Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

24 Jenis Teknik Penilaian Formatif | Guru Wajib Tahu

24 Jenis Teknik Penilaian Formatif | Guru Wajib Tahu. Penilaian yang dilakukan terhadap pelajar merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana capaian pembelajaran tercapai. 

24 jenis teknik penilaian formatif, Apa yang dimaksud dengan penilaian formatif?, Apa itu penilaian formatif dan sumatif?, Bagaimana cara membuat penilaian formatif?, Penilaian sumatif seperti apa?, contoh penilaian formatif, contoh penilaian formatif dan sumatif
penilaian formatif dan sumatif, contoh penilaian formatif dan sumatif pdf
instrumen penilaian formatif dan sumatif, contoh praktik baik asesmen formatif (as dan for learning) dan sumatif (of learning)., perbedaan penilaian formatif dan sumatif, contoh penilaian formatif pdf

24 jenis teknik penilaian formatif, Apa yang dimaksud dengan penilaian formatif?, Apa itu penilaian formatif dan sumatif?, Bagaimana cara membuat penilaian formatif?, Penilaian sumatif seperti apa?, contoh penilaian formatif, contoh penilaian formatif dan sumatif penilaian formatif dan sumatif, contoh penilaian formatif dan sumatif pdf instrumen penilaian formatif dan sumatif, contoh praktik baik asesmen formatif (as dan for learning) dan sumatif (of learning)., perbedaan penilaian formatif dan sumatif, contoh penilaian formatif pdf

Dan capaian pembelajaran bisa tercapai manakala proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan baik serta melaksanakan 24 jenis teknik penilaian formatif yang cocok dengan karakter materi dan siswa, dengan tahapan ;

  • Pertama, pendidik merancang pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik, misalnya kondisi awal peserta didik dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap. hal ini bisa diketahui dengan melaksanakan asesmen diagnostik.
  • Kedua, pendidik memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui kegiatan pembelajaran aktif baik di dalam maupun di luar kelas. 
  • Ketiga, pendidik bersama-sama dengan peserta didik, selama pelajaran berlangsung, memantau/mengecek perkembangan penguasaan kompetensi pelajar untuk mengetahui apakah setiap pelajar mencapai penguasaan/perkembangan sebagaimana yang diharapkan, dan apakah proses pembelajaran perlu perbaikan (penyesuaian). 

Apabila pemantauan kemajuan penguasaan kompetensi menunjukkan bahwa setiap pelajar telah mencapai kemajuan yang ditargetkan secara optimal, proses pembelajaran dapat dilanjutkan tanpa perlu adanya perbaikan/penyesuaian. dan hal ini bisa diketahui dengan menguasai 24 jenis teknik penilaian formatif.

Apabila sebaliknya, pendidik perlu melakukan perbaikan (penyesuaian) terhadap proses pembelajaran yang telah dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik mencapai kemajuan yang maksimal. 

Higgins dkk. (2010), mendefinisikan penilaian formatif sebagai tugas yang dikerjakan oleh pelajar  selama proses pembelajaran agar pelajar memperoleh umpan balik dari pendidik untuk memperbaiki capaian belajarnya, terlepas apakah pekerjaan pelajar tersebut dinilai atau tidak. 

Penilaian formatif yang biasa disebut assessment for learning adalah proses mengumpulkan data/informasi/bukti-bukti mengenai sejauh mana (seberapa baik) kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data/informasi tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang paling efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal, yang teknik pengumpulan informasinya /datanya dengan menggunakan salah satu atau lebih dari 24 Jenis Teknik Penilaian Formatif. 

Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran, dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan bagian dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di kelas 

Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning). 

Penilaian sebagai pembelajaran yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan para pelajar  melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman. 

Prinsip Penilaian Formatif

Prinsip yang melandasi pelaksanaan penilaian formatif, diantaranya: 

  1. penilaian formatif terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung; 
  2. melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antar-teman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya); 
  3. berkenaan tidak hanya dengan kemajuan penguasaan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran. 

Proses Penilaian Fomatif

Menurut Bell dan Cowie (2002), penilaian formatif dilakukan melalui tahap-tahap: 

  1. Pengumpulan Informasi (elisitasi), 
  2. Pengolahan dan Interpretasi Informasi, dan 
  3. Pengambilan Tindakan berdasarkan hasil interpretasi penilaian. 

Ketiga tahapan tersebut merupakan sebuah siklus yang merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Sehingga Penilaian formatif dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga sangat penting 24 jenis teknik penilaian formatif oleh para guru.

Dalam satu kali tatap muka, penilaian formatif dapat dilakukan lebih dari satu kali. untuk itu anda layak mengetahui 24 jenis teknik penilaian formatif.

Sebagai contoh dalam menggunakan 24 jenis teknik penilaian formatif

  • pada awal pembelajaran dengan menggunakan teknik respon bersama (choral response) pendidik mengecek penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 
  • Di tengah pelajaran pendidik mengecek pemahaman peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajarinya hingga pertengahan jam pelajaran itu dengan teknik bertanya. Selanjutnya, 
  • di akhir pelajaran pendidik menggunakan exit slips untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang dipelajari hingga akhir pelajaran saat itu.  

Berdasarkan data dari hasil penilaian formatif dimana anda bisa memilih dari 24 jenis teknik penilaian formatif, para pendidik dapat mengetahui bagian mana dari materi/kompetensi yang telah dikuasai dan apakah masih ada bagian yang belum dikuasai dengan baik. 

Selanjutnya pendidik langsung memutuskan tindakan yang perlu dilakukan, misalnya ;

  • mengulang pembelajaran pada bagian materi yang belum dikuasai peserta didik dengan baik, 
  • memperbaiki pembelajaran yang sedang berlangsung dan/atau 
  • merancang kegiatan pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil penilaian formatif tersebut. 

Dengan menguasai 24 teknik penilaian formatif  menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan lebih menjamin tercapainya tujuan pembelajaran.

24 Jenis Teknik Penilaian Formatif yang guru wajib tahu diantaranya :

    Selengkapnya 24 Jenis Teknik Penilaian Formatif | Guru Wajib Tahu

    1. Observasi (pengamatan)

    Teknik pertama penilaian formatif  dari 24 jenis teknik penilaian formatif adalah  obeservasi , teknik ini dilaksanakan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, observasi dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui apa yang sudah dan belum dikuasai oleh peserta didik dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. 

    Terdapat beberapa bentuk instrumen yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk mendapatkan data mengenai kemajuan pelajar : 

    1. Catatan Anekdot, 
    2. Buku Catatan Anekdot, 
    3. Kartu Catatan Anekdot, dan 
    4. Label atau Catatan Tempel (Sticky Notes). 

    Lebih jauh tentang observasi dan bentuk intrumennya silahkan ke artikel sebelumnya tentang : Observasi sebagai teknik Penilaian Formatif

    2. Bertanya (quesioning)

    Jawaban peserta didik terhadap pertanyaan pendidik dapat memberikan gambaran yang baik tentang kemajuan penguasaan kompetensi mereka. 

    Pertanyaan harus dirumuskan dan disampaikan dengan baik oleh pendidik kepada peserta didik secara lisan. 

    Peserta didik diberi waktu yang cukup untuk berpikir, mengingat apa yang telah dipelajari. Pertanyaan pendidik tidak saja menjadikan pendidik mengetahui sampai di mana peserta didik telah menguasai kompetensi yang dituju, tetapi juga membantu peserta didik belajar. 

    Pertanyaan biasanya disampaikan secara lisan pada awal, tengah, atau akhir pelajaran. Tingkat kesulitan dan/atau jenis pertanyaan yang diberikan hendaknya bervariasi, dan menyertakan pertanyaan yang tidak sekedar menuntut ingatan akan sekumpulan fakta atau angka, tetapi pertanyaan yang mendorong pelibatan proses kognitif tingkat tinggi (higher order thinking skills). 

    Melengkapi bacaan teknik ke 2 dari 24 Jenis Teknik Penilaian Formatif, Berikut ini beberapa tulisan saya sebelumnya tentang skill bertanya yang rugi kalau sobat dilewatkan:

    3. Diskusi

    Teknik ketiga dari 23 jenis teknik penilaian formatif adalah diskusi.

    Diskusi di kelas bisa memberikan banyak informasi mengenai penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Diskusi membangun pengetahuan dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. 

    Diskusi memungkinkan peserta didik untuk meningkatkan wawasan dan kedalaman pemahaman mereka sekaligus meluruskan informasi yang salah (Black dan Wiliam 1998). 

    Pendidik dapat memulai diskusi dengan memberikan pertanyaan terbuka untuk para peserta didik, kemudian menilai pemahaman peserta didik dengan mendengarkan jawaban mereka dengan membuat catatan anekdot.

    Ada tulisan bagus tentang diskusi atau dialog yang wajib anda baca yaitu : Pembelajaran Interaktif Dialogis

    4. Admit dan Exit Slips 

    Teknik penilaian formatif ini mungkin secara nama tidak familiar namun pelaksanaannya saya yakin soat GS minimlal pernah melakukannya.

    Admit slips dilakukan sebagai syarat yang harus dilalui untuk bisa masuk kedalam kelas dan exit slips dilakukan sebagai syarat anak bisa lebih dulu keluar kelas.

    Admit Slips dan Exit Slips dibuat seperti games, sehingga memberikan nuansa bersaing yang menyenangkan.

    4.1. Admit Slips

    Admit Slips adalah pertanyaan yang dilakukan sebelum pembelajaran kelas dimulai. 

    Peserta didik dapat diminta untuk menuliskan komentar pada sebuah kartu di awal pembelajaran. Kartu-kartu ini dikumpulkan sebagai syarat untuk masuk ke kelas dan biasanya tidak dinilai serta tidak diberi nama. 

    Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang apa yang mereka pelajari atau yang akan ditemui di dalam kelas (entry behavior), serta mengaktifkan pengetahuan awal mereka atau menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari.  

    4. 2. Exit Slips 

    Exit Slips adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang diberikan pendidik pada akhir pelajaran untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep inti. 

    Pertanyaan biasanya hanya membutuhkan maksimal 5 menit untuk diselesaikan dan dikumpulkan saat peserta didik meninggalkan ruangan. 

    Pendidik dapat dengan cepat mengetahui mana peserta didik yang sudah paham, yang membutuhkan sedikit bantuan, dan yang akan membutuhkan pembelajaran yang lebih banyak mengenai konsep tersebut.  

    Contoh: Sebelum mengakhiri pelajaran Bu Ninik memberi dua nomor soal cerita kepada peserta didik kelas 2 dan peserta didik diberi waktu 4 menit untuk menyelesaikan soal.  

    1. Di atas meja ada 8 buku tulis. Di rak buku ada 5 buku tulis. Berapa jumlah buku tulis seluruhnya? Jawab : 
      • a. ...  + ...  = ... .                
      • b. Jadi ... . 
    2. Lavenna memiliki 9 pensil warna. Diberi ayahnya 5 pensil warna. Berapa jumlah pensil warna Lavenna? Jawab : 
      • a. ...  + ...  = ... .                
      • b. Jadi ... . 
    Empat menit kemudian Bu Ninik meminta para peserta didik untuk mengumpulkan lembar kerja yang tadi dibagikan. Bu Ninik mengoreksi pekerjaan peserta didik. 
    Exit Slips adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang diberikan pendidik pada akhir pelajaran untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep inti.   Pertanyaan biasanya hanya membutuhkan maksimal 5 menit untuk diselesaikan dan dikumpulkan saat peserta didik meninggalkan ruangan.   Pendidik dapat dengan cepat mengetahui mana peserta didik yang sudah paham, yang membutuhkan sedikit bantuan, dan yang akan membutuhkan pembelajaran yang lebih banyak mengenai konsep tersebut.
    Exit Slips
    Sumber Gb. Kemdikbudristek

    Peserta didik yang betul diizinkan meninggalkan kelas, sedangkan yang masih belum benar belum bisa keluar kelas dan diberi kesempatan untuk memperbaiki sampai peserta didik tersebut dapat menjawab semuanya dengan benar. 

    Exit Slips dan Admit Slips dapat digunakan pada semua mata pelajaran

    5. Lembar Catatan Belajar Pelajar

    lembar catatan peserta didik adalah cataan atas fakta dari perjalanan proses pembelajaran peserta didik , dari lembar catatan belajar peserta didik, pendidik bisa melihat dan mengevaluasi serta memperbaiki proses pembelajaranya menjadi lebih baik dan efektif.

    Lembar catatan belajar peserta didik contohnya berupa :
    1. Lembar refleksi 
    2. Lembar tanggapan peserta didik
    Bagaiman contoh dan penggunaannya bisa sobat perdalam dengan melanjutkan ke artikel sebelumnya tentang : Lembar catatan belajar peserta didik

    6. Portofolio

    Portofolio adalah penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan hasil kerja siswa dari  pengalaman  belajarnya selama periode waktu tertentu.

    Penilaian portofolio mengumpulkan informasi hasil belajar peserta didik melalui:
    • observasi sampel sampel karya atau produk; 
    • analisis dan refleksi isi portofolio secara teratur;
    • penyimpulan serta penilaian kemajuan siswa.
    Lebih lanjut tentang Portofolio bisa sobat cek pada artikel-artikel dibawah ini :

    7. Penilaian diri dan Penilaian Antar Teman (Self and Feer Assesment)

    Penilaian Diri (Self Assesment) dan Penilaian Antarteman (Feer Assesment) mendorong peserta didik untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri atau teman sekelasnya tentang kemajuan belajarnya serta dapat melakukan refleksi atas proses belajar mereka. 

    Dari proses ini pendidik dapat memeriksa hasil penilaian diri peserta didik maupun penilaian antar teman untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik. 

    Black dan William (1998) menyatakan bahwa ketika peserta didik diharuskan untuk berpikir mengenai proses belajar mereka sendiri, mengartikulasikan apa yang mereka pahami, dan apa saja yang masih perlu mereka pelajari, prestasi akan meningkat. 

    Berikut adalah contoh instrumen penilaian diri yang dapat dipakai pada penilaian formatif dimensi pengetahuan.

     No  Pernyataan   Ya   Tidak 
    1 Saya dapat menyebutkan macam-macam bencana alam

    2 saya dapat menjelaskan jenis-jenis gema bumi menurut
    penyebabnya


    3 Saya dapat menjelaskan proses terjadinya gempa bumi
    yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumu


    4 Saya dapat menyebutkan nama alat ukur besarnya gempa bumi

    5 Saya dapat menggolongkan besarnya gempa bumi
    berdasarkan skala Richter


    6 Saya dapat memberi contoh-contoh akibat gempa bumi

    7Saya dapat menguraikan tindakan-tindakan unntuk
    mencegah korban bencana alam


    8 Saya dapat menyebutkan tindakan apa saja yang perlu
    dilakukan untuk menolong korban bencana alam


    Seperti 23 jenis teknik penilaian formatif lainnya, penilaian diri dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 

    Pendidik memasukkan butir-butir pernyataan (indikator) yang hendak diketahui penguasaannya oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan. Apabila pendidik hendak mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, butir-butir indikator/pernyataan untuk ketiga ranah tersebut perlu dirumuskan secukupnya. 

    Pada contoh di atas pendidik menekankan pada ranah pengetahuan. Untuk tingkat SD, terutama bagi kelas bawah, penilaian antarteman lebih tepat digunakan sebatas pada dimensi sikap, tidak dilakukan untuk penilaian formatif 

    Namun demikian, untuk kelas atas mungkin saja penilaian antarteman dapat digunakan untuk penilaian formatif pengetahuan. 

    8. Latihan Presentasi

    Latihan presentasi sebagai teknik ke 8 dari 24 Jenis teknik Penilaian Fomatif, sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum tanggal presentasi yang sesungguhnya. 

    Peserta didik berlatih presentasi di depan teman-teman sekelas mereka. Dengan mendengarkan peserta didik latihan presentasi, pendidik dapat dengan mudah menentukan tingkat pemahaman peserta didik mengenai konsep-konsep yang penting sekaligus mengetahui perkembangan keterampilan menyajikan gagasan mereka berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 

    Pendidik memberikan komentar mengenai aspek positif dari presentasi dan menyarankan perbaikan yang dapat dilakukan guna meningkatkan kualitas dari presentasinya.  

    Berikut adalah contoh instrumen yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah peserta didik telah cukup dapat mengapresiasi karya sastra atau belum, sekaligus memperoleh informasi mengenai keterampilan menyajikan gagasan di depan orang banyak. 

     No  Pernyataan  SB    B    C     K  
    1 Teman saya mampu menyebutkan semua tokoh
    dalam cerita dengan bantuan poster/media

    2 Teman saya mampu menyebutkan watak semua 
    tokoh cerita dengan bantuan poster/media

    3 Teman saya mampu menyebutkan sifat-sifat baik
    yang ditemukan dalam cerita dengan bantuan poster/media

    4 Teman saya mampu menyebutkan sifat-sifat baik 
    yang ditemukan dalamcerita dengan bantuan poster/media

    5 Teman saya mampu menyebutkan sifat-sifat buruk yang
    dimiliki setiap tokoh dengan bantuan poster media

    6 Teman saya mampu membandingkan sifat-sfat baik yang
    dimiliki masing-masing tokoh dengan bantuan poster/media

    7 Teman saya mampu membandingkan sifat-sifat buruk yang 
    dimiliki masing-masing tokoh dengan bantuan poster/media

    8 Teman saya percaya diri dalam menyajikan hasil kerjanya
    9 Teman saya lancar menyajikan hasil kerjanya
    10 Teman saya menggunakan ekspresi wajah yang tepat dalam
    menyajikan hasil kerjanya

    11 Teman saya runtut dalam menyajikan hasil kerjanya

    9. Peta Konsep (Concept Maps)

    teknik ke 9 dari 24 jenis teknik penilaian formatif adalah Peta konsep (Concept maps). 

    Peta konsep merupakan bagan atau gambar ilustrasi grafis dari konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain, dengan tujuan membuat konsep-konsep terpola secara visual dan grafis yang dapat merekam, memperkuat, dan memudahkan proses mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.

    Lebih dalam apa dan bagaimana peta konsep dalam penilian fomatif, silahkan pada : Peta Konsep dalam Penilaian Formatif.

    10. Penilaian Kinestetik

    Penilaian Kinestetik adalah penilaian yang memasukkan unsur gerak untuk menunjukkan pemahaman mereka mengenai sebuah topik atau konsep. 

    Meskipun biasanya jenis penilaian ini berhubungan dengan bidang seni, misalnya menari dan memainkan alat music atau PJOK, misalnya dribbling bola basket dan memberikan serve bola voli, penilaian kinestetik juga bisa digunakan dalam bidang pelajaran lainnya untuk memberikan gambaran kepada pendidik mengenai pemahaman dan kesalahpahaman peserta didik mengenai sebuah konsep. 

    Penilaian kinestetik merupakan cara yang baik untuk menambah keragaman pada penilaian terhadap pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Contoh: Untuk mengetahui apakah peserta didik memiliki pemahaman tentang bagaimana melihat dan menentukan waktu pada jam, pendidik dapat menggunakan penilaian formatif ini. 

    Gambar jam dibuat dalam kain spanduk dan digelar di lantai kelas. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki gambar jam masing-masing. 

    Seorang peserta didik dari setiap kelompok maju ke tengah spanduk bergambar jam dan menunjukkan waktu yang ditanyakan oleh pendidik dengan menggunakan dan memperagakan kedua kakinya sebagai penunjuk waktu. 

    Apabila ada yang salah, teman satu kelompoknya bisa membantu mengarahkan ke angka yang tepat. 


    Gambar jam dibuat dalam kain spanduk dan digelar di lantai kelas. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki gambar jam masing-masing.   Seorang peserta didik dari setiap kelompok maju ke tengah spanduk bergambar jam dan menunjukkan waktu yang ditanyakan oleh pendidik dengan menggunakan dan memperagakan kedua kakinya sebagai penunjuk waktu.   Apabila ada yang salah, teman satu kelompoknya bisa membantu mengarahkan ke angka yang tepat.
    Kinestetik
    Sumber Gb. Kemdikbudristek

    Pendidik mengamati peserta didik, dan dapat memperoleh beberapa informasi penting tentang penguasaan konsep mengenai jarum penunjuk jam yang disimulasikan dengan menggunakan kaki dalam kegiatan ini. 

    Pendidik juga dapat melihat kerjasama dan sikap peserta didik dalam bekerja kelompok. Ketika peserta didik dapat menunjukkan waktu yang ditanyakan dengan menggunakan kakinya sebagai jarum jam pendek dan panjang, pendidik dapat menyimpulkan bahwa peserta didik tersebut telah memahami konsep tentang waktu. 

    Saat peserta didik menjelaskan bagaimana mereka menentukan posisi kaki untuk menetapkan waktu yang ditanyakan, pendidik mendapatkan informasi tentang kedalaman pemahaman konsep yang dimiliki peserta didik. 

    11. Papan Bicara

    Papan bicara merupakan papan tulis kecil yang terbuat dari papan triplek melamin kecil atau karton berukuran sekitar 40 x 60 cm yang bisa dibawa kemana-mana serta ringan. 

    Papan bicara menjadi media peserta didik atau siapapan untuk menulis menggunakan spidol /kapur tergantung jenis papan bicaranya, dalam menyampaikan ide, gagasan dan pendapat dengan tulisan yang singkat dan padat sehingga papan bicara ini menjadi  alat komunikasi yang efektif.

    Bagaimana penggunaan papan bicara dalam pembelajaran dan penilaian formatif ? bisa sobat cek selengkapnya pada : Penggunaan papan bicara dalam pembelajaran dan penilaian formatif

    12. Kuis Kontruktif

    Untuk menilai perkembangan peserta didik dalam penguasaan kompetensi, pendidik dapat memberikan kuis konstruktif. Kuis ini diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. 

    Kuis konstruktif tidak hanya memberikan umpan balik bagi pendidik, tapi juga bisa membantu peserta didik merefleksikan penguasaan mereka atas kompetensi yang dipelajari.  

    Untuk penilaian formatif dengan teknik kuis konstruktif ini, peserta didik diminta membuat lembar jawab dengan model seperti disajikan di bawah ini. 


    Untuk menilai perkembangan peserta didik dalam penguasaan kompetensi, pendidik dapat memberikan kuis konstruktif. Kuis ini diberikan selama proses pembelajaran berlangsung.   Kuis konstruktif tidak hanya memberikan umpan balik bagi pendidik, tapi juga bisa membantu peserta didik merefleksikan penguasaan mereka atas kompetensi yang dipelajari.    Untuk penilaian formatif dengan teknik kuis konstruktif ini, peserta didik diminta membuat lembar jawab dengan model seperti disajikan di bawah ini.

    Setelah peserta didik selesai menuliskan jawaban mereka, pendidik meminta peserta didik menyerahkan lembar jawab bagian kiri, dan memegang lembar jawab bagian kanan. Selanjutnya pendidik mengajak peserta didik bersama-sama memeriksa jawaban.  

    Berdasarkan jawaban peserta didik terhadap pertanyaan pada kuis, pendidik dapat menentukan status setiap peserta didik dalam kaitannya dengan target pembelajaran (penguasaan materi/kompetensi) dan langsung memberikan umpan baliknya. Demikian juga dengan para peserta didik, dapat dengan cepat menilai 

    13. Penugasan

    Penilaian formatif dapat dilakukan pendidik dengan cara memberi tugas yang dapat dikerjakan peserta didik sebagai pekerjaan rumah (PR). Tugas tersebut dapat dikerjakan secara individu atau kelompok. 

    Dari hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh peserta didik, pendidik dapat mengetahui perkembangan peserta didik dalam menguasai materi/kompetensi secara kelompok atau individu. 

    Selanjutnya pendidik memberi umpan balik dan merancang pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

    14. Daftar Cek

    Daftar cek kelas merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai pemahaman peserta didik selama satu bab pembelajaran. Sebelum memulai satu bab baru, pendidik membuat daftar semua keterampilan yang perlu dikuasai oleh peserta didik. 

    Dalam tabel, daftar nama peserta didik ditulis di sebelah kiri dan keterampilan pada bagian atas. Tabel dipasang pada papan dan di letakkan di tempat yang mudah dijangkau. 

    Selama peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran, pendidik mengamati dan memberi tanda centang pada keterampilan yang ditunjukkan oleh peserta didik dengan tingkat kemahiran yang diinginkan. 

    Berikut ini adalah contoh daftar cek untuk kelas berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.  


    isi Sesuai 
    dengan Topik
    Terdapat pembuka
    isi, dan Penutup
    Gagasan
    Runtut
    Berbicara
    dengan lancar
    Suara terdengar
    Cukup Keras
    Siswa A
    Siswa B
    Siswa C
    Dst

    15. Jawaban Bersama

    Pendidik dapat meminta peserta didik untuk menjawab serangkaian pertanyaan secara bersama-sama. Apabila pendidik ingin mengetahui tingkat pemahaman peserta didik secara cepat. 

    Dengan memperhatikan jumlah dan isi jawaban peserta didik dengan seksama, pendidik akan mendapat gambaran apakah peserta didik telah memahami dengan baik apa yang peserta didik pelajari di kelas.  

    Selain itu, jawaban bersama mendorong semua peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses penilaian. 

    16. Contoh dan Bukan Contoh

    Contoh dan bukan contoh sebagai teknik ke 16 dari 24 jenis teknik penilaian formatif, dimana pendidik meminta peserta didik untuk memberikan contoh dan bukan contoh dari sebuah topik yang sedang dibahas. 

    Contoh dan bukan contoh memberikan informasi pada kita (guru) bagaimana tingkat pemahaman peserta didik. 

    Misalnya, selama pembelajaran tentang sumber-sumber energi, peserta didik diminta memberi contoh sumber energi terbarukan dan contoh bukan energi terbarukan. 

    Selama peserta didik mempelajari suatu bab tentang campuran dan senyawa dalam pelajaran IPA, peserta didik diminta untuk memberi contoh dan bukan contoh campuran, serta menjelaskan alasan mereka untuk mengkategorikan setiap contoh dan bukan contoh. 

    17. Tunjuk Lima Jari

    Ketika pendidik ingin segera mengetahui kemajuan penguasaan peserta didik di tengah-tengah pelajaran, tunjuk lima jari adalah salah satu teknik yang dapat digunakan. 

    Berikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik dan mintalah mereka menunjukkan tingkat kepahaman mereka dengan menggunakan isyarat jari. Peserta didik menunjukkan satu jari jika mereka masih tidak yakin apakah mereka memahami suatu materi dan memerlukan tambahan penjelasan. 

    Jika mereka merasa sudah mulai memahami materi tersebut, mereka bisa menunjukkan tiga atau empat jari. Peserta didik yang sepenuhnya telah memahami materi menunjukkan lima jari. 

    Dengan cara ini pendidik memperoleh informasi mengenai kemajuan penguasaan peserta didik terhadap materi dan memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran.  

    18. Menyebutkan hal-hal yang sudah dipelajari

    Pada pertengahan pembelajaran suatu bab, pendidik dapat meminta peserta didik membuat daftar materi yang telah mereka pelajari dalam bab tersebut. 

    Pendidik kemudian mengumpulkan dan membaca daftar-daftar tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang sampai mana peserta didik menguasai materi tersebut. 

    Pendidik dapat mencermati bagian-bagian yang masih belum dipahami sehingga dapat diperbaiki secara langsung atau pada pertemuan berikutnya. 

    19. Uraian Singkat

    Uraian Singkat adalah teknik penilaian formatif yang cepat dan memungkinkan pendidik untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik dalam suatu topik pembelajaran. 

    Pendidik memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik dan meminta mereka menjawabnya. Kemudian pendidik menjelaskan bahwa mereka mempunyai waktu yang sangat singkat (biasanya satu menit) untuk menuliskan jawaban mereka. 

    Untuk itu, pendidik harus memastikan bahwa pertanyaan yang disampaikan dapat dijawab dalam waktu singkat. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dapat membuat peserta didik merefleksikan penguasaan materi dan menghubungkannya dengan kehidupan mereka masing-masing. 

    Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat meliputi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki proses kognitif baik tingkat rendah maupun tingkat tinggi. 

    20. Resume/Ringkasan singkat

    Pendidik meminta peserta didik untuk membuat ringkasan singkat dari materi yang telah mereka pelajari akan memberikan informasi mengenai pemahaman peserta didik mengenai materi tersebut. 

    Kedalaman ringkasan-ringkasan yang dibuat peserta didik akan menunjukkan tingkat pemahaman mereka mengenai materi tersebut dan memberikan arah untuk rencana pembelajaran selanjutnya

    21. Pertanyaan dengan jawaban terbuka

    Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka memungkinkan pendidik untuk menentukan perkembangan capaian belajar peserta didik. Pendidik memberi pertanyaan yang tidak bisa dijawab hanya dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ atau jawaban satu kata lainnya. 

    Pertanyaan terbuka mengharuskan peserta didik berpikir tentang jawaban mereka dan menggunakan pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai sebuah topik dalam jawaban mereka. Pertanyaan-pertanyaan dengan kata ‘mengapa’ sering mendorong pemikiran yang lebih mendalam. 

    Berikut ini beberapa tulisan yang layak sobat GS telaah seputar pertanyaan dan bertanya :

    22. Problem Solving (Memecahkan masalah)

    Problem Solving sebagai teknik ke 22 dari 24 Jenis Teknik Penilaian Formatif, dimana pendidik menunjukkan sebuah masalah kepada peserta didik secara individu atau kelompok dan meminta mereka memecahkannya. Peserta didik dapat menyatakan jawaban/solusi terhadap masalah secara lisan atau tertulis. 

    Jawaban/solusi mereka dapat menunjukkan tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang sedang dipelajari. Jawaban/solusi yang dikemukakan peserta didik memberikan petunjuk tentang jenis kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan pada pelajaran selanjutnya

    23. Kartu Jawaban

    Jenis ke 23 dari 24 jenis teknik penilaian formatif ini adalah kartu jawaban. Ada banyak kegunaan kartu jawaban di dalam kelas. Pendidik memberikan sebuah pertanyaan dan meminta peserta didik untuk menjawab dengan mengangkat kartu jawaban mereka. 

    Kartu jawaban yang paling umum adalah pertanyaan dengan jawaban ‘YA’ atau ‘TIDAK’. Peserta didik diberi dua macam kartu jawaban. Satu kartu dengan kata ‘YA’ dan lainnya dengan kata ‘TIDAK’. 

    Setelah diberikan satu pertanyaan, peserta didik menjawab dengan mengangkat kartu jawaban mereka. Pendidik mencermati seluruh kelas dengan singkat, dan memberikan penilaian terhadap pemahaman mereka

    24. Pertanyaan-pertanyaan yang di buat para pelajar.

    Jenis teknik penilaian formatif ke 24 ini, meminta peserta didik untuk membuat pertanyaan dan menuliskan kemungkinan jawabannya. Peserta didik harus memikirkan pertanyaan apa yang akan menunjukkan pemahaman mendalam mengenai suatu topik. 

    Ketika peserta didik telah selesai membuat pertanyaan dan menulis jawaban, pendidik meminta mereka mengumpulkannya, kemudian pendidik membaca pertanyaan-pertanyaan dan jawabanjawaban tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana peserta didik menguasai sebuah topik. 

    Pendidik menggunakan pertanyaan pemulai sebagai pembuka diskusi kelas atau mintalah peserta didik bertukar lembar pertanyaan yang mereka buat. Peserta didik kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mengembalikannya kepada peserta didik pembuat pertanyaan yang dinilai. 

    Peserta didik umumnya senang berperan sebagai pendidik. Doronglah peserta didik untuk memberikan masukan yang positif dan deskriptif kepada temannya yang telah menjawab pertanyaan-pertanyan yang mereka buat. 

    Semua teknik penilaian formatif di atas, sebetulnya merupakan teknik-teknik penilaian berbasis kelas yang dapat dimasukkan dalam kategori penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian sikap, atau penilaian kinerja (praktik, produk, proyek, dan portofolio) yang sifatnya lebih  sederhana, tidak harus dilakukan secara formal dengan alat ukur atau instrumen yang standar seperti pada penilaian sumatif, dan pelaksanaannya terintegrasi dengan pembelajaran. 

    Hasil penilaian sebagian besar dilakukan melalui proses observasi yang perlu langsung ditindaklanjuti dengan cara memberikan umpan balik kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. 

    Penutup

    Demikian 24 Jenis teknik Penilaian formatif yang guru wajib tahu untuk dipilih yang terbaik sesuai situasi dan kondisi peserta didik, mata pelajaran,  satuan pendidikan dan lain sebagainya.

    Semoga bermanfaat

    • Bagaimana cara melakukan penilaian formatif?
    • Apa saja bentuk penilaian formatif?
    • Apa itu penilaian formatif dan sumatif?
    • Apa yang dimaksud tes formatif?
    • format penilaian formatif
    • instrumen penilaian formatif dan sumatif
    • jenis penilaian formatif
    • contoh penilaian formatif dan sumatif
    • contoh penilaian formatif pdf
    • contoh penilaian formatif dan sumatif pdf
    • langkah-langkah penilaian sumatif
    • formatif adalah

    ADH
    ADH "Hebatnya seorang guru karena mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar" (KH Maimoen Zubair)

    Posting Komentar untuk "24 Jenis Teknik Penilaian Formatif | Guru Wajib Tahu"

    Guru Sumedang (GS) adalah praktisi Pendidikan yang berkomitmen untuk kemajuan dunia pendidikan. Artikel,Video dan atau Gambar di situs www.gurusumedang.com kadang bersumber dari media lainnya,GS akan berupaya menuliskan sumbernya, dan HAK CIPTA sepenuhnya dipegang media tersebut.