapkan dari setiap aspek yang harus dipenuhi mereka.   Berikut ini contoh rubrik penilaian projek, produk dan presentasi.

    C.4.   Lingkungan belajar 

    Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik.  Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. 

    Misalnya guru dapat menyiapkan beberapa susunan tempat duduk peserta didik yang ditempelkan di papan pengumuman kelas sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka.  

    Jadi peserta didik dapat duduk di kelompok besar atau kecil yang berbeda-beda, dapat juga bekerja secara individual, maupun berpasang-pasangan.  

    Pengelompokkan juga dapat dibuat berdasarkan minat peserta didik yang sejenis, maupun tingkat kesiapan yang berbeda-beda maupun yang sama tergantung 
    tujuan pembelajarannya.  

    Silahkan baca lebih lanjut tentang kolaborasi dalam kelompok siswa dan pengelolaannya.

    Pada dasarnya, guru perlu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga merasa aman, nyaman, dan tenang dalam belajar karena kebutuhan mereka terpenuhi.

    D. Tahapan Pelaksanaan

    1. Persiapan

    Persiapan adalah proses dan upaya dalam menyiapkan peserta didik siap mengikuti pembelajaran diantaranya :

    1. Penciptaan lingkungan belajar yang positif
    2. menyiapkan kemampuan personal dan sosial peserta didik
    3. Test Diagnostik; dilakukan oleh masing-masing mata pelajaran
    4. menyiapkan skill TIK peserta didik
    5. menyiapkan pembelajaran tematik dan projek kolaboratif mata pelajaran
    Contoh tematik berbasis projek :

    2. Pelaksanaan

    Berdasarkan langkah-langkah persiapan diatas, proses pembelajaran berbasis projek dan berdiferensiasi diterapkan dengan memperhatikan keragaman berdasarkan: 
    Berdasarkan langkah-langkah persiapan diatas, proses pembelajaran berbasis projek dan berdiferensiasi diterapkan dengan memperhatikan keragaman berdasarkan:
    Keragaman Peserta Didik

    3. Model RPP dan Asesmen (contoh)

    Berikut ini adalah contoh pembelajaran berbasis project dengan tema pencemaran lingkungan yang sudah dilakukan melalui serangkaian persiapan yang telah dijelaskan diatas. 

    Rencana pembelajaran dengan tema Pencemaran Lingkungan dilakukan dengan kolaboratif mata pelajaran yang terkait yaitu IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Prakarya, Pendidikan Agama, PJOK, PPKn, dan Seni Budaya.

    Di awal pembelajaran guru mata pelajaran akan memberikan apersepsi dapat berupa video, pengalaman personal observasi langsung atau gambar yang terkait tema disetiap mata pelajaran dengan pendekatan SEL (Social Emotional Learning). 

    Setelah melihat tayangan tersebut peserta didik diberikan pertanyaan : 
    • apa yang kalian lihat ?
    • apa yang kalian rasakan? dan 
    • apa yang kalian pikirkan serta apa yang akan kalian lakukan setelah melihat tayangan tersebut ?

    Pendekatan SEL ini untuk melatih kepekaan, empati, dan melatih pola pikir analisis serta meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik dalam melihat fenomena. 

    Dalam apersepsi guru memvariasikan media untuk mengakomodir minat dan gaya belajar peserta didik. 

    Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru menyiapkan 3 macam  lembar kerja sesuai dengan kesiapan belajar peserta didik berdasarkan hasil tes diagnosa sebelumnya.   

    Penilaian yang digunakan lebih banyak menggunakan penilaian formatif karena lebih menggambarkan kompetensi peserta didik.  Jadi tidak menggunakan penilaan harian setiap akhir KD. Penilaian sumatif seperti Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) kita variasikan berbasis projek atau menggunakan soal.  

    Untuk soal kita juga membuat 3 macam jenis soal sesuai dengan kesiapan belajar peserta didik (lihat tabel diatas), secara berkala guru akan memberikan tes diagnosa untuk melihat perkembangan peserta didik, dari hasil tersebut mungkin akan terlihat beberapa peserta didik yang di awal pembelajaran sebelumnya berada di posisi level awal setelah dilakukan tes diagnosa mungkin bisa berada di posisi level menengah atau bahkan level lanjutan.  

    Pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik akan lebih menyenangkan bagi peserta didik karena tidak merasa terbebani dan guru juga terbantu didalam proses pembelajaran.  

    Pembelajaran setiap mata pelajaran akan ada produk atau lembar kerja yang mendukung tema pencemaran lingkungan dan produk ini hanya untuk mendukung produk utama di akhir pembelajaran.  

    Produk utama adalah solusi dari pencemaran lingkungan sesuai dengan kreativitas peserta didik.  Produk bisa berupa komik, poster, barang kerajinan, pupuk kompos, vlog, surat dinas, atau papan pengumuman/ papan larangan membuang sampah dan sebagainya.  

    Silahkan klik link berikut ini yang merupakan contoh RPP Tematik berbasis Projek dengan Tema " Pencemaran Lingkungan" yang dilaksanakan pada semester 1 dengan durasi pelaksanaan selama 39 hari pertemuan, 


    Demikian Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek, yang disadur dari buku sumber yang telah saya sebutkan diatas, semoga bermanfaat.

    Bacaan layak lainnya tentang pembelajaran berdiferensiasi, bisa sobat GS simak dibawah ini :

    ADH
    ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

    Posting Komentar untuk "Pembelajaran Berdiferensiasi Tematik Berbasis Projek "

    Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.